Bab 17

804 47 0
                                    

Hari-hari nila berlalu begitu saja, sekarang bahkan sudah dua Minggu terlewati masa-masa patah hatinya. Dia mulai belajar dengan tenang dan kembali seperti semula.

Dan hari ini, semua berlalu sama seperti biasanya. Dia akan bangun jam 5 pagi, setelahnya mandi, lalu shalat subuh, kemudian berangkat ke sekolah setelah selesai sarapan dan bermain drama dengan Nino.
Semua berlalu begitu terus-menerus.

" Huuuuuh,,," nila menghela nafas lelah.

Mendengar helaan nafas nila, Kesya mengernyitkan alisnya bingung. Kenapa nila tiba-tiba menghela nafas yah?

" Lo sakit lagi?" Tanya Kesya.

Nila mendengus sebal. Apa pertanyaan yang ada di otak si Kesya cuma sakit, sakit, dan sakit?

" Gue sehat kes, sangat sehattttt!!!"

" Terus kok kelihatan lesu gitu? Mikirin siapa sih? Si Rian lagi? " Tanya Kesya bertubi-tubi.

Nila memandang Kesya tajam. Siap menerkam gadis itu karena sangat berani menyebut nama orang yang paling dia benci. Tapi bukannya takut, Kesya malah terus merocos.

" Lo kan udah gue bilang move-on nillll... Itu si Kevin bucin banget sama Lo... Terima aja udah. Ngapain mikirin si Rian lagi, gak ingat Lo kejadian waktu Senin?" Kesya merocos panjang sambil menggigiti kukunya. Dia tak sadar bahwa tatapan tajam milik nila kini sudah menyendu.

Nila bungkam, bibirnya terasa Kelu untuk membalas cerocosan Kesya.
Ingatan nya mulai berputar, berputar ke hari dimana dia menjadi sangat membenci laki-laki yang bernama 'Rian' itu.

-flashback-

Hari Senin adalah hari yang paling-paling menyebalkan. Entah karena alasan apa? Tapi hari Senin merupakan hari Kramat semua umat.

Nila berjalan lesu menuju kelas, hari ini adalah hari ke 8 dia memegang status "jomblo ngenes". Kabar putusnya dia dengan Rian sudah sampai ke telinga orangtuanya dan orangtua Rian.

Bahkan Tante ayu sempat mendatangi nya untuk meminta maaf atas kekejaman anak lelakinya.
Tapi nila hanya diam dan tersenyum. Hanya anggukan dan gelengan yang dia berikan pada ayu kali itu. Dia benar-benar tidak tau harus bagaimana.

Dan hari ini? Hari ini dia merasa benar-benar sial. Muka lesunya tak hilang-hilang juga. Padahal waktu sudah berlalu 8 hari. Bukannya harusnya dia sudah biasa saja?

Dia terus melangkah dengan pandangan yang fokus ke bawah. Menatapi lantai terasa lebih menyenangkan ternyata. Sampai dimana tiba-tiba dia merasa terhempas begitu saja.

BUGH

Nila terbaring dengan tatapan kosong. Rasanya begitu tiba-tiba, sampai dia bingung harus merespon bagaimana.

Hingga akhirnya dia tersadar setelah mendengar suara yang dia benci sekaligus rindukan selama beberapa hari ini.

" Kamu gak kenapa-napa kan?" Rian mengulurkan tangannya kehadapan wajah nila.

Nila diam, dia fokus memandangi tangan besar itu.

"Ahhhhh, rasanya udah lama gak di genggam..." Pikirnya.

" Kamu gak mau bangkit?"

Suara Rian mengalun lagi dengan sangat lembut. Membuat nila semakin mati rasa. Hingga,,,

" AWWWWWWWWW" nila menjerit kesakitan saat Rian mencubit tangannya kencang. Dia mulai bangkit berdiri.

" Akhirnya sadar." Rian menghela nafas lega.

Nila mendengus kesal, matanya membulat tajam.

" Apasih cubit-cubit?" Ucap nila ketus.

Rian terdiam, memandangi wajah nila dalam. Rasa rindu nya akhirnya terbalaskan.

" Aku pikir kamu kenapa-napa... Soalnya ditanyain gak jawab."

Nila menggelengkan kepalanya. Mencoba menguasai diri.

" Awas, aku mau ke kelas." Ucap nila.

" Tapi kamu beneran gak apa-apa kan? Aku gak sengaja nabrak kamu tadi."

Rian memang tidak sengaja menabrak nila. Sebenarnya, tadi dia hanya ingin menyenggol gadis itu agar tak menunduk, tapi sialnya senggolan nya malah membuat nila jatuh.

Nila menggeleng. Dia tidak mau mengeluarkan kata-kata lagi. Rasanya dia ingin menangis jika harus berkata-kata lagi.

" Aku anterin ke kelas yah?" Rian terus mencari celah untuk mencurahkan rasa rindunya.

Nila menggeleng lagi. Matanya mulai memanas.

" Kita udah putus, jadi gak usah sok perduli!" Tandas nya pedas.

Rian terdiam kaku. Kata-kata nila membuat jantungnya berdetak lemah.
Dia merasa sangat sesak dan ingin mati saat itu juga.

" Kamu yang mutusin aku kalau kamu lupa."

" Kamu yang bilang kalau kamu mau putus"

" Kamu juga yang bilang kalau kamu udah gak bisa jalanin hubungan ini lagi karena kamu udah gak cinta sama aku lagi!!!"

" Kamu ingat kata-kata ini?"

Nila menghembuskan nafasnya. Memejamkan matanya erat. Lalu melanjutkan Kalimat terakhir nya.

" Habis ninggalin rasa sakit, kamu datang seolah-olah gak ada ngelakuin apapun."

Rian kian menyendu, kata-kata nila membuat nya mati rasa.

" Aku rasa kalimat itu cocok buat kamu." Nila mengusap air matanya yang menetes. Melihat Rian yang diam saja, dia mulai melangkahkan kakinya pergi meninggalkan pria itu.

Rian tetap diam. Bahkan setelah nila pergi meninggalkan nya dia tetap diam. Kenapa setelah 8 hari berpisah, rasa rindu dan sesal nya baru datang?

-flashback of-

Kesya terus menggoyangkan tangannya di hadapan nila. Sudah 10 menit dan nila tetap tak merespon. Sangkin kesalnya dia akhirnya memajukan tangannya mencubit gadis itu.

" Awwww, sialan!!! Siapa yang nyubit gue????" Nila tersadar dan langsung memandang Kesya tajam.

" Pasti elo kan kes? Cuman Lo yang ada di depan gue sekarang!!"

Kesya meringis. Kemudian mulai mengambil ancang-ancang untuk berlari. Hingga,

" KESYA!!!! JANGAN LARI LOOOO!!!" Nila ikut mengejar Kesya yang sudah melarikan diri ke arah kantin.





__________________________

HOLLLAAAA!!!!

AKU UDAH UPDATE LAGI NIHHHH...

JANGAN LUPA VOTE NYA YAH!!!!


LOVE YOU ALLLLLLLL*

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang