Bab 5

1.2K 56 2
                                    

Nila terus tersenyum memandangi handphone nya. Mengingat apa yang sudah terjadi pagi ini. Saat tiba-tiba Rian menghimpit nya di dinding, mendekatkan wajahnya, lalu ahhhh benar-benar indah...

" Nila Permata! Kamu kenapa senyum-senyum?" Tegur buk Risa.

Bukannya menjawab nila malah terus tersenyum menunduk memandangi handphone nya. Dia sudah terbang ke awang-awang.

"NILA PERMATA!!!"  Murka buk Risa.

Mendengar teriakan itu nila seketika tersadar. Dia langsung mengangkat kepalanya. Mendorong laci meja untuk menyembunyikan handphone nya. Lalu menunduk takut.

" Maaf buk." Lirih nila.

" Kamu kenapa? Tidak biasanya kamu tidak fokus. Ada apa di laci meja kamu?" Cerca buk Risa.

" Maaf buk. Saya teringat badut di ulang tahun Abang saya buk" jawab nila asal.

" Badut? Kamu mikirin badut saat belajar biologi? Kamu pikir saya melawak di depan ini?" Buk Risa kian meledak.

" Maaf buk, maaf... Tadi tiba-tiba terlintas dipikiran saya buk. Maaf buk" nila mulai menangis, dia ketakutan.

" Kamu keluar kelas saya! Lari lapangan sampai jam pelajaran saya selesai!" Amuk buk Risa.

Nila hanya bisa pasrah. Dia menunduk dan mulai melangkah keluar kelas. Teman-temannya ingin membantunya, tapi buk Risa sangat pemarah. Jadi mereka tak bisa apa-apa.

Nila berjalan di koridor menuju lapangan. Dia terus menundukkan kepalanya. Mencoba menahan air matanya yang ingin tumpah.

" Eh itu pacar Lo bukan?" Tanya bian.

" Eh nila, ngapain yah dia?" Heran Rian.
Pasalnya ini kan masih jam belajar. Nila sedang apa diluar kelas?
Saat ingin menghampiri nila, langkah nya terhenti saat gadis itu malah menuju ke arahnya.

Menginjak lapangan, nila mendongakkan kepalanya. Dia terkejut melihat Rian sudah berdiri  memandang nya heran.

" Ahhh mati gue" lirih nila.
Dia kemudian memutar kakinya melangkah ke arah berlawanan.

" Eh tunggu!" Rian mengejar nila, kemudian memutar tubuh gadis itu untuk menghadap padanya.

" Eh Rian! Kamu ngapaindisini? Panas loh ini? Mending makan es buk Ririn aja dikantin,  enak lohhh" nila bicara cepat tanpa jeda.

Rian mengernyitkan alisnya. Memandang nila tajam.

" Kamu ngapain disini? Kok gak dikelas?" Tanya Rian tegas.

Bibir nila terbungkam. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia sangat malu jika harus mengakui kalau dirinya dihukum berlari lapangan karena ketahuan sedang melamun di kelas.

Melihat nila menunduk menggigiti bibirnya. Rian maju mendekat dan meraih dagu nila. Membuat mata hitam nila memandang pada mata coklatnya.

" Kamu dihukum?" Tembak Rian tepat.

Nila menganggukkan kepalanya.

" Iyahhh..." Cicit nya kecil.

Rian menyentil kepala nila pelan. Kemudian tertawa kecil.

" Ngapain sih sampai bisa dihukum?" Tanya Rian jahil.

" Ihhhh kamu jahat." Kesal nila.
Dia mengelus kepalanya yang disentil Rian. Lalu memajukan bibirnya kesal.

" Uhhh sayanggggg..." Rian tersenyum lebar. Mengerakkan tangannya mengelus kepala nila.

" Aku tuh melamun tadi" jelas nila.

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang