Bab 31

736 39 0
                                    

Rian meringis saat kapas itu lagi-lagi menyentuh bibirnya. Mana yang katanya alkohol itu dingin? Alkohol malah membuat lukanya terasa semakin perih.

" Awww, pelan-pelan..."

Rian meringis Pilu, membuat gadis dihadapannya mendesah lelah karena perasaan kesal juga cemas melihat keadaan pemuda itu.

" Makanya jangan sok adu tonjok, bonyok kan?"

Rian mendelik,
" Kalau gak ikhlas mending balik aja sana..."

Gadis dihadapannya tetap duduk meresapi kegiatannya mengobati luka Rian. Dia terus fokus menekan bibir itu dengan kapas.

Rian tiba-tiba tersenyum miring,
" Ngomong-ngomong kok kamu milih aku? Kan yang pacar kamu Dino? Tanya nya jahil.

" Hmmm."

Rian mengernyit heran,
" Hmm gimana? Iya apa enggak?"

" Hmmm."

" Hmmm, hmm aja dari tadi. Sariawan kamu?"

" Diem deh!"

Rian mendelik kesal,
" Apaan sih? Ini yang luka-luka aku, Bukan kamu. Kenapa kamu yang malas ngomong jadinya?"

Nila membanting kotak P3K dengan kencang. Emosinya yang sedari tadi tertahan dalam tubuhnya mulai bergerak keluar.

" Kalau tau bibirnya lagi luka harusnya diam! Jangan banyak bacot!"

Rian terkejut hingga hampir terjungkal kebelakang. Baru kali ini melihat gadis itu benar-benar marah.
Dia bahkan tak sanggup untuk membuka mulutnya lagi.

" Diem dari tadi kan enak."

Selesai mengobati luka Rian, nila merapikan kembali alat-alat kedalam kotak P3K lalu menyimpannya kedalam lemari Kembali.

" Ayo balik!"

Rian mengangguk kecil, tangannya meraih tas lalu terseok-seok mengikuti gadis yang sudah berjalan beberapa langkah didepannya.

" Lama banget sih jalannya?"

Rian terdiam kaku, matanya melirik takut kearah nila yang tampak sangat garang.

Nila yang sebenarnya tak tega tapi tak mau ketahuan berpura-pura tegas dan marah pada Rian.

" Cepet sini aku pegang."

Rian menurut begitu saja, pemuda itu melangkah tertatih menghampiri nila.

" Sini tas nya biar aku yang bawa."

Rian lagi-lagi memberikan tas nya tanpa penolakan.

" Kamu naik mobil tadi?"

Rian mengangguk singkat.

" Kok jadi diem sih? Aku tanya itu dijawab!"

Kali ini Rian mendongak dan memandang tajam gadis dihadapannya.

" Kenapa sih? Kamu marah? Kesel? Yaudah pergi aja kalau gak ikhlas nolong aku."

Nila mendelik kesal,
" Aku tuh gak suka lihat kamu luka-luka gini. Ngerti gak sih?"

" Kamu kan yang tadi suruh aku diem? Terus aku diem kamu marah-marah. Kamu maunya apa?"

Emosi nila kian terpancing.
" Aku benci sama kamu! Kamu tau? Aku tuh mau pergi aja tadi ninggalin kamu sendirian biar mati sekalian! Tapi bodohnya aku malah lari balik kebelakang cuma buat mastiin kamu gak kenapa-napa."

" Buat apa kamu ngelakuin hal itu? Karena kasihan?"

Nila menggeram marah, tangannya langsung meraih lengan Rian dan menarik paksa pemuda itu menuju parkiran.

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang