Nila menggeliat pelan. Menutupi matanya dari sinar matahari yang sangat menyilaukan. Memandang ke sekeliling kamar, dia mendecak kesal.
" Bego banget sih Nill... Malah ketiduran di kamar Rian... Sampai papa tau, habis Lo nilll!!!" Nila menarik-narik rambut nya kesal.
Merasakan kepalanya yang sudah sakit karena rambut nya yang dia tarik kencang. Nila lalu bangkit menuju kamar mandi. Mencuci muka nya sebentar kemudian keluar kamar mencari keberadaan Rian.
Mengedarkan pandangannya dia tak mendapati Rian atau siapapun. Ruang tamu dan dapur nampak kosong.
" Kemana yah penghuni rumah ini? Masa Iyah gue ditinggal? Apa Rian lupa gue masih dirumahnya?" Kesal nila.
Ingin melangkah kembali ke kamar, bibi pembantu di rumah Rian telah menghampirinya lebih dulu.
" Non nila, mas Rian ada di ruang keluarga non... Tadi bibi disuruh bilangin ke non, kalau udah Bagun disuruh langsung ke ruang keluarga aja..." Jelas bi Siska.
" Ah Iyah bi, nila ke atas dulu kalau gitu..." Nila naik kembali ke lantai dua. Dalam hati bertanya-tanya kenapa Rian memintanya datang ke ruang privat seperti ruang keluarga.
Nila berhenti di depan pintu besar berwarna hitam. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya pelan.
" Aish, kenapa sih gue harus selalu grogi mau buka pintu doang?" Rutuk nila.
Tepat sebelum dia meraih gagang pintu, pintu tersebut telah dibuka lebih dulu. Memunculkan sosok gadis kecil yang sangat cantik.
" Kak nilaaaaaa, ayoooo udah ditungguin lohhhh..." Raisa menarik tangan nila lalu menutup pintu.
Nila yang masih sedikit grogi hanya bisa pasrah saat Raisa menyuruh nya duduk di samping Rian yang sudah tersenyum lebar melihatnya.
Saat memandang ke depan dia tersenyum kecil pada ayu dan leo lalu mengucapkan sapaan selamat pagi.
" Pagi Tante, om, Raisa..." ucap nila.
Rian yang mendengar sapaan dari nila hanya tersenyum kecut. Kenapa nila tak menyapa nya juga?
" Kenapa aku gak di kasih ucapan selamat pagi?" Kesal Rian
" Pagi sayang..." Balas ayu lembut.
Ayu tertawa kecil melihat Rian yang tampak merajuk." Udahlah Rian, kamu kan udah tidur sekamar kemarin... Kurang apa lagi sihhh?" Tanya leo jahil.
" Papa,,, kenapa malah godain aku??" Lirih Rian.
Nila hanya diam menunduk kan wajahnya yang sudah memerah menahan malu.
" AHAHAHAHA... " Leo tertawa senang.
" Masss, udah ah... Nila udah malu tuh..." Tegur ayu
Leo meredakan tawanya. Menahan senyum lalu menggerling jahil pada anak laki-lakinya.
" Udah ah, aku mau antar nila balik dulu kerumahnya..." Rian meraih tangan nila. Membawa nila keluar meninggalkan papa dan mamanya yang tertawa senang karena berhasil menggoda mereka.
" Kita makan dulu yah sayang, baru aku antar kamu pulang..." Rian melirik ke arah nila yang masih menunduk. Terkekeh geli melihat gadis itu yang tampak memerah.
" Ihhhh, kamu ngetawain akuuu!!" Nila mencubit pinggang Rian kencang.
" AW, AW, AW, SAKIT YANGGGG..." teriak Rian keras.
Nila semakin membuatku cubitannya... Membuat Rian kian merintih kesakitan.
" YANGGG,UHHHHH, UDAH-UDAH... AKU GAK ADA NGETAWAIN KAMU YANG... BENERAN!!!" Rian terus berteriak kencang.
Melihat Rian yang mulai benar-benar kesakitan, nila melepaskan cubitannya. Lalu mengelus pinggang Rian lembut.
" Kamu kebiasaan yah sayang... Cubitan kamu tuh sakit tauuuk!" Rian memajukan bibirnya kesal. Ingin memaki gadis disampingnya, tapi dia tidak mau ambil resiko. Akhirnya dia hanya diam saja dan pura-pura merajuk.
Sedangkan nila hanya tertawa-tawa senang, dia terus mengusap pinggang Rian lembut, tak memperdulikan laki-laki itu yang kini sedang merajuk.
" udah ahhh, lepasin tangannya..." Kesal Rian.
" Enggak ahhh, gak mauuuu..." Nila terkekeh geli.
" Habis ninggalin rasa sakit, kamu datang seolah-olah gak ada ngelakuin apapun." Ucap Rian tegas.
Nila terdiam, lalu melepas tangannya dari pinggang rian.
Kenapa kata-kata yang Rian ucapakan membuat hatinya berdenyut sakit?Rian menautkan alisnya bingung. Apa nila salah mengartikan ucapannya? Dia kan hanya bercanda dan tidak benar-benar marah.
" Sayang!" Tegur Rian.
Nila tetap diam. Matanya terpejam, sementara tangannya terus mengelus dadanya pelan. Seolah-olah menenangkan diri dari rasa sakit yang luar biasa.
Rian maju meraih tangan nila. Membuat nila tersentak lalu memandang wajah nya.
" Kamu kenapa?" Tanya Rian.
Bibir nila tetap terbungkam. Lidahnya kelu untuk mengucapkan kata-kata.
Rian semakin memajukan wajahnya. Menipiskan jarak antara keduanya. Memandang mata nila dalam.
" Aku cuma bercanda tadi... tapi kenapa reaksi kamu berlebihan?"
Nila mengerjapkan kedua matanya.
Lalu menggeleng pelan." Ahhh, enggak kenapa-napa... " Cicit nila.
" Kamu bohong!" Tegas Rian.
Nila mendengus sebal, memutar otak nya keras untuk mencari jalan keluar.
" Kamu tau kan kalau aku gak serius bilang itu tadi?" Lirih Rian.
Rian memandang nila sendu. Apa gadisnya salah mengartikan maksudnya.Nila mengangkat tangan nya menyentuh pipi Rian. Tersenyum kecil lalu mencubit hidung Rian gemas.
" Aku tau kamu bercanda, kamu kan gak mungkin bisa marah sama aku..." Nila menggerlingkan matanya.
" Terus kenapa tiba-tiba diam?" Rian terus menuntut penjelasan dari sikap nila yang tampak tak biasa.
" Aku gak papa sayang, tadi cuma tiba-tiba kram.." jelas nila sungguh-sungguh.
Rian mengembuskan napas lega. Meraih tangan nila lalu melangkah menuju ke dapur.
" Aku pikir kamu kenapa-napa tadi... " Ucap Rian pelan.
Nila mengelus lengan Rian.
" Aku gak kenapa-kenapa sayang... Beneran..."
" Yaudah kita makan dulu sekarang..." Ucap Rian.
Mereka berdua lalu menikmati makanan masing-masing...
Rian terus memandang nila yang menunduk fokus memakan makanannya. Dia merasa ada sesuatu yang aneh pada nila. Tapi apa????
KAMU SEDANG MEMBACA
' MANTAN JADI SUAMI '
RomanceNila adalah seorang gadis cantik yang memiliki kisah cinta unik. Berbagai pelajaran dia dapatkan dari setiap hubungan yang ia jalani. Sampai suatu saat, dia dihadapkan pada dua pilihan sulit. Bertahan atau memulai dengan yang baru? Lalu, siapakah l...