Bab 9

792 43 1
                                    

Malam ini adalah malam Minggu. Nila dan Rian akan menonton film horor malam ini.

" sayang aku gak ada baju item ihhh," kesal nila. Dia mengarahkan kamera nya ke tumpukan baju-bajunya yang berserak di atas tempat tidur.

" Astaga, makanya dibilang gak usah kapel-kapelan yangggg..." Gerutu Rian.

" Ihhh, kamu nyalahin aku?" Ucap nila sengit.

" Kan emang kamu yang salah." Kesal Rian.

" Udah sekarang pakai baju yang mana aja, kalau enggak mau juga, mending gak usah pergi!!" Tegas Rian.
emosinya sudah sampai di ubun-ubun meladeni nila yang bertingkah tak jelas sedari tadi.

" Yaudah aku pakai baju merah aja..." Ucap nila.

" Gitukan dari tadi enak... Udah aku jemput setengah jam lagi. Harus udah siap. Gak usah dandan- dandan!!!" Rian mematikan sambungan video call dengan kesal.
Melirik jam dinding Rian tak tahan  untuk tak mengumpat. Mereka harusnya sudah berangkat dari jam 5 sore tadi. Tapi nyatanya? Sekarang bahkan sudah jam 7 malam.

" Untung sayang. Kalau enggak? Udah gue bejek-bejek juga." Ucap nya sebal.

Rian mengambil kunci mobil dan jaketnya. Turun kebawah menghampiri mama dan Raisa yang sedang menonton TV.

" Ma, aku berangkat dulu..." Rian menyalim mamanya lalu memberi kecupan ke pipi Raisa yang ternyata sudah tertidur.

" Hati-hati yah nak... Jangan ngebut-ngebut..." nasehat ayu.

" Iyah ma..." ucap Rian.



Setengah jam kemudian dia sudah sampai dirumah nila. Dia dapat melihat nila yang sudah berdiri di depan pagar menunggunya. Memberhentikan mobilnya, dia lalu turun menghampiri kekasihnya itu.

" Aku pamit ke dalam dulu yah!" Ucap Rian.

" Enggak usah, tadi udah aku bilangin kok." Jawab nila.

" Beneran gak usah?" Tanya Rian lagi.

Nila tak menjawab, dia meninggalkan Rian dan masuk ke dalam mobil.

Rian mendengus sebal. Kenapa malam ini nila begitu menyebalkan. Rian menolehkan kepalanya pada satpam yang berjaga kemudian tersenyum sopan. Dia masuk kedalam mobil dan mulai menghidupkan mobilnya. Lalu Membawa mobilnya dengan santai.

" Sayang, nanti kita nonton horor kan?" Tanya nila.

" Terserah kamu sayang, aku ngikut aja..." Jawab Rian.

" Eh Iyah sayang, kamu tau gak?" Tanya nila lagi.

" Enggak..." Jawab Rian cepat.

" Ihhhh belum kelar aku ngomongnya... Kamu nyebelin yahhh!!!"  Nila mengamuk kemudian mencubit lengan Rian kesal.

" Astagaaa sayang, jangan cubit-cubit dong... Sakit tauuu!!!" Gerutu Rian.

" Udah ah, males!!!" Nila memalingkan wajahnya ke arah luar. Melipat tangannya di dada dan memajukan bibirnya kesal.

Rian hanya diam saja. Membiarkan nila kesal. Toh nanti nila akan menempel lagi padanya.

Sampai di mall mereka langsung bergegas naik ke lantai tujuh. Memesan tiket kemudian masuk kedalam bioskop.

" Yang kok duduk sebelah situ?" Tanya Rian kesal.

" Bedanya disini sama disitu apa sih?" Kesal nila.

" Pindah!" Tegas Rian.

Karena tak ingin berdebat panjang, nila memutuskan untuk pindah menjadi disebelah kiri dan Rian disebelah kanan.
Tak lama kemudian seorang laki-laki muncul dan duduk di samping Rian. 

' pantes marah-marah gue duduk disitu' gerutu nila dalam hati.
Dia melirik Rian yang tetap bermuka datar. Tak ingin membuat laki-laki itu semakin marah, nila mengatupkan bibirnya diam.

" Handphone kamu mana?" Ucap Rian datar.

Nila merogoh tas nya. Mengambil handphone lalu memberikan nya pada Rian.

" Mau ngapain?" Bisik nila.

Rian tak menjawab, dia hanya melirik sekilas pada nila. Setelah selesai memeriksa handphone nila dia mengembalikan nya pada nila lagi.

Nila merasa ada yang berbeda pada Rian. Pemuda ini tak biasanya sediam ini. Apa dia masih kesal karena masalah tempat duduk? Atau masalah baju?
Karena tak sanggup untuk terus diam. Nila memutuskan untuk mencairkan keadaan yang terasa canggung itu.

" Sayangggg..." Nila menyenderkan kepalanya ke bahu Rian, lalu memeluk lengan pemuda itu.

" Hmm"

" Kamu marah sama aku yah?"

Rian memandang nila. Mengacak-acak rambut pacarnya gemas.

" Enggak sayang..." Ucap Rian.

" Terus kenapa diam aja?"

" Enggak tau juga, aku gak mood aja tiba-tiba..." Jelas Rian.

" Aku minta maaf yah yang... Pasti kamu kesel kan sama sikap aku?" Lirih nila.

" Enggak sayang... Kok mikir gitu sih?"

" Kalau gak kesel cium dulu dongggg.." goda nila.

Rian tertawa kecil. Mencubit pipi nila gemas.

" Udah berani goda-goda aku yahhh???" Ejek Rian.
Setelahnya dia mencium pipi kanan nila. Dan mengeratkan pelukannya.

Film horor pun mulai diputar. Suasana yang seharusnya seram sialnya malah terasa menyenangkan. Rian selalu mencuri kecupan-kecupan kecil di pipi nila, menceritakan tentang Dian yang merajuk dikelas.  Membuat  nila terus tertawa geli dan tak memperdulikan setan yang sudah muncul di layar serta teriakan heboh yang lainnya. Mereka berdua hanya sibuk dengan dunia mereka...





' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang