Bab 35

781 38 0
                                    

Kelulusan anak kelas 12 tahun ini akan dirayakan disekolah saja. Kelas 12 yang awalnya ribet menentukan tempat perpisahan terakhir, akhirnya pasrah saja saat kepala sekolah mengambil alih dan memutuskan sekolah menjadi tempat diadakannya malam perpisahan itu.

Hal tersebut kemudian menjadi bencana untuk Bian dan rekan-rekan osisnya. Mereka harus dapat sekreatif mungkin untuk memuaskan senior-senior mereka itu. Waktu berkumpul mereka pun akhirnya menipis karena event ini. Hal ini pun berdampak pada sepasang manusia yang sudah tak pernah bertukar kabar selama sebulan lamanya.

Semenjak kejadian di rooftop waktu itu, nila dan Rian mulai menjaga jarak mereka. Saat kumpul-kumpul, mereka berdua akan duduk ujung ke ujung. Saling diam tanpa perduli satu sama lain. Bahkan terkadang Rian tak ikut kumpul untuk menjauhi gadis itu. Kali ini tak ada cerita untuk kembali lagi, takkan ada usaha untuk mendekat lagi, semua berakhir. Berakhir seperti semestinya.

JDARRRRR

Peristiwa naas pun tak terelakkan lagi, seluruh manusia yang tadinya sibuk bercengkrama saling diam satu sama lain memandangi Rian yang telah terguling dengan pose yang amat sangat memprihatikan.

" WOY BANGSAT SIAPA YANG NGAGETIN GUE!"

Pemuda itu bangkit dan langsung memandang tajam manusia didepannya.

" HAHAHAHAHAHA"

Tawa Dian yang menggelagar berhasil membuat suasana sunyi kelas menjadi ramai lagi. Semua orang yang menyaksikan kejadian tergulingnya Rian mulai tertawa bahagia.

" DIAN ANJING!"

Dian mulai mengambil ancang-ancang dan langsung berlari keluar kelas. Aksi kejar-kejaran itu terus berlanjut sampai memutari seluruh penjuru sekolah. Keduanya terus berlari tanpa kenal letih demi mewujudkan tujuan masing-masing.

" BANGSAT! JANGAN KABUR LO ANAK DUGONG!"

" MAS RIAN KEJAR AKU DONG, HAHAHA"

" ANJING! GUE BAKAL BUNUH LO SEKARANG JUGA!"

Umpatan dan cacian terus terlontar dari bibir pemuda itu, dia terus berlari dengan semangat untuk membunuh sahabatnya itu.

Namun langkah nya harus terhenti kala Dian sudah berdiri sembunyi dibalik Karin. Tapi bukan hal itu yang membuatnya berhenti, melainkan gadis yang berdiri disamping Karin. Nila tampak cantik hari ini, gadis itu mengikat tinggi rambut indahnya. Mata bulatnya bersinar indah, dengan bibir mungil yang merah jambu, nila sungguh seperti bidadari yang turun dari kayangan.

" Ada pawang nya pasti ciut."

" Mana yang tadi ngumpat ngatain gue anjing?"

" Mana yang tadi mau bunuh gue?"

Rian tak menggubris Dian yang semakin gencar mengejeknya. Dia melirik nila yang tak berhenti menatapnya.

" Ngapain Mandang segitunya?"

Nila tersentak, dia tak sadar telah terlalu larut memandangi Rian.

" Eh, Enggak. Enggak ada."

" Haduhhh, kalian tuh buat gue gemes deh, tiba-tiba tuh Uda kaya pacaran, terus tiba-tiba udah kaya musuh. Kalian berdua tuh mau apa sih?"

Rian dan nila kompak diam mendengar celotehan Karin. Keduanya sibuk memandangi area sekolah untuk menghilangkan suasana yang canggung itu.

" Mereka mah suka gini Rin, dari dulu gini terus, gak maju, gak mundur."

" Apa gunanya gitu? Yah kalau mau maju yah maju. Mundur yah mundur. Jangan jadi orang pertengahan."

Dian memandang gadis didepannya dengan mata berbinar takjub.
" Karin mode Mama Dedeh nih."

Tak.
" Lo tuh diem dulu Dugong, gue lagi ngomong bener. Gue gak suka yah lihat kalian berdua kaya gini terus. Temenan yah temenan, balikan yah balikan. Jangan kaya anak kecil lagi!"

Rian mendelik,
" Tau apa sih Lo Rin?"

" Heh Rian! Gue tuh ngasihtau yang bener. Lo jangan ngebantah gue! Mau gue kutuk lo?"

Rian memilih untuk menggaguk saja. Karin dengan sifat bawelnya tak akan pernah bisa dikalahkan.

" Gue nih walaupun gak pernah suka cowok, tapi cowok-cowok tuh banyak yang ngejar gue. Gue jadi tau semuanya."

Dian mengumpat kasar,
" Gue tuh udah serius dengerin Lo kadal, kenapa ujungnya jadi gak jelas gitu dodol."

Nila mendesah lelah,
" Udah-udah, Karin balik yuk."

" Loh, kok aku gak diajak?"

Nila menggeram kesal,
" Huh, Dian ayo balik."

" Rian gak diajak?"

" Bodo' ah!"

Gadis itu berlalu pergi meninggalkan tiga manusia yang memandangnya bingung.

" Kok jadi balik sendiri dianya?"

Rian mengumpat,
" Bodo'anjing!"

Dia bergegas mengejar nila yang sudah lima meter didepannya.

" Ini kenapa kita jadi diem-dieman?"

Dian dan karin menggeleng kompak. Bingung akan kejadian yang baru terjadi.

" Nila tunggu,"

Nila berhenti, tangannya dia remas untuk menghilangkan rasa gugupnya.

" Iyah?"

Rian tersenyum kecil,
" Sebulan gak bicara sama kamu buat rindu juga ternyata."

Nila kian meremas tangannya, wajahnya terasa panas tiba-tiba.

" Karin bener yah, kita tuh lagi apa sih? Tiba-tiba udah ketawa bareng, tiba-tiba gak saling bicara. Padahal kita kan temen yah? Harusnya gak perlu baper lagi."

Nila menggigit bibirnya, hatinya terasa perih mendengar penuturan pemuda itu.

" Jadi mulai sekarang, ayo temenan lagi. Aku bakal berlaku sebagai teman yang sesungguhnya."

" Hmmm"

" Kok hmm doang? Mau gak?"

Nila mendongak menatap Rian. Dia tersentak kala melihat raut wajah Rian yang tampak sendu.

" Kenapa muka kamu gitu?"

Rian mengepalkan tangannya,
" Aku minta maaf."

Nila menatap resah sekeliling nya. Berharap Dino tak muncul tiba-tiba.

" Kita udah baikan Rian, gak perlu minta maaf."

" Bukan, aku mau minta maaf karena aku masih cinta sama kamu. Aku masih sayang sama kamu. Aku masih deketin kamu. Aku masih berharap sama kamu. Aku mau minta maaf buat itu. Kali ini, aku janji. Aku gak akan lakuin itu lagi. Aku bakal lupain semuanya. Aku bakal ilangin perasaan aku. Aku bakal bertingkah layaknya teman. Gak lebih lagi."

" Rian?"

" Iyah nil, aku bakal tegas Ke diri aku. Aku gak akan ganggu kamu lagi."

" Rian jangan bicara sembarangan."

" Okeh, udah itu aja. Aku harap kamu gak jauhin aku lagi setelah ini."

Rian berjalan meninggalkan nila yang diam mematung ditempatnya. Tak sadarkah pemuda itu? Bahwa dia telah menyakiti perasaan gadis itu lagi! Untuk kesekian kalinya!

Tanpa tau bahwa dibelakang tembok putih itu juga ada pemuda yang ikut merasa bersalah karena telah masuk pada kehidupan keduanya.

Siapa yang harusnya merelakan cintanya?




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tak berdasar,
Dan
Tak berujung,

Mau sampai kapan kisah ini berlanjut?

YAH SAMPAI TAMAT ATUHHHH...
MASA IYAH DIGANTUNG.

Oh Iyah btw, judulnya aku ubah yah. Soalnya baru sadar ada something,wkwk



' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang