Tepat di depan sebuah rumah berwarna khas putih, Laura memarkirkan mobilnya. Ia segera turun dari mobil dengan membawa cukup banyak makanan terutama makanan favorit pria yang disukainya. Laura berniat untuk makan siang bersama Franklin saat ini. Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama.
"Franklin!" seru Laura sembari menekan bel rumah.
"Laura?" sahut sang pemilik rumah begitu pintu terbuka.
Laura masuk dengan lihai. Ia berjalan menuju ruang tengah dan membuka semua makanan yang dibawanya. "Kau pasti belum makan, ya?"
Franklin hanya tersenyum tipis sambil menyandarkan tubuhnya di tiang tembok. Laura adalah manusia yang paling peka dan perhatian menurutnya.
"Duduk!" perintah Laura seraya menepuk sofa agar Franklin duduk di sampingnya.
Franklin tentu menurutinya. Ia duduk tepat di samping Laura karena jujur, dirinya sangat lapar. "Kau membawa makanan sebanyak ini siapa yang habiskan?"
"Aaaa!" mulut Laura terbuka memberi kode agar Franklin mengikutinya untuk membuka mulut.
"Aku makan sendiri aja, Laura," ucap Franklin.
"Aku suapi aja,"
"Aku sendiri aja,"
"Biar aku suapi,"
"Itu merepotkan,"
"Franklin laptopku habis baterai!" suara teriakan seorang perempuan dari ruangan lain membuat mata dan telinga Laura menajam.
Tak perlu menunggu lama, perempuan itu datang menghampiri Franklin dengan menggendong laptopnya. "Ups, sorry!" ia segera berbalik badan saat melihat Franklin dan Laura hampir berpelukan.
Keduanya dengan sigap membuat jarak. Laura menatap gadis itu dan Franklin secara bergantian.
"Siapa kau?" tanya Laura pada perempuan tersebut.
"Aku Claudia Natasya," gadis itu berujar.
Laura mengerutkan alisnya seakan meminta penjelasan lebih pada pria disebelahnya.
"Dia tetangga baruku. Dia meminta bantuanku untuk menyusun makalahnya," jawab Franklin menghindari salah paham.
"Kenapa dia minta bantuanmu?" ujar Laura heran.
"Kau lupa? Aku ini guru," Franklin menekan kalimat 'guru' sambil memainkan alisnya. Laura langsung paham akan kode tersebut.
"Kau pasti juga belum makan siang, 'kan? Ayo makan bersama kami!" tawar Franklin pada Claudy.
"Apa boleh?" tanya Claudy basa-basi.
Kini tatapan Claudy dan Franklin tertuju pada Laura yang sedang memikirkan hal lain. "I–iya boleh,"
Hancurlah rencana Laura yang sudah terancang indah. Makan siang berdua bersama Franklin mungkin hanya akan menjadi angan belaka. Senyum ramah tercetak di wajahnya, walaupun ada sedikit rasa sedih dihatinya saat orang asing ini duduk diantara mereka.
"Nama kamu siapa?" tanya Claudy pada Laura.
"Laura. Laura Kennely Gardapati," jawabnya.
"Pacar kamu cantik banget, Frank!" puji Claudy mengagumi keindahan wajah Laura.
"Uhuk.. uhukk!!" Franklin tersedak minumannya sendiri setelah mendengar penuturan Claudy barusan.
"Aku salah ngomong, ya?" kata Claudy ragu.
Franklin menepuk halus dadanya lalu berkata, "Laura bukan pacarku, dia temanku,"
"Iya, kami cuma teman," sambung Laura.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALEVOLENT
Romance[17+] 𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘣𝘶𝘴𝘢𝘯𝘢. ᴅᴏɴ'ᴛ ᴄᴏᴘʏ ᴍʏ sᴛᴏʀʏ, ᴘʟᴇᴀsᴇ! #01 in student (06.08.2021) #01 in intel (05.11.2021) #01 i...