22 | Justice and Forgiveness

284 30 85
                                    

Vote
&
Comment
dulu sebelum dibaca!! ❤️

•   •   •   •

"Vin, udah!" tutur Tamara.

"Tolong ambil ukuran yang lebih kecil!" pinta Malvin pada pramuniaga yang melayani mereka.

Tamara mendecak lagi. "Vin!"

"Sstth! Diam!"

Pramuniaga itu datang dan membawa permintaan Malvin, yaitu sebuah baju berwarna cerah dengan ukuran yang lebih kecil dari sebelumnya. Segera Malvin mengoper baju tersebut pada Tamara.

"Nih, coba pakai!" ujarnya.

"Baju yang lo belikan buat gue udah banyak," Tamara berkata seraya mengangkat beberapa hasil belanjaannya bersama Malvin tadi.

"Iya gue tahu, tapi baju ini cocok banget buat lo. Udah sana pakai!" kata Malvin seraya mengarahkan Tamara menuju fitting room lagi dan lagi.

Di dalam ruangan, Tamara tersenyum menatap cermin yang memantulkan bayangannya. Hari ini akan menjadi hari terindah yang pernah ada dalam hidupnya!

"Gue suka bajunya," ungkap Tamara setelah keluar dari ruangan itu.

Usai melalui banyak toko pakaian sampai sepatu, mereka memilih untuk rehat sejenak di sebuah restoran. Tamara dan Malvin cukup memesan es krim saja karena perut mereka sudah terisi sebenarnya.

"Besok-besok lo jangan pakai baju hitam lagi!" cetus Malvin.

"Kenapa? Gue jelek ya kalo pakai baju hitam?" sahut Tamara.

"Bukan jelek, kesannya lo berduka terus!" ceplos Malvin.

Andai lo tahu Vin, sebenarnya warna baju gue tergantung cara lo perhatiin gue.

Tamara tersenyum semanis mungkin. "Makasih ya!"

"Take it easy, lagian lo berhak dapatin semua perhatian gue," tutur Malvin.

Seperti ada kupu-kupu di perutnya, merah di pipi juga dapat dirasakan olehnya. Perasaan apa ini? Bahkan tersenyum saja terasa kaku di depan pemuda ini.

"Lo kenapa?" tanya Malvin saat menyadari wajah Tamara yang memerah.

Dengan sigap Tamara menunduk dan menutup wajahnya dengan tangan. "Nggak! Gak ada apapun kok!"

"Boss lo parah banget ya," celetuk Malvin memulai topik pembicaraan.

"Kenapa?"

"Bisa-bisanya cewek secantik lo diabaikan sama dia."

Tamara menanggapinya dengan tawa ringan. "Lo tahu apa tentang Boss gue?"

Malvin mengangkat kedua bahunya. "Gue gak tahu apa-apa sih. Coba lo yang kasih tahu, Boss lo itu tipikal orang yang kaya gimana?"

"Dia cowok, tajir, yaa lumayan ganteng lah," balas Tamara.

"Single?" ujar Malvin.

"Gue kurang tahu soal itu, tapi dengar-dengar dia udah punya calon," celetuk Tamara.

"Dia lebih ganteng dari gue?" ucap Malvin dengan sudut bibir yang tertarik.

"Emang ada?" respon Tamara.

Malvin menyengir. Memang bukan itu jawaban yang ia pikirkan, tapi jawaban Tamara lebih ia sukai.

"Namanya siapa sih? Lo bikin gue penasaran," tutur pemuda itu lagi.

Tamara mendekatkan bibirnya pada telinga Malvin. "Rahasia."

Malvin mendengus, tak semudah yang ia pikirkan untuk membuat wanita ini terbuka padanya. "Gak asik lo!"

MALEVOLENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang