27 | Perihal Baru

155 23 17
                                    

jangan lupa vote dan komen ya guys!!

•    •    •    •

Tiga minggu sudah berlalu. Duplikat hasil otopsi jenazah Tamara sudah dipegang oleh Laura saat ini, sedangkan yang asli sudah diserahkan di kantor polisi guna sebagai barang bukti.

"Aku mengawasi proses otopsi jenazah Tamara diam-diam. Jadi apapun hasil otopsi ini murni tanpa campur tangan apapun," penuturan Laura dibalas anggukan samar dari mereka.

"Hasil menunjukkan bahwa adanya luka kekerasan disekunjur tubuhnya. Dua luka lebam di kedua bagian pipi, satu goresan dalam di bagian tangan yang diduga berasal dari pisau lipat, serta kakinya yang dipenuhi luka memar. Dari sini kita bisa tahu kalau Tamara sempat bertengkar hebat dengan seseorang sebelum menemui Malvin. Karena luka ini masih terbilang baru," jelas Laura.

"Pantas aja muka Tamara rada memar malam itu," respon Malvin.

"Apa perempuan itu mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya?" tanya Xerano.

"Di sini tidak ada tertulis Tamara mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya," ujar Laura.

"Apa mungkin dia nyakitin dirinya sendiri?" tanya Clara.

"Aku juga punya kabar terbaru terkait kasus ini," kata Franklin lalu memantulkan layar proyektor berupa video singkat. "Malvin, apa benar kau orang yang ada di dalam mobil itu?"

"Iya itu mobil gue, kenapa?" balas Malvin.

"Ini rekaman cctv dari lingkungan tempat tinggal Tamara satu hari sebelum kasus terjadi. Dari mana kalian berdua?" lafal Franklin.

"Gue ngajak Tamara belanja hari itu karena gue ngerasa bersalah sama dia. Dan video itu reka di mana gue anterin dia pulang karena hari udah mulai gelap," ucap Malvin memberi jawabannya.

Mereka mempercayai ucapan pemuda itu, penjelasannya mudah diterima ditambah adanya bukti dengan Tamara menenteng banyak tas belanja seusai turun dari mobil.

"Gue orang terakhir yang dia temui hari itu," sambung pemuda itu.

Tetapi Franklin justru menggeleng kemudian menampilkan video lainnya. "Ini rekaman cctv dari halaman belakang kost Tamara, tepat satu jam setelah Malvin mengantarnya pulang atau jam 8 malam."

Terlihat seorang wanita berambut panjang masuk mengendap-endap dari pintu belakang secara paksa. Pakaiannya serba hitam, wajahnya ditutup oleh masker dengan warna yang sama, ditambah gelapnya malam membuat siapapun susah mengenali siapa wanita tersebut.

"Siapa dia?" tanya Ailee penasaran.

"Orang itu masih dalam pencarian polisi. Ada kemungkinan besar dia tahu penyebab sebenarnya Tamara bunuh diri atau mungkin dia yang menjadi faktor adanya luka ditubuh Tamara," tutur Franklin.

Xerano mengangguk dan menaruh curiga besar pada wanita misterius itu. "Ya, caranya berpakaian dan gerak-geriknya cukup mencurigakan."

"Aku benci mengatakan ini, tapi dia mengingatkanku pada orang yang melempar kertas teror dari jendela kamar. Cara mereka berpakaian sama, mengenakan baju serba hitam sehingga sulit dikenali di tempat gelap," kata Franklin.

"Jangan-jangan orangnya sama," celetuk Ailee.

"Apa alasan kamu bilang begitu?" ujar Xerano sambil mengerutkan alisnya.

"Mudah, Tamara pasti tahu siapa pengirim teror untuk Laura, Clara, ataupun Franklin. Karena aku yakin mereka bersekongkol untuk ini. Jadi ada kemungkinan orang yang ada di cctv itu adalah orang yang ngirim teror ke Franklin juga," jawab gadis berambut panjang tersebut.

MALEVOLENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang