Ailee bangun dari tidurnya. Ia meringis dikala merasakan sakit di area sensitifnya. Ia melihat meja nakasnya dan heran kenapa bukan Sinyo yang membangunkan dirinya. Sinyo adalah nama khusus yang Ailee buat untuk alarm kesayangannya.
"Tumben lo gak teriak-teriak," celetuknya pada Sinyo. Ia mengambil alarm berbentuk babi pink tersebut dan segera melompat dari tempat tidur.
"GUE TELAT!" buru-buru Ailee pergi menuju kamar mandi, segera mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
Ia melihat pantulan dirinya dari cermin. "Gila, gue kaya mayat hidup!"
Ailee memutuskan untuk memakai sedikit foundation di wajah dan lehernya kemudian membubuhkan bedak. Tak lupa mengoleskan lip gloss pada bibirnya yang pucat lalu berangkat ke sekolah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah gerbang besar bertuliskan Walver Hampton School kini berdiri tegak dihadapannya. Sudah lebih dari 10 menit ia terlambat, satpam sekolah tidak akan memberinya masuk. Tak lama kemudian ide gila muncul dibenaknya. Ini adalah satu-satunya cara agar ia dapat masuk ke area sekolah tanpa harus dihukum.
Dan disinilah ia berada sekarang, di area belakang sekolah. Walaupun masih ada tembok yang menghalangi, setidaknya aksi ini tidak akan terlihat oleh siapapun. Mula-mula Ailee melemparkan tas sekolahnya terlebih dahulu dan mulai memanjat tembok.
"Ck, licin banget lagi!" cercanya setelah menapakkan kedua kakinya di tembok.
Tak kunjung berhasil, Ailee memutuskan untuk membuka sepatunya dan melemparnya masuk sama seperti tas sekolahnya. Dengan kekuatan kera sakti yang ia miliki, tembok sebesar ini dapat ia panjat dengan sempurna tanpa terhalang apapun.
Sampailah ia di sebuah pintu berwarna putih yang diyakini sebagai kelasnya, A IPA 12. Sesaat Ailee mendengar suara seorang pria yang sangat familiar dari balik pintu. Astaga, ini adalah hari Senin yang artinya pelajaran Seni sedang berlangsung sekarang. Jangan tanya siapa guru Keseniannya, tak lain dan tak bukan adalah orang yang tidur dengannya dua hari lalu.
Suasana hati Ailee mendadak berubah, yang tadinya ia bersemangat mendadak turun akibat mengingat kejadian tak mengenakkan yang menimpa dirinya waktu itu. Jujur, ia masih malu dan trauma untuk bertemu dengan pria itu. Namun tak ada pilihan, Ailee berusaha mengumpulkan keberaniannya dan mengetok pintu.
Pintu terbuka, berpuluh pasang mata kini memandang dirinya. Ailee tidak peduli akan hal itu, ia justru terfokus pada seorang lelaki berompi hitam yang kini juga sedang memandangnya, Xerano.
Xerano melempar pandangan iba pada Ailee. Walaupun sudah ter-coverfoundation dan bedak, mata merah dan wajah kusut Ailee tidak dapat sembunyi dari mata Xerano. Ia juga memperhatikan Ailee dari ujung kaki hingga ujung rambut, seperti tidak ada niat dalam dirinya untuk pergi bersekolah.
"Masuk!"
Satu kata yang keluar dari mulut Xerano sukses membuat seisi kelas terkejut. Pasalnya, pria ini tak suka melihat siswa-siswi terlambat dan bila hal itu terjadi ia tidak akan membiarkan murid tersebut masuk kelas bahkan menyuruhnya untuk pulang. Namun kali ini berbeda, ia justru mengizinkan Ailee masuk dan mengikuti pelajaran padahal Ailee terlambat 15 menit.