12 | Kertas Teror

465 37 30
                                    

VOTE & COMMENT NYA JANGAN LUPA GUYSSS!!

•   •   •   •

"Jor, ambil pulpen punya Chaca sana!" perintah Blake.

"Nih!" ujar Jordan seraya menyerahkan pulpen milik teman sekelas mereka, Chaca kepada Blake.

"Pelan-pelan jangan sampai tumbang!" ucap Arsen pada Blake yang sedang menyusun sesuatu.

"Kurang, ambil lebih banyak lagi!" jawab Blake.

Jordan dan Arsen mengangguk. Perlahan mereka berjalan keluar dari bangku agar tidak menggangu guru yang sedang menulis di papan tulis dan mengambil tiap pena yang mereka temui.

"Dapat banyak, bro!" celetuk Arsen kegirangan menggenggam banyak pena di tangannya, entah milik siapa saja.

Blake menyusun perlahan semua pena yang diserahkan Arsen tersebut dengan sangat teliti dan penuh perhatian.

"Woy, kurang satu lagi!" lafalnya pada Jordan dan Arsen.

"Udah gak ada lagi, Blake," balas Arsen.

Blake berdecak pinggang, ia berdiri dan memperhatikan seisi kelas demi mencari sebuah pena. Akhirnya matanya menangkap apa yang ia cari, namun pena itu berada di tempat yang terlalu berbahaya.

"Ada satu pulpen yang belum lo ambil," ungkapnya.

"Dimana?" tanya Jordan dan Arsen antusias.

"Di meja guru," tutur Blake.

"Lo udah gila ya?" cetus Jordan.

"Kalo ketahuan gimana?" sambung Arsen.

"Diam-diam makanya!" titah Blake.

"Oke deh!" celetuk Jordan.

Jordan merangkak menuju meja guru dan mengambil pena yang dimaksud Blake, tidak peduli akan celananya yang kotor ataupun umpatan dari teman sekelasnya.

"Sempurna," tutur Blake pada kerajinan yang baru saja ia buat.

Blake, Jordan, dan Arsen bertepuk tangan bangga, terharu akan karya sahabatnya itu yang mereka anggap sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blake, Jordan, dan Arsen bertepuk tangan bangga, terharu akan karya sahabatnya itu yang mereka anggap sempurna.

"Baiklah anak-anak, sekarang catat yang ada di papan tulis. Sementara saya keluar sebentar, mohon tidak ada keributan!" ucap Pak Boha, guru matematika.

"Pulpen gue kemana ya?" celetuk Chaca sembari membongkar tempat pensilnya.

"Iya sama, pulpen gue juga hilang," kata Gilang yang sedang melihat kearah kolong meja.

"Mati gue! Pulpen Ailee hilang, malah itu pulpen kesayangannya lagi," keluh Carlos panik setelah memeriksa tiap sisi bagian tasnya dan tak kunjung menemukan apa yang ia cari.

"Lo pada kenapa sih ribut banget?" tanya Jordan yang terganggu.

"Pulpen cewek gue hilang," tutur Carlos dengan arah mata yang berkeliaran kearah lantai.

MALEVOLENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang