Perjalanan paling jauh dalam sekali tempuh menggunakan bis yang pernah kulalui di tanah air yaitu sekitar 18 jam. Aku cenderung memilih perjalanan malam hari. Cuaca lebih dingin sehingga bisa lebih nyenyak tidur. Tapi berangkat bersama rombongan untuk urusan pekerjaan ini, tentu tak sama dengan perjalanan pribadi yang bisa bebas kupilih waktunya.
Setelah hampir dua hari di bis, separuh nyawaku terasa melayang begitu sampai Mexico. Kebanyakan kuhabiskan waktu dengan tidur kecuali untuk mengisi perut, ke toilet dan tentu saja shalat.
Urusan terakhir ini memang tantangan disini. Waktu singgah bis tak akan menyesuaikan dengan jadwal shalat sebagaimana di tanah air. Aku bahkan harus menyetel waktu shalat menggunakan alarm sebagai pengingat.
"Kamu tak apa-apa?", Britney, si penata gaya, memandangiku kasihan.
Aku mengangguk dengan mata setengah terbuka. Berjongkok di depan hotel sementara rombongan mulai berjalan mengangkuti peralatannya. Masih mual!
Perlahan Britney membuka ransel dan menyorongkan botol air mineral. Aku menerimanya. Tapi demi melihat semua orang sudah masuk, aku memaksa diri bergerak.
Kami tiba agak sore. Dan kegiatan baru mulai besok pagi. Malam itu kami bebas istirahat sehingga aku bisa langsung mandi air hangat kemudian shalat.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Brina Meet Brian
FanfictionBagaimana perasaanmu saat bertemu sosok yang sudah lama dikagumi? Brina, mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Amerika itu tiba-tiba bertemu Brian, salah satu penyanyi Korea-Amerika yang sedang naik daun. Kesempatan datang padanya. Bukan hanya u...