Tiga Tahun Lalu...
Tak terasa, sudah dua tahun aku menjadi mahasiswa Unpad. Ujian semester baru selesai. Keinginanku cuma satu, bersantai! Jadi aku berbaring di ranjang kamar, kemudian membuka situs nonton online melalui ponsel.
Pilihanku jatuh pada Treasure, sebuah program travel-reality show Korea itu semacam menawarkan sesuatu yang unik. Pertama lokasi jalan-jalannya ke lokasi dengan nama-nama eksotis. Tasmania, Estonia, Kamchatka Peninsula, Georgia, Sicily, Nepal dan Sri Lanka. Kedua, para traveler ditantang untuk tidak menggunakan ponsel, tidak membawa dompet dan perlengkapan pribadi lainnya selama menjalankan misi. Mereka hanya diberi bekal seadanya.
Bagiku, dua hal itu saja cukup karena niatnya ingin memanjakan mata melihat tempat indah di belahan dunia lainnya. Meski tak begitu mengenal para travelernya yang notabene, para pesohor Korea, aku menyukai program itu. Dan berakhir menjadikannya acara libur semesterku.
You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only oneLantunan suara yang membawakan lagu Sam Smith, tanpa iringan musik di jalanan Sicily, oleh salah satu traveler yang baru bergabung dalam program itu langsung membuatku jatuh cinta.
*****
Aku mendadak grogi saat mata Brian beralih padaku. Ia mendekat dan menyorongkan tangannya.
"Hai, nice to meet you...", sapanya ramah.
Ketika bicara sekalipun, intonasi suaranya terasa renyah. Seumur hidup, aku tak pernah menyangka akan bertemu dengan seseorang yang wajahnya biasa kulihat di layar televisi.
"Aku juga...", aku memaksakan diri menjawab dengan separuh kesadaran dan menyambut uluran tangannya.
Jika saja adegan dimana dia menyapa dan mengulurkan tangan padaku itu terekam kamera, aku pasti mengeditnya slow motion. Aduhai, hampir terasa seperti mimpi!
*****
Setelah pamit dan bergegas keluar, bukannya mengerjakan perintah David, aku malah menghubungi Alexa.
"Bayangkan, ternyata aku akan mengikuti syuting music video Brian Kim ke Mexico!", ujarku setengah histeris.
Alexa tertawa. "Aku tahu!", sahutnya.
"Kamu sudah tahu?", giliran aku yang heran.
"Tentu saja, Briin. Perusahaan David mewakili Brian untuk promosi di luar Korea", ujar Alexa sambil tertawa.
"Jadi kamu tidak mendengarkan penjelasanku tentang spesialisasi tempatmu bekerja kemarin?", ia mengejekku.
"Aku dengar. Tapi aku tak menyangka kalau Brian Kim salah satunya"
"Memangnya siapa saja perkiraanmu?"
"Entahlah. Aku tak terlalu tahu penyanyi Korea"
"Tapi kamu tahu Brian?"
"Anehnya, iya!", aku mengakui.
"Dari mana?", cecar Alexa.
"Aku pernah melihatnya di salah satu episode travel-variety show Korea ke Sicily"
"Lalu?"
"Aku sangat menyukai suaranya"
Haha.... Tawa Alexa pecah di seberang sana. dalam hati, aku menyesal memberi tahunya.
"Sebentar...", Alexa menjeda. "Jangan bilang kamu salah satu followers Brian yaa?", tebaknya.
Mulutku ternganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Brina Meet Brian
FanfictionBagaimana perasaanmu saat bertemu sosok yang sudah lama dikagumi? Brina, mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Amerika itu tiba-tiba bertemu Brian, salah satu penyanyi Korea-Amerika yang sedang naik daun. Kesempatan datang padanya. Bukan hanya u...