Teman Lama

50 3 0
                                    

Aku sudah memberi tahu Ali perihal kedatanganku ke Boston sejak awal keberangkatanku ke Eropa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sudah memberi tahu Ali perihal kedatanganku ke Boston sejak awal keberangkatanku ke Eropa. Kami masih sering menjalin komunikasi meski tak seintensif yang diharapkan kedua keluarga.

"Kami menjodohkan kalian karena sama-sama kuliah di Amerika. Kami pikir akan lebih mudah untuk kalian saling kenal", kalimat ini terus kudengar dari Teh Nana.

"Teh, dia kan kuliah di MIT, sementara aku di UCLA", ujarku.

"Lalu??"

"Artinya dia di Boston dan aku di LA"

"Lalu?"

"Itu teh jauh, Teteh! Bukan sekedar beda kota. Tapi bahkan beda negara bagian"

"Oh ya?"

"Ya iyalah, Teteh. Dia di Massachusetts dan aku di California"

Teh Nana tertawa. "Yaa maaf, pengetahuan geografiku tentang Indonesia aja kurang, apalagi Amerika", kilahnya.

Tapi penjelasan itulah yang kemudian menurunkan tingkat desakannya.

*****

Ali sebenarnya ingin mengajakku jalan-jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ali sebenarnya ingin mengajakku jalan-jalan. Sayangnya, jadwal kami sangat ketat di Boston. Satu-satunya waktu luangku adalah ketika konser Brian telah berakhir. Dan itu artinya, hampir tengah malam. Sementara besok paginya, kami harus segera naik pesawat untuk mengejar jadwal konser terakhir di LA.

"Atau kamu bisa datang ke konser? Kita bisa ngobrol setelah itu", tawarku.

Dia setuju. Jadi aku mengiriminya tiket konser Brian. Dan dia benar-benar datang.

Aku senang melihat teman lamaku itu.

"Jadi kamu bekerja sebagai manajer artis?", tanyanya.

"Bukan", ralatku. "Aku hanya konten kreator media sosial yang menyamar sebagai manajer karena sedang kekurangan tenaga", jelasku.

Ali tertawa. Aku menyuruhnya menikmati pertunjukan Brian. Tapi katanya, dia justru lebih tertarik melihatku bekerja di balik panggung saja.

Aku tak keberatan. Hanya saja, aku memperingatkan bahwa saat bekerja, aku bisa melupakan tamuku dan itu mungkin akan membuatnya merasa tak nyaman.

When Brina Meet BrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang