28. Those Who Returned From Hell

206 24 27
                                    

"Bagiku ingatan adalah mesin waktu. Menyapa, mengais lupa, menemukan kita yang pernah kecewa di suatu masa."

Donghae membaca kata-kata yang tercetak di belakang cover dari sebuah buku yang terpajang di toko. Ia menimang-nimang buku bersampul biru dengan gambar wajah perempuan dilengkapi puluhan bunga di sekitar rambutnya itu. Apakah dia harus membelinya?

Sebenarnya Donghae tidak terlalu suka membaca, apalagi novel romansa yang penuh dengan puisi cinta, ia lebih suka memaknai gambar bukan kata-kata. Tapi buku ini entah kenapa menarik perhatian nya bahkan ketika Donghae melihatnya dari luar toko.

Ketika melihat buku itu, Donghae langsung teringat pada adik perempuan nya yang sangat menyukai novel romansa, haruskah ia menghadiahkan buku itu pada adiknya? Tapi kemarin Donghae baru saja membeli dua novel romansa yang diinginkan oleh Lee Ji-Ah, adiknya.

Baiklah mungkin tak apa jika ia membelikan satu buku lagi, hitung-hitung sebagai rasa syukurnya karena hari ini ia baru saja menandatangani kontrak bersama agensi terbesar di Korea.

Sebenarnya malam ini Donghae berencana merayakan penandatanganan kontrak dengan para member Super Junior. Tapi, rencana itu batal karena hanya sebagian member yang bisa hadir. Mereka yang bisa hadir memutuskan untuk tidak bersenang-senang dan merayakannya lebih dulu, anggap saja sebagai rasa setia kawan.

Meskipun sebenarnya Donghae merasa masih terlalu dini untuk merayakan momen ini karena perjalanan mereka masih panjang. Bahkan Changmin bilang bahwa mereka tidak akan bisa bertahan di Industri hiburan jika mereka hanya mengandalkan bakat. Maka dari itu mereka membutuhkan masa-masa training untuk memastikan bahwa mereka benar-benar matang dan siap masuk ke dunia hiburan.

Setelah membeli buku, Donghae memutuskan untuk pulang karena ia sudah terlanjur membolos dari pekerjaan nya.

Seperti biasa Donghae pulang dengan menyusuri jalanan yang masih ramai oleh kendaraan, malam ini tidak terlalu dingin karena musim mulai berganti menjadi musim panas. Jadi, cukup banyak orang-orang berlalu lalang untuk berpergian ke luar bersama pacar atau sekadar bersenang-senang bersama teman.

Drttt....

Donghae merasakan getaran dari ponsel yang ia taruh di saku celana. Ini sudah ketiga kalinya ponsel itu bergetar dan Donghae sudah tahu persis siapa yang melakukannya, ia bukanlah rentenir, melainkan Eunhyuk.

Iya, Eunhyuk. Sedari tadi Eunhyuk mencoba membujuk Donghae untuk memaafkannya. Dan Donghae tentu saja sengaja mengabaikan panggilan Eunhyuk.

Ia masih merasa kesal pada Eunhyuk, karena ketika tadi mereka berfoto bersama BoA, Eunhyuk mengambil tempat Donghae yang sangat strategis. Ia menyingkirkan Donghae begitu saja, alhasil di foto itu hanya rambut Donghae yang terlihat di kamera, karena ia terpental ke barisan paling belakang dan itu semua dimulai gara-gara Eunhyuk yang mendorongnya.

Jadi jangan harap Donghae akan memaafkannya begitu saja. Setidaknya ia harus mengabaikan Eunhyuk, biar lelaki itu tahu rasa.

Donghae mengecek ponselnya dan benar saja Eunhyuk yang menelpon, sesuai dengan perkiraan nya. Ia terkekeh pelan saat membaca rentetan pesan singkat yang dikirimkan Eunhyuk padanya. Pesan yang sangat banyak, Donghae yakin pasti Eunhyuk mengetiknya sambil menggerutu, ah, memang menyenangkan menggoda ikan teri yang satu itu.

Sangat menyenangkan hingga Donghae tidak sadar bahwa ia sudah berada di dekat pintu kamarnya, ia sudah sampai. Donghae segera memasukkan pin untuk membuka kamarnya, tapi Donghae merasa ada yang aneh dengan keadaan kamarnya.

Donghae 101% yakin bahwa tadi sebelum meninggalkan kamar nya ini, ia tidak menyalakan lampu, tapi sekarang ketika ia membuka pintu, lampu kamar sudah menyala.

Super Junior : Their Incredible Moments ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang