03. Langkah Pertama

621 62 59
                                    

Apa kalian pernah merasa ingin mati?

Kyu sering merasakannya.

Pernah sekali dia nekat pergi ke atap sekolah, dia berdiri lumayan lama di atas tembok yang membatasi atap sekolah, pikirannya kalut waktu itu.

Dia pergi kesana dengan niat menenangkan pikiran, tapi bahkan dari atas sana dia bisa melihat perusahaan ayahnya yang menjulang tinggi, setinggi ego dan ambisi yang dimiliki tuan besar pemilik gedung tinggi itu.

Akibatnya pikiran Kyuhyun tidak mau tenang, mungkin hanya akan tenang jika si pemilik pikiran mati karena terjatuh dari atap sekolah.

Kyu memejamkan mata, bersiap menenangkan pikiran untuk selamanya. Kedua tangannya terbentang ke samping, seperti seorang Batman yang akan terbang, bedanya Kyu tak punya sayap, jadi ia tak bisa terbang, begitu ia melompat, tubuhnya akan terjun bebas menghujam tanah, mungkin hancur lebur di bawah sana.

Sebenarnya Kyu tidak yakin tubuhnya akan hancur, mungkin hanya isi kepalanya saja yang akan berhamburan keluar, kemudian setelah ia jatuh dari sini, keesokan harinya foto-foto Kyu dengan kepala yang hancur itu akan terpajang di koran-koran.

Si tuan besar pasti akan sangat sedih ketika membaca artikel-artikel yang ada di koran maupun berita online, 'Diduga Stress karena Tekanan dari Orang Tua Pemuda Ini Memilih Melompat dari Atap Sekolah'.

Dapat dipastikan bahwa dia akan memblokir semua artikel yang menyebutkan fakta bahwa anaknya stress karena tekanan orang tua. Dia sedih bukan karena ia merasa kehilangan anaknya, tapi karena anaknya telah mencemari nama baik perusahaannya.

Mau dibawa kemana wajah si tuan besar yang arogan itu jika seluruh dunia tahu bahwa anaknya merasa stress dan tidak bahagia? Pasti seluruh dunia akan menilai tuan besar sebagai orang yang jahat.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Suara itu membuat Kyu membuka mata, dia menoleh, seseorang telah berdiri di bawah tembok pembatas, sedang menatapnya.

Orang itu laki-laki, mungkin seusia dengannya, seragamnya rapi begitupun dengan rambutnya, jika dilihat dari penampilannya mungkin dia adalah murid teladan yang gila belajar dan dekat dengan guru. Kyuhyun sempat membaca name tag yang tertempel di bajunya, 'zhou mi' nama itu tertulis dalam aksara Hangeul.

"Melihat pemandangan." Kyu menjawab sembarang, acuh tak acuh, seakan berdiri di atas pagar pembatas bukan lah kegiatan yang berbahaya.

"Bukankah terlalu berbahaya jika berdiri disana?" tanya Zhou Mi yang entah polos atau bodoh, masa dia tidak tahu jawaban Kyuhyun itu cuma karangan belaka, mana mungkin ada orang yang berani mempertaruhkan hidupnya hanya demi melihat pemandangan gedung-gedung bertingkat yang berbaris rapi.

"Adegan ini memang tidak untuk ditiru, hanya para ahli saja yang bisa melakukannya." Kyuhyun membuat pembicaraan mereka jadi semakin tidak jelas arahnya.

Zhou mi diam sebentar, kemudian dia mengikuti Kyuhyun naik ke atas tembok pembatas, sia-sia sudah usaha tukang bangunan untuk membuat pagar pembatas supaya para siswa disini tidak terjatuh dari atap, karena para siswa disini lebih suka menantang bahaya dengan berdiri di atas tembok tanpa pengaman sama sekali. Harusnya dulu waktu membangun tembok, sekalian saja dia taruh beling-beling diatasnya, supaya tembok itu tidak bisa dipanjat oleh siapapun.

"Apa yang sedang kau lakukan, hah?" Kali ini Kyuhyun yang bertanya kebingungan.

"Melihat pemandangan." Zhou mi mengulangi perkataan Kyuhyun dengan ekspresi yang sama persis seperti kyuhyun tadi.

"Apa kau gila? Kau bisa terjatuh!" Kyuhyun berseru panik, meskipun dia ingin mati, tapi dia juga tidak ingin anak orang lain mati hanya karena anak itu mengikuti tingkah konyol nya Kyuhyun.

Super Junior : Their Incredible Moments ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang