62. Danger!!

171 24 14
                                    

Halo!!

Akhirnya aku bisa menyapa kalian lagi setelah lama menghilang, jadi gimana nih kabar kalian setelah di-ghosting sama author? Maafin baru sempet update ya!

Masih semangat baca cerita ini kan?

***
"Jangan bergadang hanya untuk mengerjakan laguku, Hyung, kau harus menjaga kesehatan." Donghae menghampiri Leeteuk yang masih duduk di depan monitor di dalam studio. Malam sudah cukup larut, di luar sudah semakin sepi, hanya suara musik di sinilah yang menjadi satu-satunya suara yang masih berisik.

Ia tersenyum menyambut Donghae, mata sipitnya nampak lelah karena seharian memantau monitornya, menambah, dan mengurangi, sampai menghapus setiap elemen di dalam musiknya, "aku hampir selesai, apakah kau ingin mendengarnya?" tanyanya kemudian.

"Baiklah, Hyung!" Donghae tak bisa menolak, ia tak tega melihat tatapan berbinar yang baru saja terbit di mata Hyung-nya. Setidaknya dia harus menghargai usaha Leeteuk untuk membuat lagu ini menjadi lebih baik.

Lagi pula ia percaya pada kemampuan Leeteuk, selain penyanyi, dia juga memiliki bakat untuk menjadi komposer dan produser lagu, jangan lupakan bahwa dulunya ia pernah memiliki sebuah studio rekaman sederhana.

Studio kenangan tempat berkumpulnya mereka sebelum menjadi terkenal seperti saat ini, Donghae bahkan masih mengingat interior ruangan itu, setiap jengkalnya masih terpatri dengan jelas di memori otaknya, apa kalian juga mengingatnya?

Ah, senang rasanya bisa bernostalgia, membuka kotak-kotak kenangan yang tersusun rapi di otaknya, apalagi ditemani musik hasil aransemen Leeteuk ditambah dengan suaranya yang merdu. Tak hanya kenangan manis yang terputar di otaknya, tetapi juga kenangan pahit yang ingin ia hapus layaknya sebuah kaset rusak.

Sayangnya Donghae tak bisa melakukan itu, seberapa pahit pun, ia akan bersedia untuk memutarnya kembali, karena itu adalah bagian kenangannya bersama Jae, sebuah kisah suram yang mewarnai hidupnya, tersembunyi di balik penciptaan karya terbarunya.

"Bagaimana? Apa kau menyukainya?"

Pertanyaan Leeteuk berhasil membuatnya kembali tersadar, tak ada gunanya meratapi setiap kenangan pahit, meski ia harus tetap mengingatnya agar tak melupakan kesalahannya di masa lalu. Donghae tersenyum, tanpa disadari matanya berkaca, "ini cukup bagus, Hyung, aku menyukainya."

"Benarkah? Tadi sore Eunhyuk memberiku saran untuk menambahkan notasi ini di bagian rap, apa kau tak masalah?" Leeteuk memutar perubahan yang dimaksud, ada sedikit cemas yang menghiasi wajahnya.

"Sepertinya aku menjadi sangat emosional karena lagu ini terikat langsung denganku, tapi ini bagus Hyung, kalian memang musisi hebat."

"Syukurlah kalau kau menyukainya, besok kita akan mendengarkannya bersama-sama dengan produser, semoga mereka juga menyukainya."

"Tapi, Hyung, aku ingin kau menambahkan, tidak, maksudku, di bagian Refrain kedua, bisakah kau membuat suara piano lebih dominan daripada gitar? Kita kembali ke awal lagu, karena lagu ini dibuka dengan suara piano kurasa akan lebih baik diakhiri dengan suara yang sama."

"Baiklah, akan kucoba." Leeteuk mengatur sesuatu di layar monitornya, kemudian memencet-mencet tuts di hadapannya, ia sedang merekam ulang elemen musik yang akan ditambahkan ke dalam lagu, di dalam monitor langsung tergambar grafik yang tidak akan dipahami oleh orang awam, butuh keahlian khusus bahkan untuk sekadar membacanya.

Beberapa saat kemudian dia selesai dengan pergulatannya, "bagaimana?" tanyanya setelah Donghae mendengar aransemen terbaru.

Donghae mengangguk, ia merasa puas dengan hasil aransemen ini, tak menghilangkan jiwa yang sudah dibangun olehnya, semoga para penggemar mereka juga menyukainya.

Super Junior : Their Incredible Moments ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang