31. Kotak Pandora

214 24 21
                                    

Siapkan hati kalian untuk membaca chapter ini!!!

Oke, mulailah membaca...

****

Pagi yang cerah, Donghae sudah selesai beres-beres, sengaja ia bangun pagi-pagi sekali untuk mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci, merapikan kasur, mengepel dan menyapu lantai. Ia sangat bersemangat karena hari ini adalah hari pertama Donghae akan menjalani latihan di gedung besar itu.

Tok tok tok ...

Terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar, Donghae yang sedang menikmati sarapannya pun langsung beringsut untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka terlihat seseorang sedang berdiri mengenakan rompi biru sambil membawa sebuah kotak.

"Paket mas!" katanya sambil menyerahkan sebuah kotak yang terbungkus rapi.

Donghae menatap bingung kotak berukuran sedang yang terjulur di hadapan nya, "paket? Dari siapa ya? Soalnya saya gak pernah pesan paket , mungkin masnya salah alamat," kata Donghae enggan menerima kotak tersebut.

Si tukang paket menarik kotak itu kembali, ia membaca alamat, "bener kok, mas, disini tertulis untuk Lee Donghae, di asrama Ganesha kamar 303. Paket ini dari Lee Jae-wook," katanya membacakan keterangan yang tercetak di atas kotak.

Jae-Wook? Mendengar nama itu membuat perasaan Donghae tiba-tiba menjadi tidak enak, apa sekarang ia juga ingin meneror Donghae lewat sebuah paket? Wah, saudara kembarnya itu memang luar biasa menyebalkan.

"Nama masnya Lee Donghae bukan?" tanyanya memastikan sambil menoleh ke arah Donghae yang ketahuan sedang melamun.

Donghae tersadar, dengan cepat mengangguk, "iya, saya Donghae."

"Ya sudah, berarti ini paket milik mas Donghae." Ia kembali menyodorkan paket itu pada Donghae. Kali ini Donghae menerimanya. "Makasih mas," katanya tersenyum simpul.

"Iya sama-sama." Si tukang paket berlalu dari hadapan Donghae sambil bersiul pelan, tugasnya sudah selesai, ia tak peduli dengan isi paket itu, mau isinya bom atau apapun, terserah, yang penting paket sampai pada pemiliknya.

Kini Donghae yang menjadi penasaran dengan isi paket yang dikirimkan kakaknya, buru-buru Donghae meletakkannya di atas kasur, ia mencari gunting untuk membuka kertas pembungkus yang membalut seluruh permukaan kotak.

Dengan perasaan berdebar Donghae membuka tutup kotak itu, ia memejamkan mata ketika membukanya, takut kalau sesuatu tiba-tiba muncul dari dalam kotak dan mengejutkannya, atau kotak itu berisi benda-benda menyeramkan seperti boneka santet yang berlumuran darah, atau surat ancaman yang ditulis dengan tinta merah seperti yang pernah ia tonton di salah satu film.

Tapi hal yang ditakutkan nya itu tidak terjadi, ia perlahan membuka mata dan isi kotak itu berhasil membuat matanya terbuka sempurna, kosong.

Iya, kotak itu tidak ada isinya, alias kosong. Hah, apa sebenarnya yang sedang dilakukan oleh Jae-Wook? Donghae sama sekali tidak mengerti, untuk apa ia mengirim Donghae sebuah kotak kosong? Dasar tidak ada kerjaan.

Ketika Donghae sedang menebak-nebak arti dari sebuah kotak kosong ini tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal, Donghae mengangkatnya.

"Jika kau mengangkat panggilan ini, itu artinya kau sudah menerima hadiah dariku, apa kau sudah membukanya, Hae?" kata orang di sebrang sana, to the point. Donghae menghela napas kasar, itu suara Jae-Wook bagaimana mungkin Donghae tidak mengenali nya?

"Apa maksud dari kotak ini, Hyung?" tanya Donghae yang sudah terlanjur penasaran.

"Kotak Pandora," katanya singkat.

Super Junior : Their Incredible Moments ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang