43. Senyum Terbaik

219 25 55
                                    

Hai!

Sepertinya author tidak bisa update untuk hari Senin besok karena ...

Author update nya hari ini, Yeay!!

Udah ya, jangan misuh-misuh, ayo dibaca aja.

Siapkan hati dan pikiran kalian untuk membaca ini ya, semoga kalian bisa tersenyum setelah membacanya.

Ok, happy reading!!!

***
Berpuluh-puluh menit berlalu, tapi Leeteuk tak kunjung menemukan Donghae. Kini semua orang sedang pergi untuk mencarinya, Leeteuk semakin gelisah, pun dengan Eunhyuk, ia merasa menyesal karena telah bersikap kasar pada Donghae.

Donghae benar-benar menghilang.

Setiap orang yang ada di lokasi syuting menjawab tidak atau hanya sekadar menggelengkan kepala tanda tidak tahu apa-apa ketika Leeteuk bertanya Donghae ada di mana.

Leeteuk tak habis pikir, bagaimana mungkin semua orang tidak ada yang peduli pada Donghae?

Hei, tapi bukankah ia yang terlebih dahulu mengabaikan lelaki itu? Dasar tidak tahu diri.

"Hyung, Donghae ada." Eunhyuk menghampiri Leeteuk dengan napas yang memburu.

"Dimana dia?" tanya Leeteuk.

"Dia bersama Changmin, tapi sikapnya agak aneh, dia ..."

Leeteuk tak mendengarkan sampai akhir, ia segera pergi meninggalkan Eunhyuk, tentu saja tujuannya adalah untuk menemui Donghae, ia harus memastikan sendiri bahwa Donghae baik-baik saja.

****

Changmin mengamati lelaki yang tengah menundukkan kepala di hadapannya.

Lelaki berperawakan tegap itu enggan membuka mulut sejak ditemukan di studio seorang diri, matanya sayu, seakan pikirannya sedang terbebani oleh hal yang sangat berat.

Changmin sama sekali tidak mengerti dengan sikap Donghae akhir-akhir ini.

"Zhou, apa kau bisa menemani Donghae? Hyung harus mengurus beberapa urusan perusahaan yang mendesak." Changmin beralih menatap Zhou mi yang kebetulan sudah selesai latihan.

Zhou mi mengangguk, "pergilah, Hyung, aku akan di sini bersama Henry, Hyung tak usah khawatir," katanya tersenyum meyakinkan.

"Baiklah, Hyung pergi dulu." Changmin berlalu dari sana. Menyisakan keheningan di studio, Zhou mi tak berani mengajak Donghae untuk mengobrol bahkan hanya untuk sekadar berbasa-basi. Ia tahu Donghae punya masalah, waktu itu dia pernah mendengar Donghae menangis di kamar mandi.

Sedangkan Henry lebih interaktif, ia terus mengoceh, membicarakan ini dan itu, bahkan ketika Donghae sama sekali tidak menatapnya. Tatapan mata Donghae kosong, entah apa yang sedang ada di dalam pikirannya.

"Oh ya, Hyung, kakakku sangat menyukaimu, dia bahkan mengoleksi semua postermu. Kau mau kan memberikan tanda tanganmu untuk kakakku?" tanya Henry.

Namun, yang ditanya bergeming. Ia sama sekali tidak menoleh.

"Donghae Hyung, sebenarnya kau kenapa?" Tak puas dengan respon Donghae, Henry mulai menghentakkan tubuh Donghae, ia paling tidak suka diabaikan, lagi pula ia sedang berbicara dengan Donghae, bukan dengan patung.

"Diam!" Donghae membentak. Sebuah respon yang tak terduga, membuat si pelaku bungkam, Donghae tiba-tiba menjadi sangat kasar.

"Maaf." Henry menunduk, merasa bersalah.

Super Junior : Their Incredible Moments ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang