68. Titik Reaksi

131 18 9
                                    

Ekhem, yang masih ngikutin aku, eh, cerita ini maksudnya, jangan bosan untuk memberikan vote dan komen ya🤗

***

"Apa kau tidak tidur?" tanya seorang perias wajah ketika sedang menatap wajah Eunhyuk dari jarak yang sangat dekat. Jangan iri, itu memang sudah jadi pekerjaannya, memoles aset paling berharga bagi seorang idol, dialah orang di balik ketampanan Eunhyuk yang selama ini kalian saksikan lewat layar kaca.

"Eoh, semalam aku sangat bahagia karena memikirkan hari ini." Eunhyuk menjawabnya dengan wajah berbinar, tentu ia bisa bersikap santai karena ia dan penata riasnya sudah bekerja sama untuk waktu yang lama.

Wanita itu menggeleng pelan lantas mengeluarkan senjatanya dari dalam tas, ia menatanya di atas meja rias. "Aish, jika kau bahagia harusnya kau tidur, lihatlah wajahmu jadi keriput, apalagi di bagian kantung mata, kau menambah pekerjaanku saja."

"Hei, itu kan sudah menjadi tugasmu, untuk menutupi setiap keriputku, juga mata panda dan apapun itu."

"Iya tentu saja, aku akan melakukan yang terbaik untuk menutupi kekurangan-kekurangan di wajahmu." Meski sempat menggerutu wanita itu kini sudah mulai melukis di atas wajah Eunhyuk, pertama ia tepuk-tepuk wajah Eunhyuk dengan cairan bening.

Eunhyuk menutup matanya, menikmati setiap sentuhan kuas di wajahnya, tangannya meraih sebuah airpods putih dari dalam saku, ia berniat mendengarkan beberapa lagu.

"Anyeonghaseo!" sapa seseorang dengan suara khas yang tak asing di telinga Eunhyuk, ia sedikit membungkuk pada orang-orang yang sudah berada di ruang makeup.

"Tumben sekali dia sudah datang." Eunhyuk bergumam seorang diri, suara Donghae terdengar nyaring, meski telinga Eunhyuk tersumpal tapi ia masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Eunhyuk!! Kapan kau datang? Kupikir aku yang pertama datang." tanyanya yang langsung menarik kursi di sebelah Eunhyuk.

Eunhyuk segera mematikan musik, supaya bisa mendengar suara Donghae dengan jelas. "Jauh sebelum kau, mungkin pada saat zaman praaksara?" Ia mulai membual kemudian tertawa jail.

"Ooh begitu, pantas saja orang-orang memanggilmu monyet, sepertinya kau memang keturunan mereka."

Hahah, interaksi sederhana dengan lelucon konyol ini rupanya cukup lucu, si perias bahkan sudah tertawa sekarang, apalagi dengan Donghae yang suara tawanya sudah menggema di ruangan itu.

Bahkan kini Donghae mulai menirukan suara dan tingkah monyet untuk mengejek Eunhyuk, jangan salahkan dia karena Eunhyuk yang memulai, zaman praaksara kan identik dengan monyet, siapa suruh dia mengatakannya.

"Yak! Apakah sangat menyenangkan mengejekku?" Eunhyuk mulai merasa terganggu dengan suara tawa Donghae.

"Apa yang begitu lucu, hingga kau tertawa seperti itu?"

Ah, celaka, itu suara Yesung, bisa habis Eunhyuk digoda olehnya jika ia memutuskan untuk berada di pihak Donghae, tapi tentu saja Yesung akan memilih berada di pihak Donghae, Eunhyuk dan Yesung kan tak pernah akur.

"Tidak Hyung, Donghae sedang menertawakan video di ponselnya." Inilah satu-satunya cara untuk menghindari malapetaka, yaitu dengan mengalihkan pembicaraan, mencari topik baru, Eunhyuk tak mau menjadi bahan ejekan, setidaknya untuk pagi ini, karena mood-nya sedang benar-benar baik.

"Benarkah? Aku juga ingin melihatnya."

Donghae mendelik pada Eunhyuk, sedangkan yang ditatap menaruh jari telunjuknya di depan mulut, sambil melotot ia menggerakannya di atas leher, artinya jika Donghae tak tutup mulut maka tamatlah riwayatnya, gerakan memotong leher itu ancaman.

Super Junior : Their Incredible Moments ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang