Amanda tak menyangka dengan perilaku cowok gila itu. Kelakuannya di luar dugaan Amanda, cowok itu rela membelikan pembalut untuknya, serta mencarikan rok ganti untuknya di ruang koperasi siswa. Rasanya aneh ketika Amanda mendapatkan perhatian dari seorang cowok yang menyukainya, dulu saat ia pacaran dengan Dicky ia tak pernah mendapat perlakuan seperti saat Erlangga memperdulikannya.
Amanda menunggu Erlangga di toilet. Beruntung saat ini masih jam pelajaran, jadi tidak ada yang melihat rok belakang gadis itu bocor. Perut Amanda semakin sakit rasanya seperti di peras, hal yang paling Amanda tidak sukai ketika datang bulan yaitu sakit perut seperti ini, bagian dalam perut terasa nyeri.
"Duh, perut gue sakit banget.." ucap Amanda lirih gadis itu meremas bajunya. "Erlangga mana sih, lama banget," gumamnya.
Tak lama setelah itu Erlangga datang, cowok itu berlari kecil menghampiri Amanda. Ia menyerahkan kantong kresek berwarna hitam pada gadis itu.
"Gue beliin satu pack no drop, eh maksudnya pembalut yang sayap yang biasa mami sama adek gue pakai yang ini, soalnya gue nggak tau biasanya lo pakai yang apa jadi gue beliin ya itu deh."
"Beneran lo yang beliin?" Amanda menatap cowok itu tak percaya, padahal ia tadi sudah menyuruh Erlangga untuk meminta bantuan pada Mira atau Nashwa.
Erlangga menganguk. "Mereka lagi pelajaran, gue nggak mau ngangu."
Amanda tersenyum tipis ia meraih kantong kresek. "Thanks ya."
Erlangga tersenyum hangat. "Udah tugas gue sebagai calon suami lo."
Amanda mendengus geli.
"Itu di dalamnya udah ada rok ganti buat lo, tadi gue udah beliin di koperasi semoga ukurannya pas ya buat lo." Erlangga menujuk kantong kresek hitam yang di bawa Amanda.
Amanda memerjap. "Lo beliin gue rok?"
Erlangga menganguk pelan. "Ya, habis persediaan rok pinjaman di koperasi habis. Ya udah deh gue beliin." Jelas cowok itu. "Gue tunggu di depan ya, lo cepetan ganti dulu."
Amanda menganguk nurut, ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Otaknya masih mencerna baik-baik apa yang barusan Erlangga lakukan padanya. Hati Amanda sedikit luluh dengan cowok itu, satu kalimat yang terlintas di pikiran gadis itu saat ini 'ternyata Erlangga baik.' prediksi hal-hal buruk tentang cowok itu tak sepenuhnya benar.
Erlangga menunggu Amanda di depan toilet cewek. Tak butuh waktu lama Amanda sudah keluar dari toilet mengunakan rok yang barusan ia beli untuknya.
"Ukuranya pas," ucap Amanda.
Erlangga tersenyum lega pilihan size untuk gadis itu tidak salah.
"Masih sakit perut lo?" Tanya Erlangga melihat Amanda terus memengangi perutnya.
Amanda menganguk. "Masih tapi nanti udah enggak kalau di buat tidur."
Erlangga menganguk. "Yaudah ayo gue temenin ke uks lo mesti istirahat."
"Lo nggak ke kelas?"
Erlangga mengeleng. "Mau nemenin lo."
🌻🌻🌻
"Amanda!" Seru Mira dan Nashwa bersaaman ketika sampai di UKS.
Erlangga bergejolak kaget. "Astaghfirullah lo bikin gue kaget aja! Kalau masuk ketuk pintu dulu kek, ucap salam gitu Islam bukan lo?"
"Okey kita replay ya, maaf kan kita pak ustad," ucap Nashwa sambil menangkupkan kedua tangannya.
Nashwa menyeret lengan Mira keluar. "Assalamualaikum!" Seru mereka bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Teen FictionErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...