"Seharusnya lo nggak perlu repot-repot jemput gue," Amanda menyerahkan helm pada Erlangga, cowok itu menerima helm, ia gantungkan di kaca spion.Erlangga bingung mengapa gadis itu tiba-tiba kesal padanya sesampainya di sekolah. "Kenapa? Perasan tadi lo nggak protes waktu gue jemput," heran cowok itu sambil melepaskan helmnya.
Amanda mengehela nafas. "Lo nggak liat tatapan fans-fans lo itu gimana ke gue, kayak jenglot kebakar udahan."
Erlangga tertawa, cowok itu mengaca di spion menata rambutnya yang berantakan mengunakan tangannya. "Biarin, biar mereka tau kalau lo itu Milea nya Erlangga."
Amanda mendelik jijik. "Gue ogah punya Dilan yang modelnya kayak lo."
Erlangga menatap Amanda, ia sudah terbiasa dengan ucapan gadis itu yang selalu menolak diirnya mentah-mentah dengan kalimat yang tidak ber-perasaan."Gue bisa cosplay jadi Dilan sesuai keinginan lo."
Amanda memutar bola matanya malas. Gadis itu membalikan badannya, memilih pergi dari parkiran motor namun Erlangga menahan tangannya, membuat Amanda terpaksa membalikan badannya menghadap ke Erlangga.
"Tungguin gue bentar, kita ke kelas bareng," ucap Erlangga menyengir.
"Ogah." Amanda hendak pergi lagi-lagi Erlangga menahan tangannya.
Amanda berusaha mengontrol emosinya, ia menatap tajam tangan Erlangga yang berani menyentuhnya. Melihat tatapan galak dari gadis itu, cowok itu buru-buru melepaskan tangannya.
"Sorry," Erlangga berdaham singkat. "Tungguin gue bentar Nda, gue anter lo sampai kelas."
Amanda melipat kedua tangannya. "Gue bisa ke kelas sendiri," jawab Amanda datar.
Erlangga mengaruk alisnya. "Yakin? Maksud gue baik Nda, gue nggak mau lo sampai di serang sama mulut-mulut nyinyir fans gue," jelas cowok itu. Erlangga sangat tau bagaimana reaksi fans-fans Erlangga jika mereka bertemu langsung dengan gadis itu, pasti ada beberapa orang yang akan mencibir kata-kata jelek tentang Amanda, dan Erlangga tak akan membiarkan hal itu terjadi. Dengan dirinya selalu ada di sampingnya gadis itu, Erlangga jamin tidak ada fansnya yang berani mencibir Amanda.
Amanda berdecak. "Ribet banget sih kalau berurusan sama cowok populer," heran gadis itu. "Yaudah gue tungguin lo, tapi jangan lama-lama."
Erlangga menganguk sambil tersenyum sumringah. "Gue cuma mau benerin rambut doang Nda, enggak bakalan sampai satu jam," ucap cowok itu.
Amanda tak menjawab gadis itu mengeluarkan ponselnya, ia lupa untuk mengabari Mira kalau dirinya berangkat bersama Erlangga. Gadis itu langsung mengirim pesan whatsapp pada temannya, pas sekali Mira sedang online.
Mira
Mir, sorry gue g bisa brngkt
Brng lo.Erlangga tiba-tiba jemput gue.
Its okey Nda.
Gue juga belum berangkat kok, masih di kasur nih.
Amanda hanya membacanya, gadis itu memuaskan kembali ponselnya ke dalam sakunya. Beruntung Mira belum menjemput dirinya, ia jadi tidak enak dengan temanya itu. Padahal kemarin malam Amanda meminta Mira memberikan tumpangan untuknya, namun pagi tadi bukan mobil merah Mira yang ada di rumahnya melainkan motor matic Erlangga. Cowok itu datang tanpa di minta, dengan senyum sumringah Erlangga mengajak Amanda berangkat bersamanya. Gadis itu hendak menolak, namun melihat semangat Erlangga yang tak henti mengejar dirinya ia menjadi tidak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Teen FictionErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...