Sudah hampir seminggu Erlangga menjahuinya. Cowok itu benar-benar menuruti perkataan Amanda. Mungkin ini yang terbaik untuk mereka berdua. Tapi entah mengapa sejak seminggu belakangan ini gadis itu jadi sering kesal tanpa sebab, hal itu membuat kedua temannya heran dengan dirinya.Setiap ada cowok yang menatapnya lebih dari lima detik, cowok itu bakal kena semprot ucapan Amanda. Bahkan Joko teman sekelasnya kini menjadi pelampiasan kekesalan gadis itu.
Seperti saat ini pada jam pelajaran seni budaya di buat kelompok untuk mengerjakan tugas melukis batik. Hanin satu kelompok dengan dua temannya, berserta Joko. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota.
Amanda yang tengah fokus mengecat kain batik dengan kuas tiba-tiba menoleh. "Nggak usah natap gue gitu bisa?" tanya Amanda pada Joko, karena cowok itu terus menatapnya membuat ia tak nyaman.
Joko langsung menenguk ludahnya sudah payah, di tatap Amanda tajam.
"Sekali gue tau lo natap gue lagi, gue congkel mata lo!" lanjutnya sambil menodongkan kuas ke arah cowok itu, membuat Joko dan kedua temannya bergidik ngeri.
"Gue...gue.. itu di pipi lo ada cat," kata cowok itu gugup.
Amanda segera mengambil kaca yang selalu Mira bawa, ia mengecek apakah benar di pipinya ada noda cat? Atau mungkin cuma alasan Joko biar bisa memandanginya.
"Ke kamar mandi sana, bersihin dulu." suruh Mira menoleh padanya. "Sisanya biar gue yang ngurus, keburu pewarnaannya kering ntar susah di hilangin."
Amanda menganguk. Lalu beranjak pergi dari sana. Sebelum itu ia meminta izin dengan guru.
Selepas kepergian gadis itu, Joko bernafas lega. "Gila temen lo serem amat, seminggu ini kalau lihat gue bawaannya kek benci gitu sama gue. Padahal gue nggak ada salah sama dia," curhat cowok itu.
"Muka lo bikin dia eneng Jok," timpal Mira di ketawai oleh Nashwa.
Joko mengelus dadanya, berusaha sabar dengan penistaan yang menimpa dirinya. "Yaallah, muka ganteng kayak gini mana bisa bikin orang eneng coba."
Nashwa mendelik geli. "Bisa, buktinya gue yang selalu eneng lihat wajah lo. Nih, mau muntah. Ahhh, gue mau ke toilet." gadis itu berdiri, lalu menepuk pundak Mira. "Gue ke toilet dulu ya Mir, kalau lo juga mau mutah. Muntah aja jangan ditahan." Katanya lu melengos begitu saja.
"Anjir temen-temen lo pada nggak ada akhlak semua, gila. Pada dendam apa ya sama gue! Gini lah punya wajah tampan ada aja cobaanya," gumam cowok itu geleng-geleng dramatis.
Mira menatap cowok itu ngeri sendiri. "Jok, makin hari, makin nggak waras lo."
。:゚(;´∩';)゚:。。:゚(;´∩';)゚:。。:゚(;´∩';)゚:。
Sebenernya Nashwa sengaja izin keluar kelas karena ingin menyusul Hanin ke toilet, ada yang harus Nashwa bicarakan dengan temannya itu. Namun di tengah langkahnya menunju toilet, ia melihat Amanda yang sedang di hadang oleh Monica dan beberapa temannya. Gadis itu langsung melangkah dengan cepat menyusul Amanda.
"Gara-gara lo Erlangga jadi benci sama gue!" Monica mendorong bahu Amanda sampai terhuyung beberapa langkah ke belakang.
Monica maju mendekat, mengangkat dagu Amanda dengan satu jarinya. "Cewek sialan! Gue selalu berusaha buat Erlangga suka sama gue, tapi sekarang dia jadi benci gue, gara-gara lo!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Novela JuvenilErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...