"BANGKE!"Erlangga, Keenan, Joan, dan Samuel mengumpat secara bersamaan. Ke empat cowok itu sedang nongkrong di basecamp, ada Akbar juga disana cowok itu sedang membaca buku.
"Bisa barengan gitu ya?" Heran Akbar menatap ke empat sahabatnya.
"Gue tau kalian nge-fans sama gua. Tapi gak usah pakai ikut-ikut segala napa," ujar Erlangga pede.
"Idih, siapa juga yang ikutan," sewot Keenan. "Orang gue lagi kesel."
"Kok sama," sahut Erlangga, Joan, dan Samuel bersamaan.
"Gue lagi kesel anjir, dari tadi mantengin hp nunggu Flash sale Shoppe malah kehabisan, bangke gak sih?!" Ujar Samuel.
"Gila, gue juga sama bro. Udah belanja banyak ngejar diskon sinyal malah kagak ada," timpal Joan.
"Jadi kita samaan nih? Lagi ikutan flash sale 11.11?" Tanya Keenan.
"Kita? Lo aja kalik, gua gak se-miskin itu ya. Sampai harus nunggu diskon 11.11," sombong Erlangga.
Keenan melempar botol Aqua mengenai jidat Erlangga. "Sombongnya kagak ada akhlak banget sih," ujar Keenan.
"Terus kalau lo gak ngejar diskon, kenapa tadi lo ngumpat?" Tanya Joan.
Erlang menganguk jidatnya. "Itu... Gue lagi nyari makanan yang promo," jawab Erlangga.
"Cari makanan tapi kenapa bukaknya malah toko online skincare?" Sahut Akbar melirik layar ponsel Erlangga.
"Sialan lo Bar!" Umpat Erlangga tertangkap basah oleh temanya yang suka jujur ini.
"Modelan lo Nyet, pakai skincare segala," cibir Samuel, membuat Keenan, Joan tertawa keras.
"Mau bikin cewek-cewek makin nempel sama dia Sam," sahut Joan sambil terkekeh.
Erlangga menahan rasa kesalnya. Sialan! Teman-temannya mengejek dirinya, karena ketahuan ingin beli skincare. "Heh Sam, tanpa skincare ciwi-ciwi udah ngejar-ngejar gue ya, emang takdir orang ganteng gini Lo gak udah iri. Lagian kalau gue mau beli skincare emang kenapa? Masalah? Selagi itu bikin kulit gue tambah glowing shimering seplendid gak masalah kan?"
"Emang cewek doang yang perlu skincare? Cowok juga perlu kalik, apalagi buat kalian yang kulitnya item dekil, iyiuhh... Mana udah belang-belang gitu, pantesan saja cewek gak ada yang mau sama kalian," ejek Erlangga menatap kulit teman-temannya satu persatu. Memang diantara anak-anak Still Boys, hanya Erlangga yang bisa dibilang memiliki paras wajah dan kulit yang begitu sempurna. Itu sebabnya Erlangga perlu menjaga pemberian dari tuhan ini, ia harus merawatnya dengan membeli skincare yang sedang diskon di Shoppe.
"Anjimmmm itu Bacod pengen gue tambok pakai sendal jepit gue lama-lama," geram Keenan yang bersiap melepaskannya sandal jepitnya.
"Gue tau kenapa lo pengen beli skincare," sahut Samuel membuat teman-temannya menatapnya. "Pasti lo insecure kan? Gara-gara cewek baru itu nolak pesona lo?" Tudingnya, membuat gelak tawa penghuni basecamp Still Boys.
Akbar yang sedari tadi diam, ia pun angkat bicara mendengar ada cewek yang menolak pesanan temanya itu? Wah.. sangat lah langka. "Emang ada cewek yang gak tertarik sama Erlangga?" Tanyanya penasaran.
"Beuhhhhh.. lo belum tau Bar? Gue ceritain ada cewek kelas... Emmmmm," sebelum menyelesaikan ucapannya Erlangga terlebih dahulu menyumpali mulut Samuel mengunakan kertas.
Erlangga bangkit dari sofa, cowok itu meriah tas dan jaketnya. "Mood gue rusak gara-gara kalian, gue cabut."
"Jatah makan siang gak dapet nih Ngga?" Teriak Joan, sudah menjadi kebiasaan anak Still Boys makan siang di basecamp, dan itu semua uang bertanggung jawab adalah sang ketua Erlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Teen FictionErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...