Chapter 22

245 23 2
                                    


Amanda menatap sekelilingnya dengan heran. "Ky, ngapain kamu ajak aku ketempat beginian?"

Dicky melirik ke Amanda lalu kembali cowok itu celingukan seperti mencari seseorang. "Ada temen aku yang mau kenalan sama kamu."

"Harus ya di tempat begini?"

"Sebentar aja sayang, dia dari kemarin pengen kenalan sama kamu."

Amanda menganguk nurut. Toh hanya berkenalan saja kan? Namun pada kenyataannya pada hari itu bukan berkenalan dengan teman Dicky. Melainkan Dicky membawanya untuk menyerahkan Amanda kepada temannya itu.

"Hei Dicky!" Seru cowok yang bernama Rio, teman yang Dicky maksud.

Dicky menganguk. Rio berjabatan tangan sambil memeluk Dicky. Cowok itu membisikan sesuatu yang tak Amanda tahu.

"Cantik, kalau sampai malam ini berhasil. Gue transfer dua kali lipat."

Dicky tak menjawab, ia melerik Amanda sekilas. Mendadak ia menjadi tak tega pada kekasihnya itu.

Rio menatap Amanda dari atas hingga bawah, hal itu membuatnya tak nyaman. "Gue Rio," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

Amanda terseyum canggung. "Amanda." Ia membalas jabatan tangan Rio. Amanda menatap Rio yang tak kunjung melepaskan tangannya, cowok itu justru mengusap-usap punggung tangannya. Membuat Amanda tak nyaman.

Dicky berdeham. Cowok itu menarik tangan Amanda agar terlepas dari genggaman tangan Rio.

"Lo Amanda? Si Dicky sering cerita tentang lo," ucap Rio. "Lo udah siap?" Tanya Rio ke Amanda membuat gadis itu menyengrit bingung.

Rio terkekeh pelan. "Ikut gue ke atas, kamarnya udah siap." Rio menarik tangan mungil Amanda, namun gadis itu menempisnya dengan kasar.

Amanda menatap Dicky penuh tanya. Kenapa Dicky diam saja, saat cowok lain mengajaknya pergi? Amanda belum paham apa maksud ucapan Rio barusan. Hati kecil Amanda mengatakan itu bukanlah hal yang baik.

"Ky? Apa maksud dia? Kenapa dia mau ngajak aku ke.."

"Oh, sepertinya lo belum tau ya? Pacar lo itu nggak ngasih tau lo sebelumnya?" Tanya Rio berpura-pura memasang ekspresi wajah terkejut.

Dicky diam. Cowok itu tak berani menatap pacarnya.

Amanda menoleh ke Rio. Apa yang Dicky belum kasih tau ke dia? Apa?

"Apa maksud lo?" Tanya Amanda ketus.

Rio terkekeh. "Cowok lo kalah taruhan, dan lo udah di jadiin taruhannya. Sekarang lo ikut gue, layanin gue semalaman."

Deg.

Dada Amanda sesak, matanya mulai berkaca-kaca. Ia menatap Dicky dengan tatapan tak percaya. Kakinya mulai lemas, tak sanggup berdiri. Amanda menjatuhkan badannya di kursi bar, tepat di belakang Amanda.

"Wah, parah lo Ky. Masa sama pacar main rahasia-rahasiaan," ucap Rio sambil geleng-geleng dramatis sengaja memperkeruh keadaan.

Dicky menatap Amanda dengan tatapan sendunya. Ia mencoba memegang pundak Amanda, namun Amanda menempisnya secara kasar.

Gadis itu lalu berdiri menatap Dicky. "Yang di omongin cowok itu nggak kan bener Ky?"  Tanya Amanda

Amanda menggigit bibirnya menahan emosinya yang meluap, melihat Dicky bungkam tak menjawab pertanyaannya.

Sedangkan Rio menatap dua sejoli itu dengan malas. Namun Rio juga seneng mendapatkan tontonan gratis, cowok itu melangkah menuju Bar, memesan minum untuk menemaninya sambil melihat temanya itu bertengkar dengan kekasihnya.

Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang