"JOAN SUDAH BERAPA KALI IBU BILANG, RAMBUT NGAUSAH DI KASIH PERWARNA GITU. SYUKIRIN APA YANG ADA, NGGAK USAH SOK MAU JADI BULE, NILAI BAHASA INGGRIS MASIH BELUM TUNTAS PAKEK SOK-SOKAN BELAGAK JADI ORANG BULE!""KEENAN ITU RAMBUT DI POTONG! MAU JADI PEREMPUAN KAMU?
"SAMUEL BAJUNYA DI MASUKAN!"
Keadaan jam istirahat yang semula tenang, kini menjadi ricuh ketika Bu Rossa guru ketertiban memasuki kelas 11 IPA 3 untuk mengadakan razia mendadak.
Guru yang memiliki postur tubuh yang tinggi, dan berkulit putih itu menghela nafas kasar menatap anak kelas 11 IPA 3 yang semena-mena dengan aturan sekolah.
Bu Rossa berdiri di depan, sambil membawa pengaris kayu panjang di tanganya guna memukul murid yang berbau melawan dirinya. Bu Rossa mendengus jengah melihat kelakuan orang paling ganteng se-sekolah ini, cowok itu melanggar aturan yang sangat parah, membuat Bu Rossa mengeleng tak habis pikir.
"ITU ERLANGGA KENAPA BAJUNYA NGGAK ADA BADGE SEKOLAH? ANAK MANA KAMU? MANA NGGAK PAKAI ATRIBUT SEKOLAH LAGI, NIAT SEKOLAH NGGAK SIH KAMU?"
Erlangga sontak berdiri. "Bu, baju saya..."
"Baju kamu di laundry? Apa baju kamu basah kemarin kehujanan dan sekarang belum kering? Atau kamu nggak punya seragam beratribut lengkap buat sekolah Erlangga?" Tanya Bu Rossa penuh tekanan.
Erlangga menyengir konyol, sambil menggaruk tengkuknya. "Tau aja sih Bu."
"Yang tidak memakai atribut lengkap segera turun ke lapangan! Terutama kamu Erlangga! Ibu bakalan kasih hukuman khusus buat murid kesayangan ibu," ucap bu Rossa sambil menunjuk Erlangga, kemudian guru itu pergi melanjutkan razia ke kelas lain.
"Bu, kok Akbar nggak di periksa sih Bu?!" Seru Erlangga tak terima. Ia merasa seperti murid yang dibeda-bedakan. Melihat Akbar yang tidak kena semprot bu Rossa membuat Erlangga dan teman-teman yang lain berdecak kesal.
Bu Rossa membalikan badannya. Menatap Akbar yang sedang tidur di pojok sana, cowok itu tak peduli akan kondisi kelasnya yang ricuh saat ini. "Apa yang perlu ibu periksa dari Akbar? Dia udah patuh sama peraturan, ngak kayak kalian-kalian ini!" Tunjuk bu Rossa dengan penggaris kayunya, membuat nyali anak IPA 3 menciut.
Sementara kondisi di anak 11 Bahasa tak kalah kacau dari kondisi anak 11 IPA 3. Berbeda dengan 11 IPA 3 yang bermasalah kebanyakan para cowok, disini di kelas 11 Bahasa para cewek-cewek pada sibuk menyembunyikan peralatan make up-nya.
"Heh anjir! Entar lagi bu Rossa kemari?!" Seru salah satu anak 11 Bahasa.
Dan benar, tak selang beberapa menit bu Rossa masuk memandangi seluruh penjuru kelas dengan tatapan khasnya. Tanpa basa-basi bu Rossa langsung mengeledah tas mereka, bu Rossa tidak sendiri ia dibantu oleh pak Hakim.
Beberapa siswa sudah menjerit histeris ketika barang berharganya di sita oleh bu Rossa.
"Bagus, kalian di sekolah buat belajar apa mau kontes kecantikan?" Tanya bu Rosaa memandangi make up hasil penggeledahan.
Mira menenguk ludahnya, ia menyengol lengan Amanda. "Nda... Maybelline gue, lipstik dior gue masih di dalam tas," gumam Mira sedih memikirkan gimana nasib lipstick dan bedak yang ia bawa.
"Mampus lo Ra, bisa disita kalau samape bu Rossa tau."
Mira berdecak kesal, bukanya membantu Amanda justru malah menakuti dirinya. Mira meraih tasnya sebelum bu Rossa kemari, gadis itu akan menyembunyikan lipstiknya di saku atau dilacinya, namun sebelum Mira membuka resleting tasnya bu Rossa sudah ada dihadapannya, menatap gadis itu dengan sorot mata yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Teen FictionErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...