So, aku terharu kalian pada minta lanjut.
Jadi nggak tega buat unpublish 😭 Thank you so much gusyyyy...
Jadi aku putuskan buat nyelesaiin cerita ini sampai tamat~
Berharap dukungan baik dari kalian semua:)
🌈🌈🌈
Prang...
Saat baru memasuki halaman rumah langkahnya terhenti ketika mendengar suara benda pecah dari dalam rumahnya, di sertai suara teriakan papahnya. Gadis itu tahu apa yang sedang terjadi di dalam rumahnya, yang sering terjadi setiap harinya. Rumah yang seharusnya jadi tempat paling nyaman, tenang, dan damai itu semua tak bisa Amanda rasakan selama hidupnya. Saat ia masih kecil hingga kini dirinya beranjak remaja masalahnya tetap sama. Rasanya bosan Amanda melihat ini semua.
"SAYA TAHU KAMU SELINGKUH! Iya kan? Dasar wanita nggak tau diri. Kenapa kamu pergi sama laki-laki itu? Dia ngasih apa sama kamu?"
Mata Amanda memanas melihat papahnya yang meneriaki mamahnya yang bersipuh di lantai sambil menangis.
"Mas aku nggak selingkuh." Mamah menatap papah sendu. "Dia itu cuma temen SMA aku mas."
Papah berdecih. "Alah masih aja ngelak kamu! Saya nggak percaya sama kamu!" Pria paruh baya itu melempar vas bunga dengan kasar. "Kalau mau selingkuh pikirin nasib Amanda gimana? Emang dia mau lihat mamahnya yang sekarang jadi pelacur di luar sana? Bodoh!"
Tangan Amanda mengepal kuat, mereka tak sadar Amanda sedang berdiri di depan pintu mengamati kedua orang tuanya yang sedang bertengkar.
Tangis mamah Amanda semakin menjadi, hal itu membuat dada Amanda manjadi sesak. Ia tak suka dengan perlakuan papahnya pada mamahnya, setiap bertengkar pasti selalu begini. Sifatnya yang temperamental membuat gadis itu tidak pernah dekat pada sang papah.
Papah menarik tangan mamah dengan kasar, memaksanya untuk berdiri."Sekarang kamu pergi dari sini! Saya nggak mau lihat wajah kamu!"
"Mas aku nggak mau.. aku nggak mau pisah sama Amanda mas.."
"Saya nggak peduli. Kalaupun Amanda tahu dia juga gak bakal Sudi lihat wajah mamahnya disini."
"Mas.."
"Saya bilang pergi!"
"STOP!" Amanda berteriak keras, lalu berjalan menghampiri kedua orang tuanya dengan wajah yang merah menahan emosi.
Papah tersenyum sinis. "Bagus deh kamu datang, kamu bisa lihat kelakuan mamah kamu yang..."
"CUKUP PAH!" Bentak gadis itu. "UDAH CUKUP SELAMA INI PAPAH BUAT MAMAH MENDERITA! Kalau papah ngusir mamah keluar, Amanda juga bakal pergi dari sini!"
"Berani kamu bicara kayak gitu sama papah kamu?!"
Amanda menatap papahnya, dengan air mata yang perlahan menetes. Ia juga tak mau berbicara kasar seperti ini, namun karena perlakuan kasar pria itu yang di tujukan kepada mamahnya membuat Amanda tak tahan untuk tidak berkata kasar. "Aku bicara kayak gini juga karena papah! Karena papah yang selalu bicara kasar sama mamah?! Kenapa aku nggak boleh bicara kasar sama papah? Sedangkan papah selalu ngelakuin hal-hal kasar sama aku sama mamah?! Kalau papah udah nggak mau Amanda sama Mamah ada di hidup papah, kenapa nggak izinin buat kita pergi pah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Novela JuvenilErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...