Chapter 4

645 46 2
                                    


"Gue gak bisa nemenin lo ke kantin, Madam Maria manggil gue. Lo ke kantin sendiri gak papa kan?" Tanya Mira pada temanya yang tadi mengajaknya ke kantin.

Amanda menganguk. "Ya udah deh, gue ke kantin sendiri," jawabnya.

Mira merasa tak tega harus meninggalkan temanya pergi ke kantin sendirian, karena Amanda adalah teman barunya di kelas ini. Baru 2 hari Amanda pindah di SMA Tribuana dan menjadi teman barunya.

"Hapal kan jalan ke kantin?" Tanya Mira memastikan.

Amanda terkekeh. "Hapal kok, kan udah pernah ke kantin."

"Minta temenin Nashwa aja, kalau gak apal. Eh, btw tu bocah di mana?" Tanya Mira yang tak melihat batang hidup teman yang satunya itu.

"Tadi pamit ke perpus, katanya mau baca novel di sana, gue tadinya juga mau ikut, tapi gak jadi soalnya haus banget gue. Pengen es teh," jelasnya sambil tersenyum.

"Yaudah nanti selesai dari kantor, kita ke perpus bareng. Lo tunggu gue di sini, oke!"

"Oke,"

^=^

Amanda Dhea Clarissa gadis cantik yang baru 2 hari lalu pindah dari SMA  Cendana. Amanda pindah ke SMA Tribuana karena ada suatu masalah yang membuatnya harus meninggalkan sekolah lamanya itu,  masalah yang membuatnya sedikit tramuma akan kejadian yang membuat hatinya merasa sakit jika mengingatnya.

Amanda cukup senang bisa masuk sekolah di SMA Tribuana, sekolah musuhnya sendiri. Awalnya Amanda menolak masuk di sekolah ini, namun atas penjelasan dari sang Papah ia mau masuk di SMA ini. Amanda pikir hari pertamanya di sekolah barunya ia tak bakal mendapatkan teman, karena pasti mereka semua menjauhinya karena Amanda pindahan dari SMA musuhnya. Namun dugaan Amanda salah, ia justru di sambut baik oleh warga SMA Tribuana, bahkan ia langsung mendapatkan teman baik seperti Mira dan Nashwa yang mau menerimanya menjadi teman barunya.

Baru masuk ke kantin, gadis itu mendapatkan tontonan bar-bar dari Fans seorang ketua Genk motor. Amanda tau, tentang Genk Still Boys. Genk yang dulunya menjadi musuh Genk di sekolahnya.

"Erlangga ganteng banget sih,"

"Iya, wajahnya itu lo kayak Artis pemain filim,"

Amanda bergidik ngeri ketika ia tak sengaja mendengar obrolan dua orang yang barusan lewat di hadapannya. Dua gadis itu sedang mebicarakan ketua Genk di sekolahnya, yang membuat Amanda ingin mual. Sejujurnya Amanda heran pada mereka yang muji-muji Erlangga ganteng, bahkan teman-temannya di SMA Cendana juga sangat menyukai Erlangga, padahal menurut Amanda wajah Erlangga biasa-biasa saja.

Tak mau ambil pusing Amanda segera pesan Es teh lalu, kembali ke kelas. Ia tak mau melihat tontonan Bar-bar dai Fans seorang ketua Genk.

"Mbak es teh manis satu ya," pesan Amanda kepada ibu kantin.

"Syap Neng," ujar ibu kantin.

Saat ibu kantin sedang membuatkan Es teh, suara ricuh terdengar dari arah meja Erlangga. Amanda menoleh, melihat aksi dua gadis yang sedang jambak-jambakan demi ingin makan bersama Erlangga. Ia hanya bisa geleng-geleng heran.

Tak lama kemudian satu gelas cup Es teh manis pesanan Amanda pun jadi. "Ini Neng," ujar ibu kantin sambil menyorongkan cup Es teh.

Amanda menerimanya, "Berapa mbak?"

"Tiga ribu neng," jawabnya.

Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang