"Harus banget kita gabung sama mereka?" Tanya Amanda pada kedua temanya. Gadis itu sebenarnya ingin menolak ajakan Mira dan Nahswa, yang mengajaknya makan bersama di Warkum tempat anak Still Boys nongkrong. Jika saja ia tak mengingat sepupunya Akbar yang juga mengundangnya ke sini, ia tak akan datang dan bergabung bersama mereka."Harus dong!" Seru Nashwa antusias.
"Gak usah cangung Nda, anak-anak Still Boys pada asik-asik kok. Apalagi Genk-nya Erlangga mereka pasti seneng lo juga ikut gabung," ucap Mira mencoba meyakinkan temanya itu.
Masalahnya Amanda itu tak terbiasa makan satu meja bersama cowok. Kalau cowoknya satu, atau dua orang Amanda masih memakluminya. Sedangkan anak Still Boys? Lebih dari 20 cowok yang berada di Warkum.
Sehabis pulang sekolah tadi Akbar mengabari dirinya dan kedua temannya, untuk ikut bergabung makan siang bersama teman-teman Akbar, sekaligus sepupunya itu merayakan atas kemenangan olimpiade yang Akbar ikuti beberapa hari lalu.
Nashwa yang tak sabaran, gadis itu menarik tangan kedua tangannya untuk segera masuk ke dalam.
Sesampainya di dalam mereka di sambut hangat oleh anak-anak Still Boys. Mira menarik kuris yang kosong di depan Joan. Amanda ikut duduk di sebelahnya tak sadar ia berhadapan dengan Erlangga. Sedangkan Nashwa duduk di samping Amanda berhadapan dengan orang yang gadis itu sukai.
"Ayo para bidadari cantik, mau pesen apa?" Tanya Keenan melayani.
"Yang paling enak dan yang paling mahal di sini apa?" Tanya Mira mendapatkan sentilan kecil dari Erlangga, membuat gadis itu meringis.
"Udah di traktir mana minta yang mahal lagi, dasar beban."
Mira mendelik tak terima. "Yeee..biarain orang Akbar diem aja kok, kenapa lo malah sewot."
"Diem-diem gitu pasti Akbar batin, Mir." Sahut Samuel yang tengah fokus pada gamesnya.
Mira menatap Akbar yang fokus tengah pada ponselnya. "Masa sih? Nggak percaya gue, anaknya diem-diem aja noh."
Akbar melirik sekilas ke arah temanya yang sedang membicarakan dirinya, ia mengangkat kedua bahunya tak peduli dengan obrolan mereka. Cowok itu menatap sepupunya yang duduk samping Nahswa, dua gadis itu saat ini tengah membicarakan suatu hal.
"Nggak makan?" Tanya Akbar pada Amanda, namun bukan Amanda yang jawab melainkan Nashwa.
"Enggak belum laper," jawab Nashwa malu-malu.
"Gue nggak tanya sama lo," balas Akbar datar sambil menatap gadis itu sekilas, hal itu membuat Nashwa mencibirnya pelan.
Tatapannya beralih pada Amanda. Seolah paham apa maksud Akbar, gadis itu mengeleng. "Belum laper gue,"
Akbar menganguk paham. "Mau gue pesenin es teh?" Akbar tau apa minuman favorit sepupunya itu, yaitu es teh manis. Bagi Amanda es teh manis dapat menaikan moodnya saat sedang buruk, ia sangat menyukai minuman yang merakyat itu.
"Terserah."
Akbar hendak berdiri namun tangannya di tahan oleh Nahswa. Akbar menatapnya malas.
"Gue juga mau dong di pesenin minuman kayak Amanda," ucap Nashwa sambil tersenyum sumringah.
Akbar menepis tangan Nashwa pelan. "Pesen sendiri."
Nashwa mengeleng."Nggak mau, entar gue di godaiin lagi sama cowok-cowok yang pada antri pesen makanan," ucap gadis itu sambil menujuk beberapa anak Still Boys yang memesan makan. Di situ ada Faisal cowok yang selalu genit dengan gadis-gadis jomblo seperti dirinya.
Akbar berdecak. "Ya godaiin balik lah, gitu aja repot."
"Kalau gue di godaiin sama cowok emangnya lo nggak cemburu?" Pancing Nashwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga (INI CERITA MAU DI ROBAK DIKIT)
Teen FictionErlangga seorang ketua Genk di sekolahnya. Sifatnya seperti bunglon, bisa berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya. Ia sosok yang asik, suka bercanda dalam setiap hal. Suka tebar pesona, memiliki paras yang tampan membuat dirinya sangat beruntung...