10. Lera

2.2K 380 150
                                    

Assalamualaikum gimana kabarnya? Tetap jaga jarak ya.

Yang kangen pacar sabar dulu, dan yang jomblo harap bersabar xixi

.......

Lera berjalan keluar kelas dengan keadaan badan yang lemas. Tak sempat tadi Lera menyentuh makanan nya, ia malah harus beradu mulut dengan Flo.

Uang Lera kini sudah menipis. ibu tiri nya sama sekali tidak memberi Lera sedikit uang jajan.

Selama ini Lera membeli sesuatu karena hasil tabungan gadis itu sendiri dari dulu.

Arnes selalu memberi Lera uang untuk kebutuhan diri nya sendiri, tapi Lera selalu menyisihkan uang nya untuk di tabung dari pada harus membeli makan di kantin.

Tubuh Lera semakin lemas. Tubuh gadis itu terhuyung membentur tembok menahan badan yang tidak seimbang karena pusing yang luar biasa.

Pandangan Lera buram, kepala nya tiba-tiba berat. Tanpa gadis itu sadari ia jatuh pingsan. Dion yang mengetahui itu langsung berlari kearah Lera.

"Astaga, Ra!"

Dion diam, lebih baik ia memanggil Kenath.

Brakkk

Dion membuka pintu dengan kasar

"KENATH!!! LERA PINGSAN!!"

Kenath dengan rasa cemas yang amat dalam langsung berlari kedepan kelas, lalu menggendong tubuh Lera dan berlari sekuat tenaga menuju Uks.

"DOKTER!! DOK!!"

Kenath membaringkan tubuh Lera ke ranjang uks.

"DOKTER!!" Teriak laki-laki itu lagi.

Selang beberapa detik, Dokter Rasya selaku dokter disekolah mereka pun datang.

"Tunggu di luar, ya. "

"Tapi... "

"Saya tangani, Lera dulu. "

Kenath hanya pasrah ia kembali keluar dengan Dion yang masih berdiri di ambang pintu.

Flora yang melihat Kenath keluar dari uks gara-gara menyelamatkan Lera memandang dari kejauhan.

Tangan gadis itu mengepal kuat rahang nya mengeras. Ia sangat membenci Lera lebih dari siapa pun.

"Brengsek," gumam Flo tapi terdengar jelas oleh gadis yang ada di samping nya.

"Cemburu lihat kenath sama Lera? Nyerah deh. Lo gak ada apa-apa nya sama Lera, Flo," ucap gadis di samping Flo.

"Gue tanya apa keistimewaan dari gadis itu hah!" pekik Flo marah

"Banyak lah. Lera cantik, pinter, anak orang kaya. Cowo siapa pun pasti bakal ke semsem sama anak itu."

Flo tak membalas  ia menghembuskan nafas kasar lalu berjalan menjauh dari kerumunan. Flo meremas rok nya dengan ekspresi wajah yang sangat marah.

....

"Tenang Kent, Lera tidak apa-apa. Dia cuma belum makan dari tadi pagi," ucap Dokter Rasya.

Kenath hanya mengangguk membiarkan Dokter Rasya keluar dari Uks. Kent duduk memegang tangan Lera kemudian mengusap nya pelan.

Kent mengelus rambut Lera lembut.
"Aku yang terlalu bodoh, atau kamu yang sengaja bikin aku bodoh Ra. Kali ini aku benar-benar tidak becus menjaga mu," gumam Kenath pelan agar tak mengganggu tidur Lera.

"Astaga Lera!" teriak Kristal setelah memasuki Uks.

Kenath kaget ia mendekatkan jari telunjuk nya di bibir mengkode Kristal agar diam. Kristal mengerti maksud Kent, dengan hati-hati gadis itu mendekatkan dirinya ke arah Lera. Memandang gadis yang masih terkapar lemas di ranjang Uks dengan raut wajah pilu.

"Jaga lera sementara, gue mau beli makanan buat dia," ucap Kent sedikit berbisik. Kristal hanya mengangguk menuruti perintah Kent.

"Gue lupa Ra, kalau lo tadi belum nyentuh makanan. Andai cecunguk Flo nggak bikin masalah, mungkin lo gak akan kayak gini," geram gadis itu masih memandang wajah Lera.

Kent sudah berdiri di kantin yang menjual aneka makanan.

Tanpa berpikir panjang laki-laki itu memesan beberapa makanan yang Lera sukai, tidak lupa dengan jus alpukat favorit Lera dari kecil.

Soal kehidupan Lera, Kenath nomer satu dari pada orang tua nya yang menyia-nyiakan gadis malang itu.

Mendapat secuil kasih sayang dari orang tua pun hanya mimpi bagi Lera. Mungkin.

Kenath sudah selesai membeli apa saja yang harus ia bawa untuk Lera.

"Hai," sapa seorang gadis yang sudah berdiri tegak di depan Kenath dengan keadaan tersenyum.

Kent diam, ia tak menghiraukan gadis itu sama sekali. Laki-laki itu lebih memilih lanjut berjalan menuju Uks.

Satu tangan membuat Kenath terhenti, Kent memutar bola matanya jengah. "Mau apa lagi?" tanya Kenath kepada gadis itu. Flo, benar gadis itu lagi.

Tanpa rasa bersalah dan penyesalan ia masih dengan tenang nya mendekati Kenath. Kata maaf saja tidak keluar dari mulut Flora. Jika saja Flo tidak bersikap seenak nya tadi, mungkin Lera tidak akan sakit seperti sekarang.

"Temenin gue makan," ucap gadis itu lagi tanpa dosa

Geram ingin rasanya Kenath memukul gadis itu. Tapi kasar kepada seorang perempuan bukan lah Kenath yang sebenarnya.

"Punya kaki kan? Jalan sendiri," balas Kenath yang kemudian berjalan menjauh dari Flo, meninggal kan gadis itu sendiri.

Flo menatap kepergian Kenath dari belakang yang semakin menjauh. Flora mendengus sebal dengan wajah yang sangat marah, jelas terlukis di wajah gadis itu saat ini.

"Lera! lera! lera! Apa sih keistimewaan dari gadis itu? Muak banget gue," ucap Flo yang kemudian meninggal kan kantin.

Gila si flo kagak tau malu banget hiks

Kelihatan picik banget ye, mukanya kayak kagk pernah buat dosa.

Yok lanjut, jangan lupa vomet ya

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang