11. Konflik

2.3K 351 134
                                    

" Neraka yang sesungguhnya adalah rumah! "

~ Lera Dandelion Grissam ~

Lera mengerjapkan mata nya menyesuaikan pandangan nya yang buram. Ia melihat Kristal yang tengah duduk di samping ranjang sambil memainkan ponsel. Mengetahui Lera sadar Kristal mulai memasukan ponsel ke dalam saku nya.

"Tunggu bentar Ra. Kenath lagi beli makanan buat lo," ucap Kristal sambil membantu Lera duduk.

Kenath datang ia berdiri di ambang pintu dengan keadaan kedua tangan yang memegang makanan dan yang satunya memegang Jus alpukat. Lera dan Kristal menatap laki-laki itu secara bersamaan.

Kenath mendekati Lera ia menyodorkan hamburger dan jus alpukat ke arah Lera. Dengan senang hati gadis itu menerima nya dan mulai menyantap hamburger dengan lahap nya.

Kenath menghela nafas. "Ra, Pelan-pelan atuh."

Lera kaget dengan bahasa sunda yang barusan Kenath ucapkan. Walaupun bahasnya cuma ngada-ngada.

Dion dan Arlan memasuki Uks. Mereka menatap Kenath dengan wajah sinis. Ah benar laki-laki itu lupa dengan latihan nya.

Dengan murah hati Dion mempersilakan Kenath untuk mengasuh Lera terlebih dahulu.

"Lah lo di sini juga, Al? " tanya Arlan ketika melihat Kristal tengah menatap nya dengan muka sinis.

Kristal hanya diam ia tak memperdulikan ucapan Arlan.

"Gimana keadaan lo, Ra? " tanya Dion agak mendekat ke arah Lera. Gadis itu hanya menujukan jempol dan jari telunjuk yang sudah menyatu membentuk kata 'Ok'

Kalian belum tahu semua tentang Dion kan?

Dion prakassa
cowo keren di sekolah tempat Lera dan Kenath belajar. Ia satu tim basket dengan Kenath. Tinggi badan 185 cm, dan memiliki kulit seputih susu.

Dion berasal dari keluarga yang cukup mampu. Di banding kan dengan teman-teman yang lain, laki-laki itu cukup terkenal di kalangan sekolah nya.

Terkenal dalam segi prestasi dan olahraga. Memenangkan banyak cabang olahraga seperti basket, silat dan renang. Dalam segi prestasi Dion sering mendapatkan juara 1 dalam olimpiade Matematika dan sains.

Dion berjalan mendekati sofa yang ada di dekat ranjang Lera.

"Terus kenapa kalian di sini?" tanya Kristal sewot.

Dion dan Arlan menoleh. Menunjuk dirinya masing-masing. Kristal hanya mengangguk dengan tatapan sinis nya.

"Gak papa kali. Gue kan juga mau deket sama Lera," jawab Arlan asal.

Tanpa di sadari Kenath mendelik ke arah Arlan. Arlan hanya meringis dan menggaruk kepala nya yang agak sedikit gatal.

"Main game yok, lo jadi partner gue," ajak Arlan tiba-tiba. Dion setuju, laki-laki itu mulai mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Sepuluh menit berlalu Uks di bising kan dengan suara teriakan Arlan dan Dion. Sedangkan Kenath, Lera, dan Kristal hanya memandang kedua laki-laki itu dengan wajah lempeng.

Untung sekolahan SMA BAKTI JAYA sudah sepi karena rakyat nya sudah pulang ke rumah nya masing-masing. Tinggal mereka berlima dan teriakan anak basket di luar sana.

"Lan! lawan sebelah sono goblok ngapain ngikutin gue!" sewot Dion.

"Sabar anjir, gue susah nih bunuh ni orang!"

"LANN ITU ADA MUSUH ANJIR!"

"JATAH GUE INI, LO LAWAN ITU."

"SIAP!"

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang