13. Abang Kenath

1.8K 298 144
                                    

Kenath berjalan gontai memasuki kamar dengan tubuh yang sangat malas. Ia sama sekali tidak sadar ada seseorang yang memperhatikan anak itu dari tadi.

"Dari mana?" ucap laki-laki yang tengah asik menyusrup kopi nya.

"Rumah Lera."

"Pakai kolor gitu?"

Kenath hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Memalukan," ejek laki-laki itu membuat Kenath mendelik ke arah nya.

"Astagfirullahalazem!" kata Kenath sambil mengelus dadanya sabar.

"Ucap istighfar yang bener!"

Keno menempeleng kepala Kenath yang langsung disambut ringisan ngilu.

Dengan rasa malas yang memburu Kenath menghampiri abang nya yang tengah duduk santai di kursi panjang dekat meja makan.

Kent menuang air ke dalam gelas collins panjang dan meneguk dengan rakus nya.

"Gak minum berapa abad?" tanya Keno memandang sang adik dengan tatapan dingin nya.

"Bang gue bingung," curhat Kenath lalu menyender kan kepalanya ke dada bidang Keno.

Keno mundur secepat kilat. Membuat Kenath hampir terjungkal.

"Pelit," ucap Kenath mulai menegak kan tubuh nya lagi.

"Bingung kenapa?" tanya Keno yang tengah asik meminum kopi hangat nya. Sesekali menatap sang adik dingin.

"Pengen cepet nikahin Lera."

"Gila," ucap Keno dengan wajah datar memandang Kenath.

"Kasihan gue bang. Kan kalau Lera nikah sama gue tinggal nya di rumah kita. Gue yang nafkahin, gue yang kasih makan, gue yang ngadopsi dia," ujar Kenath panjang lebar.

"Ya udah."

"Ya udah apa bang?"

"Nikahin Lera?"

"Siapa?"

"Oon," ucap Keno enteng menatap sang adik dengan tatapan bengis.

Kenath berdiri kemudian menuju dapur dan membuat segelas susu coklat hangat di gelas Mug yang bertulisakan I Love Ayah dan Bunda.

Selesai membuat susu coklat hangat ia kembali duduk di sebelah Keno.

"Bang," panggil Kenath lagi.

Kenath memang radak gila ketika sedang berdua dengan abang nya. Pasal nya mereka jarang sekali bertemu. Keno sangat sibuk mengelola cafe nya dan harus pindah-pindah kota.

"Hm," cuek Keno tak mengalihkan pandangan nya dari ponsel.

"Gue gak kangen lo," ucap Kenath menatap abang nya yang tengah fokus ke dunia nya sendiri.

"Kebalikan dari itu. Jujur," ujar laki-laki itu menatap sang adik. Sama masih dengan muka sok cool nya.

Kenath tak menghiraukan perkataan Keno. Ia menghela nafas sabar berkali-kali. Ingin rasanya Kenath mencekik Keno tapi dosa masih terpikir jelas di otak nya.

"Kapan abang pulang?" tanya Kenath yang mengambil cemilan kripik kentang di sebelah abang nya.

"Tadi."

"Ayah sama mama Kemana?"

"Banyak tanya lo," balas Keno sinis tanpa perduli sang adik menatap nya lempeng.

Keno Algero
Anak pertama dari  Dian kressy Algero dan Alex Algero. Abang teraneh menurut Kenath.

Mempunyai perawakan wajah yang tampan, gagah, mempunyai kulit putih dan ada sedikit kumis. Keno sekarang sudah memasuki umur ke 27 tahun. Abang kenath jarang di rumah karena bisnis cafe yang ada di beberapa kota.

Keno cukup terkenal di kalangan para remaja sepantara nya. Pasal nya laki-laki itu jauh lebih tampan dari pada laki-laki pada umum nya. Tidak kalah dengan Kenath juga kan?

Keno juga mempunyai beberapa cabang Cafe di kota-kota tertentu. Seperti Jakarta, Bandung, Yogya dan Semarang.

"Cih," decak Kenath mendengar perkataan abang nya.

"Istirahat. Lo pasti capek tadi lari-lari dari rumah Lera kan? pakai kolor lagi," ejek Keno tanpa tertawa sedikit pun.

Entah Kenath saja heran dengan wajah datar manusia satu ini. Terbuat dari apa wajah nya? Jika di pikir-pikir lagi mungkin mama mereka saat mengandung Keno ngidam es batu tiga truk.

.....
Pukul enam lewat sepuluh menit. Hari ini adalah holiday. Dengan tergesa-gesa Kenath memakai sepatu sneakers.

Tanpa laki-laki itu sadari juga, Keno sudah menyenderkan tubuh nya di ambang pintu dengan keadaan tangan yang sudah menyilang di depan dada.

Keno menatap adik nya lempeng.

"Mau kemana?"

"Astagfirullah tuyul!" kaget Kenath memegang jantung dan menatap Keno dengan mulut yang setengah terbuka.

"Cih," decak Keno memandang adik nya dingin.

"Mau jalan sama Lera," jawab Kenath enteng.

"Pindah?"

"Apanya?" tanya Kenath tidak ngeh dengan pertanyaan abang nya.

"Dari sahabat ke pacar," ucap Keno tanpa dosa

Kenath memutar bola matanya jengah. "Gila lo."

Keno hanya mengangguk kan kepala dan berjalan menjauh dari kamar Kenath.

"Stres. Segabut itukah hidup Abang gue? Ngenes," gumam Kenath lalu beranjak dari duduk nya. Laki-laki itu berjalan keluar dari kamar nya.

Menuruni satu persatu anak tangga dengan sangat tergesa-gesa. Seperti seseorang yang di kejar rentenir. Sesampainya Kenath di ruang tengah ia melihat Keno yang sedang menikmati kopi hangat nya dan cemilan yang sudah tersedia di piring.

"Kent, makan dulu," pinta Dian mama Kenath dan Keno. Kenath mendekat lalu mengambil roti dan di olesi dengan selai coklat favorit nya. Laki-laki  itu menatap Keno dengan lempeng.

Heran? Tahun ke tahun pria itu sama sekali tidak pernah punya pacar.

Menurut Keno sendiri. Pacaran adalah hal yang membuang-buang waktu. Hem benar juga.

"Ma, siapa dia?" gurau Kent sambil mengarah kan jari telunjuk nya ke arah Keno dengan wajah datar nya.

Dian hanya geleng-geleng kepala mengacak puncak kepala Kent karena melihat tingkah anak nya satu ini.

Wanita paru baya itu saja heran dengan anak pertama nya. Kenapa Keno bisa sampai sedingin itu? Tersenyum pun jarang bahkan kalau jarang saja tidak cukup mengekspresikan Keno.

Laki-laki itu lebih sering di bilang tidak pernah tersenyum. Sok cool banget.

"Ma," panggil Kenath membuat Dian mengalihkan fokus ke arah nya.

"Waktu bayi. Abang nangis gak?"

"Hem nangis. Memang kenapa?"

"Gak," jawab Kenath cuek lalu beranjak dari duduk nya.

"Jaga Lera baik-baik Kent," ucap Dian di sela-sela Kenath mencium puncak pergelangan tangan nya.

Kenath menyatukan jempol dan telunjuk nya membentuk 'Ok' kemudian berlari menjauh dari Dian dan Keno.

Alo alo author update lagi.

Segini dulu ya part nya.

See you  next part guyss ✨

27 Februari 2021

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang