Extra Part

3.1K 225 20
                                    

Assalamualaikum gimana kabar kalian?
Semoga baik-baik saja dan tetap sehat selalu ya!

Cerita AML alhamdulillah sudah tamat dan memasuki EXTRA PART.

Guya mau tanya nih, gimana perasaan kalian pas baca cerita ini? Biasa aja, atau sad banget sama kisah hidup Lera yang berakhir harus meninggalkan dunia untuk selamanya?

Boleh minta pendapat gak sama kalian?
Tentang cerita AML ini?

Gimana menurut kalian cerita AML ini?

Semoga dijawab ya sama kalian. Makasih sobat guya saranghae 💜

Desember 2019

Hujan lebat membasahi bumi, dengan paduan petir yang menggelegar hebat diatas langit sana. Jam telah menunjukkan pukul tiga sore. Sekolah masih ramai, tak ada yang bisa pulang karena hujan turun dengan lebatnya. Beberapa dari mereka ada yang sudah pulang dijemput orang tua, atau kakaknya.

Gadis dengan kuncir kuda itu masih setia meremat punggung tasnya, angin kencang tiba-tiba datang yang lansung menusuk kulit siapa saja yang singgah disana.

Ia memeluk dirinya sendiri, untung tadi sahabatnya memberikan jaket untuk ia pakai setelah pulang sekolah. Karena ini bulan desember jadi hujan dengan bebas bisa datang kapan saja.

"Lera!!!" Seorang anak laki-laki berumur enam belas tahun itu tengah berlari menerjang hujan. Sudah dipastikan siapa dia.

Dengan mengangkat piala tinggi-tinggi laki-laki itu masih berlari menuju tempat dimana Lera berdiri.

Laki-laki itu semakin dekat, ia tersenyum lebar memandang Lera dengan bahagia.

"Aku menang, Ra! Team aku menang lomba basket!" Kebahagiaan terpancar jelas dari lekuk bibirnya. Ia tak lelah menebar senyum dan kebahagiaan untuk Lera. Lera tersenyum manis memandang sahabatnya bangga.

Kenath mendekat ingin memeluk Lera.

"Kent, basah. Main peluk-peluk aja."

"Eh iya lupa," cengirnya.

"Ahh bodo amat." Dengan hitungan detik tubuh basah Kenath mendekap tubuh Lera kuat. Lera hanya menarik napas panjang pasrah akan kelakuan Kenath. Laki-laki itu melepaskan pelukan mereka, memandang Lera lekat. Mereka tak menghiraukan pandangan iri dari siswa yang tengah melihat.

Satu sekolah tahu, mereka berdua sudah bersahabat sejak lama. Bahkan awal masuk SMA BAKTI JAYA mereka mengira kalau Kenath dan Lera pacaran. Mungkin romantisnya mereka mengalahkan orang pacaran. Mungkin.

Dari beberapa orang mungkin sudah sangat ingin menjalin persahabatan seperti mereka berdua. Saling menjaga satu sama lain, mereka juga dikenal dengan sifat yang baik selalu membela siapa saja yang terkena buli kelas atas.

Kenath dan Lera memang tidak ada niatan untuk menjalin hubungan seperti pacaran. Sahabat saja sudah cukup. Pikir mereka jika pacaran setelah putus pasti akan terasa canggung apalagi saling bermusuhan, tidak dengan kata persahabatan karena tak ada kata putus.

Kenath masih mengangkat tinggi-tinggi piala yang ia dapatkan hasil jerih payah laki-laki itu dan satu team nya.

"Hujan-hujan an? " Kenath menawarkan Lera dengan senyum hangat yang sudah terukir indah dari lekuk bibirnya.

Lera dengan senang hati mengangguk. Lalu melepas jaket yang Kenath berikan tadi, memasukan kedalam tas anti airnya.

Mereka dengan sama-sama berlari menerjang hujan. Lera tergelak ketika Kenath menari dibawah hujan sambil menenteng pialanya. Sesekali ia memutar langkah kakinya seperti menari balet. Lalu menarik Lera agar ikut menari bersamanya.

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang