21. Pembulian (2)

1.6K 224 134
                                    


Lera duduk di bangku kelas menikmati cerita novel horor kesukaan nya.

Riuh bising di kelas tak membuat Lera berpaling dari novel. Gadis itu sekarang lebih suka menyendiri dengan di temani cerita novel yang selalu ia baca di kelas saat waktu senggang.

Lera juga tak ingin menjadi perempuan bodoh yang selalu di hina dan di caci maki sana sini hanya karena video itu.

Diam nya Lera bukan berarti dia kalah. Tapi dia menunggu saat yang tepat buat mencari tahu siapa dalang di balik penyebaran video itu.

Walaupun sangat sakit yang gadis itu dapati dari perlakuan orang-orang Lera hanya diam dan pasrah. Tapi tidak untuk kata putus asa. Sabar nya Lera lebih besar dari pada rasa dendam dia.

"Hallo," cetus Rosi yang sudah membantingkan bokong nya di atas meja Lera.

Lera melirik sekilas lalu bergeser sedikit menjauh dari laki-laki itu fokus nya tak teralihkan dari novel yang sedang ia baca.

"Aduh lo tu ya, seharusnya pindah dari sekolahan sini. Bikin nama sekolah kita jelek aja," cela Rosi.

Lera mendongak menatap Rosi yang kini sedang menatap dirinya. Manik mereka saling menumbuk.

Beberapa detik lelaki itu hanyut akan kecantikan Lera. Tapi tersadar lalu menggelengkan kepala nya cepat.

"Sayang banget muka lo yang cantik, Ra. Owhh atau jangan-jangan lo melet Pak Bimo pake wajah ini? Wah parah," ucap nya lagi.

Lera hanya menganggap lelaki itu sebagai angin lalu saja. Anggap saja Rosi itu burung yang berkicau riuh tanpa saling saut menyaut.

"Lo lagi puasa ngomong?" Rosi menatap Lera yang tak berkutik. Gadis itu malah dengan asik membaca beberapa capter menegangkan di novel horor nya.

Serasa tak ada jawaban dari Lera, laki-laki itu mulai emosi.

Rosi mengacak rambut nya frustrasi. "Ngomong dong bisu lo?"

Dan lagi tak ada jawaban dari Lera.

Brakkk

Rosi memukul meja dengan keras. "Gak usah sok jadi anak lugu deh. Sekarang gak pantes."

Lera menghela nafas panjang. Ia menganggap laki-laki yang ada di depanya layak nya seorang pria gila.

Rosi benar-benar sudah naik pitam karena tingkah Lera.

Laki-laki itu merampas novel Lera dengan kasar. Lera diam ia menatap kedepan dengan tatapan nanar.

"Buku apasih yang lo baca?" ucap Rosi seraya membalik-balik kan novel Lera.

Lera memutar bola matanya jengah menatap Rosi dengan raut wajah yang datar.

Mulut Rosi terbuka mengeluar permen karet yang dari tadi ia kunyah. Lelaki itu menempelkan permen karet di depan sampul novel Lera.

Mata Lera membelalak gadis itu langsung merampas novel dari tangan Rosi.

Membuat sang empu kaget. Laki-laki itu melotot tajam ke arah Lera.

Lera membersihkan permen karet dengan tisunya kemudian menyemprotkan parfum ke arah depan sampul nya.

"Biasa aja dong! Segitu jijik nya mulut gue hah?! " sarkas Rosi tak terima dengan perlakuan Lera.

"Memang." Lera masih tampak membersihkan sampul novel nya dengan tisu.

Serasa sudah bersih ia memandang Rosi dengan ekspresi wajah yang datar tanpa senyum dan kemarahan.

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang