28. Biang penyebaran video

1.5K 224 106
                                    

Dion menghela napas berat. Memikirkan sesuatu yang harus secepatnya ia ketahui. Wajah lesu nya membuat Lera sesekali melirik laki-laki itu dengan muka datar nya

Lera bertanya, "Lo tau nama lengkap Kristal?" gadis itu tampak memfokuskan pandangan nya ke buku lalu menatap Dion lempeng.

Dion menoleh lalu mengernyit, ia tampak berpikir keras. "Gue gak tau, nama dia kan Kristal resia," jawab nya.

Lera diam, ia berkali-kali menghela nafas panjang.

"Bentar, biarin gue mikir dulu." Dion memejamkan matanya menaruh jari telunjuk di atas pelipisnya tampak berpikir

Hening untuk beberapa saat. Mereka masih berkutik dengan pikiran masing-masing memecahkan teka-teki juga tidak semudah menggoreng tempe lalu di balik agar tidak gosong. Ya begitu lah.

Taman belakang sekolah memang seperti ini. Sepi tidak ada orang yang berlalu lalang. Hanya ada kicauan burung menjadi musik di keheningan.

Dion membuka matanya lebar-lebar. "Eh iya Ra. Setahu gue si Arlan kenal Kristal sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar," ucap nya lagi setelah beberapa menit tak ada saut paut mereka.

"Arlan?" balas Lera mengerutkan kening nya.

"Iya, dari dulu mereka satu sekolah. Dari SD, SMP smpe sekarang." Dion memandang Lera serius.

"Kalian ngghibahin gue?" ucap seorang laki-laki yang sudah berdiri di depan Lera dan Dion.

Dion dengan spontan terkesiap. "Ngagetin goblok."

Arlan mengangkat satu alis nya heran, kemudian mendekati mereka berdua. Ia duduk di samping Dion. Posisi mereka bertiga sedang duduk lesehan di bawah pohon mangga yang rindang. Angin sepoi-sepoi seperti biasa selalu menyejukan bagi tamu yang singgah di sana.

"Ada apa?" pungkas Arlan menatap Lera dan Dion heran.

Lera menatap Arlan dingin. "Lo bisa di percaya?"

Arlan mengangguk. "Bisa, Ra. Ada apa?" ujar Arlan yakin.

Dion mendekat ia menatap wajah Arlan lekat. Posisi tubuh nya mencondong ke depan seperti ingin mencium seseorang yang ada di depan nya.

Plakk

Arlan menampar wajah Dion, hingga membuat lelaki itu mundur secepat kilat.

Dion mengelus pipi nya yang panas. "Sakit bego," ujar nya menatap Arlan sinis.

"Makanya, lo mau dengerin gue. Tapi seakan-akan lo mau nyium gue," jawab Arlan.

"Cih." Dion mendecak menatap Arlan mengintimidasi.

Lera hanya diam memandang kedua laki-laki yang ada di depan nya. Beberapa menit kemudian Arlan menoleh ke arah Lera.

Arlan menghela napas siap untuk memulai pembicaraan. "Gue tau semuanya Ra. Tentang video itu dan tentang semuanya." ucapan Arlan membuat Dion dan Lera sedikit bingung.

"Nama asli Kristal adalah Frafisia Kristal Resia."

"Hah?!" jawab mereka serempak. Dion mendelik kaget menatap Arlan, Lera memang sangat terkejut dengan penuturan Arlan. Tapi, gadis itu masih bersikap dingin seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Gila cakep bener itu nama," susul Dion kagum.

Lera dan Arlan menoleh ke arah Dion, mereka berdua menatap laki-laki itu dengan tatapan bak singa yang siap menangkap mangsanya.

Mengetahui hal itu Dion langsung diam tak berkutik lagi.

Dion bertanya, "Kenapa dia bisa ngilangin nama depan nya?"

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang