15. Keributan

1.7K 277 37
                                    

Hujan turun dengan lebat nya. Menghembus kan angin dingin yang menusuk kulit. Lera masih tertidur lelap di bawah selimut tebal.

Menggigil kedinginan dengan mata yang masih terpejam rapat. Kali ini gadis itu tidak bisa berangkat sekolah seperti biasanya karena sakit.

Yang hanya Lera lakukan adalah tidur agar rasa pusing nya agak berkurang. Ia juga sudah izin kepada Kenath untuk tidak masuk sekolah hari ini dan laki-laki itu menyetujui nya.

Brakkk

Dobrakan pintu sangat nyaring terdengar di telinga Lera. Ia di paksa bangun dengan keadaan badan yang masih lemas.

"Enak sekali kamu tidur ya Lera," pekik wanita peru baya itu memandang Lera dengan bengis nya.

"Maaf, Lera lagi nggak enak badan," balas Lera menatap lantai.

"Halah alasan. Bicara saja kalau kamu nggak mau berangkat sekolah."

"Nggak Bun. Lera benar-benar sakit," kata Lera pedih.

"Kamu memang anak yang tidak berguna Lera."

Lera hanya diam. Ia meremas piyama nya dengan hati yang benar-benar sakit.

"Seperti ini kah, didikan seorang Monica ke mu?

"Lera nggak bohong Bunda. Lera benar-benar lagi sakit, kepala Lera pusing."

Sangat sakit memang harus memanggil wanita jahat ini dengan sebutan bunda. Bagi Lera sebutan itu hanya sepantara status mereka sekarang tidak lebih dan tidak kurang.

Lera juga hanya menjalan kan perintah sang ayah. Kalau melawan bisa-bisa Arnes memperlaku kan Lera lebih keji lagi.

Veronica memaksa gadis itu agar berdiri , lalu menyeret kasar Lera keluar kamar tanpa belas kasih.

"Lihat anak mu Arnes. Dia alasan nggak masuk sekolah karena sakit," pekik Veronica lantang.

Arnes yang sedari tadi menikmati kopi hangat nya kini memandang Lera dengan wajah datar.

Plakkk

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Lera. Lera terpenjam ia merasakan pipi yang berdenyut nyeri karena tamparan Arnes.

"Alasan apa lagi ini Lera?" tanya Arnes dengan wajah yang marah.

"Ayah. Aku benar-benar sedang sakit," ucap Lera sedih. Gadis itu masih menundukan kepala nya menahan rasa sakit yang amat sangat dalam yang masih terpendam di hatinya.

"Nggak usah berbohong!"

"Lera nggak bohong. Badan Lera benar-benar nggak enak."

"Halah. Aku mendidik mu untuk tidak menjadi anak pembohong Lera!!!" teriakan Arnes begitu nyaring terdengar di telinga Lera.

Lera memejamkan matanya menahan caci an sang ayah. Ya tuhan. Kali ini Lera benar-benar tidak kuat. Ia ingin pulang saja di pelukan mu.

Badan Lera semakin lemas. Ia harus mengalami semua ini tanpa gadis itu sadari apa kesalahan nya. Arnes mengangkat dagu Lera kasar. Pria itu melotot tajam ke arah Lera membuat gadis itu semakin ketakutan.

Plakkk

Dua tamparan lagi mendarat di pipi Lera. Gadis itu meremas piyama nya menangis dalam diam. Veronica tersenyum puas di sebelah sana. Bahagia wanita itu hanyalah membuat Lera menderita.

"JAWAB!!!"

"APA INI CARA MU MENGHORMATI ORANG TUA LERA?!!"

"KAMU BENAR-BENAR PUTRI YANG TIDAK BERGUNA!!"

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang