5. Sadar Diri

3.4K 550 156
                                    

" Kamu itu seperti senja, yang nampak indah nan nyaman di pandang. Tapi, aku tidak mau kamu pergi saat malam tiba. Andai ya?"

~Lera Dandelion Grissam ~

Kenath meletakan Lera di kasur lembut nya, sesekali membelai kepala Lera. Kent sangat menyesal atas dirinya karena tidak ada untuk Lera saat ia membutuhkan nya.

"Mas Kent. butuh Sesuatu?" tanya pembantu rumah tangga Kent.

"Buatkan susu hangat untuk Lera, Bi," balas Kenath tanpa mengalihkan pandangan nya dari Lera. Bi Ajeng cuma mengangguk kemudian pergi meninggalkan mereka berdua

Lera mungkin sangat menderita. Kadang ia menyembunyikan masalah nya sendiri tanpa cerita kepada orang lain. Termasuk kepada Kent sahabat nya sendiri.

Sekarang jam telah menunjukan pukul sepuluh siang . Sekolah sudah benar-benar tertutup untuk siswa yang terlambat tapi Kent merasa bodo amat akan hal itu.

"Kenapa, nggak cerita? Kenapa kamu selalu menyimpan perasaan kamu seorang diri, Ra. Apa aku nggak ada artinya dimata kamu? Apa kamu benar-benar nggak butuh aku?" Ucap Kenath sambil memandang wajah Lera dengan tatapan sendu.

"Kenapa, Ra? Apa aku benalu di hidup kamu?"

Mata Kenath berkaca-kaca, memandang intens wajah pucat Lera yang masih terpejam rapat. Cukup lama Kenath memandang wajah ayu itu

Tanpa disadari dengan rasa letih, Kenath membaringkan kepalanya menopang tangan Lera yang masih setia ia genggam.

Sepuluh menit berlalu.

Lera mengerjapkan mata nya menyesuaikan pandangan nya yang buram. Ia melihat Kenath sedang berada di sisihnya dengan keadaan tertidur sambil memegang tangan kanan nya.

"Kenath," panggil Lera yang berhasil membangunkan kent.

Kenath menguap, mengucek matanya.

"Lera!" teriak Kent histeris lalu mendekap Lera ke dalam pelukan hangat nya.

"Kenapa kamu nggak mengabari aku?" tanya Kent kepada Lera setelah Kent melepas pelukanya .

Lera menghela nafas. "Tidak apa-apa Kent, aku bisa menyelesaikan nya sendiri," balas Lera dengan keadaan yang masih amat lemah. Ia nampak tak baik-baik saja.

"Lera. Aku sudah bilang kalau terjadi apa-apa langsung hubungi aku. Kenapa kamu seperti itu, aku sangat mengkhawatirkan mu, Ra, " jelas Kent panjang lebar.

Lera hanya tersenyum kikuk dalam batinya berkata 'Aku cuma tidak mau mengganggu waktu mu Kent'.

"Apa aku beban buat kamu? Apa aku nyusahin kamu? Kamu anggap aku apa, Ra?! Aku disini buat kamu, aku disini buat nemenin kamu! Tolong, kalau terjadi apa-apa langsung hubungi aku, aku cuma minta itu, emang susah?"

"Aku cuma nggak mau kamu kenapa-napa, aku cuma takut kamu sedih disaat aku benar-benar nggak ada buat kamu. "

"Maaf, " kata itu yang malah keluar dari mulut Lera

Kenath menghembuskan napas kasar. "Nggak apa-apa, yang penting sekarang kamu baik-baik saja."

Lera menatap wajah tampan Kent tanpa berkedip. "Kent," panggil Lera di sela-sela tatapan nya.

Kent menoleh dia beradu tatap dengan Lera. Lera begitu cantik. Bola matanya sangat indah karena memiliki warna kecoklatan.

"Iya," jawab Kent singkat.

"Jangan pergi ya, nanti aku galau gimana kalau kamu pergi," gurau Lera yang berhasil membuat Kent memutar bola matanya.

"Halah, kamu aja kadang pergi tanpa kasih tau aku. "

"Maaf. "

Kenath memandang Lera nyalang. "Iya, jangan di ulangi lagi. "

Lera tersenyum manis kearah Kenath, lalu mengangguk patuh." Hm!"

"Terus kenapa bilang gini? Seakan-akan kita mau pisah aja."

Lera hanya meringis menunjukan gigi putihnya. Kent menatap mata Lera lekat kemudian mengeluas rambut gsdis itu dengan sangat halus.

Lera berdiri namun di cegah Kenath. "Mau kemana? " tanya kenath penasaran.

"Mau pulang," balas Lera

"Ra, memang nya di rumah ada apa? kenapa kamu kabur dari rumah?"

"Mama pulang," ucap Lera sendu

Kent hanya menatap Lera dengan ekspresi kaget sekaligus sedih. Ia menggenggam tangan Lera kemudian mengusap nya lembut.

"Kent, kalau aku benar-benar di ambil oleh mama gimana? " tanya Lera yang berhasil membuat Kent bungkam. Kenath sama sekali tidak ingin kehilangan Lera.

Tapi jika ini kemauan Lera, Kent tidak bisa mencegah nya. Kent menggigit bawah bibir nya ia ragu akan bersikap seperti apa.

Lera sama sekali tidak bisa bahagia dengan ayah atau mama nya kecuali jika mereka bertiga bisa tinggal bersama lagi.

"Ra, intinya aku nggak mau kehilangan kamu. Entah itu sebagai seorang sahabat,pacar atau bahkan istri ku nanti. "

Ucapan Kent benar-benar membuat Lera tertawa. Entah Kenath sengaja atau tidak mengucap kan itu tapi bagi Lera, ia sangat bahagia jika bersama Kenath.

"Kamu ini. "

"Aku nggak bercanda. "

Lera diam, ia tak berkutik. Gadis itu kaget bukan main. Benar, perasaan Lera untuk Kenath tidak samar tapi jelas. Bahwa Lera juga tidak ingin kehilangan Kenath.

"Iya, aku juga. "

Aduh abang kenath bisa aja baperin anak orang hiks

Oke tunggu part selanjutnya ya.

Author gak bakal bosen buat ngingetin kalian untuk vote komen dan bagikan cerita saya ke temen kalian supaya banyak peminat nya xixi. Di bantu ya sayang.

AIR MATA LERA 💦 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang