“Bagaimana keadaannya?” Justin bicara dengan nada dingin dan kaku. Pandangannya datar, menatap perempuan di depannya yang kini tampak pasrah dan kehabisan akal.
“Masih sama seperti terakhir kali kau melihatnya. Dengar, Justin, dia sama sekali tidak berniat untuk mengacaukan ataupun merusak hidupmu. Kau harusnya tidak perlu berpikir dua kali untuk memenuhi permintaannya.”
“Aku sudah mengatakan tidak.”
“Aku tahu!” perempuan itu berbisik keras, takut menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka. “Tapi itu tidak menghentikannya! Bahkan jika kau berlari ke belahan dunia lain dia akan menemukanmu dan mengirimku kesana!”
Justin mendengus tidak suka. “Aku tidak berlari. Sudah ratusan kali aku katakan bahwa aku hanya butuh liburan, tapi kalian mengacaukannya!”
“Oh, aku menyesal. Tapi aku benar-benar tidak bisa untuk menjauh darimu!”
“Maka berusahalah, Clara!” Justin memalingkan wajah sesaat, tampak berpikir keras lantas kembali memandang Clara tajam. “Ini sangat menggangguku! Dan sekeras apapun kau berusaha kau takkan bisa merubah keputusanku!”
Clara meneguk ludah dan menelan seluruh kata yang ingin diucapkannya. Ia jelas-jelas sudah lelah untuk membujuk pria di depannya, hanya saja tak ada hal lain yang bisa Clara lakukan selain berusaha sampai mati.”Tidakkah kau mengasihaniku, Justin?” ia menatap Justin sedih sekaligus memohon, membuat lelaki itu tidak tahan dan terpaksa melarikan matanya ke arah lain selain wajah Clara. “Aku meninggalkan segalanya di kotaku untuk mengejarmu ke tempat ini. Setidaknya ikutlah bersamaku untuk menemuinya dan bicara padanya. Buatlah ini mudah untukku.”
“Aku tetap pada pendirianku. Meskipun aku ikut denganmu, itu takkan mengubah pemikiranku.”
“Kalau begitu sampaikan itu padanya! Aku sudah muak dengan ini tapi aku tidak bisa membantahnya. Kau pasti sudah mulai membuat rencana untuk pergi ke tempat lain dan bersembunyi disana, aku tidak bisa membayangkan jika seandainya aku kembali melakukan perjalanan jauh hanya untuk mengejarmu.”
“Clara..” Justin menghembuskan napas lelah. “Aku tidak pernah lari. Aku menghormati segala usahamu, hanya saja aku benar-benar tidak bisa. Kumohon, pergilah dari sini dan tinggalkan aku sendiri. Sampaikan semua yang aku ucapkan padamu bulan lalu.”
“Kau serius? Kau tega membiarku pergi dengan tangan kosong?”
Justin kembali merasakan sebuah dilema dalam dirinya. Ia tentu merasa sangat bersalah karena membuat wanita sebaik Clara susah, tapi Justin tak punya pilihan lain.
“Kembalilah. Habiskan makananmu agar aku bisa pergi dari tempat ini. Dan kau bisa pulang ke kotamu.”
Mata Clara melebar sesaat, namun ia tak bisa melakukan apapun selain mengangguk lemah dan menuruti permintaan Justin. “Aku yakin pada akhirnya kau akan menyerah, Justin.” kata Clara pelan.
Justin hanya diam mendengarnya. Ia tahu perkataan Clara adalah benar. Pada akhirnya akan ada suatu hal yang membuat pertahanan Justin goyah, suatu hal yang membuatnya mengubah keputusan dan mengorbankan apa yang selama ini ia pertahankan. Tapi tidak sekarang. Tidak untuk saat ini!
***
Cailsey McCarden’s View.
‘Tunggu di depan kantor! Aku menjemputmu dalam lima menit!’
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Temperature
FanfictionSequel of Coldest Temperature Book One : https://www.wattpad.com/myworks/31259503-coldest-temperature