Malam ini terasa lebih sunyi dari malam-malam sebelumnya. Bukan karena tidak ada lagi hujan dan badai, tapi... entahlah, mungkin karena tidak ada lagi Louis yang biasanya menelepon atau menemaniku berkirim pesan. Sekedar informasi, ini adalah malam kedua kami putus.
Sejak pulang dari kantor tadi, yang ku lakukan hanyalah mandi, menyiapkan pakaian untuk bekerja besok, dan sekarang, aku hanya duduk termenung di kasurku. Aku merasa bosan, tetapi juga bingung harus melakukan apa. Elise terlalu sibuk untuk menemaniku, Connor juga langsung kembali ke kantor setelah mengantarku pulang. Justin sendiri, aku tidak tahu dimana keberadaannya. Terakhir kami berhubungan adalah tadi pagi, saat ia bertanya tentang pagiku. Ya, dia memang lebih perhatian sejak aku putus dengan Louis.
Aku menatap ponselku, berpikir siapa yang bisa ku hubungi untuk menghilangkan kebosananku. Aku tidak mungkin menghubungi Kiara, Savanna juga pasti sedang sibuk dengan kertas-kertas desainnya. Kalau Stella, mengobrol dengan gadis itu tidak akan bisa menghilangkan kebosananku. Dia terlalu lembut.
Bagaimana dengan Skandar? Ya, aku sudah lama tidak mengobrol dengannya.
Dengan cepat aku langsung menelepon Skandar, dia menjawab pada deringan ketiga.
“Hallo?”
“Hai Skandar.” Begitu banyak pertanyaan yang kini berkumpul di otakku sampai-sampai aku binggung harus memulai dari mana. “Bagaimana keadaanmu?”
“Aku baik.” Dia terdiam sebentar. “Kau ada masalah, Cailsey? Tidak biasanya kau menghubungiku.”
”Jadi aku tidak boleh menghubungimu?”
Skandar tertawa kecil, tawanya yang khas membuatku merindukannya. “Tentu boleh. Aku hanya terkejut.”
“Aku sedang bosan.” Kataku pelan sambil membaringkan tubuhku di tempat tidur. “Dan aku ingat sudah hampir dua bulan kita tidak berjumpa.”
“Jadi kau hanya ingat aku saat kau sedang bosan?”
“Bukan begitu!” Aku memutar mata, dan tiba-tiba ingat tentang rencananya ke Inggris. “Bagaimana dengan rencanamu ke Inggris?”
Skandar tidak menjawab untuk waktu yang cukup lama. “Aku sudah di Inggris, Cailsey.”
Sontak aku terduduk dengan mata membulat. Yang benar saja, Skandar sudah berada di Inggris? “Bagaimana bisa?” tanyaku dengan nada linglung. Skandar tertawa geli di ujung sana, dia terdengar sangat senang. Apa itu karena dia telah bertemu dengan Stella?
“Tentu bisa, Cailsey! Aku akan pulang lusa nanti.”
“Secepat itu?”
“Aku sudah hampir seminggu disini.” Jawabnya pelan, dan entah mengapa suaranya mulai berubah sendu.
“Bagaimana dengan Stella? Kau bertemu dengannya?”
“Tentu, kami pergi bersama setiap hari.”
Oh! “Kau sudah melamarnya?” aku bertanya dengan antusias. Tidak bisa menahan diri lebih lama lagi.
Tapi ternyata, Skandar hanya diam. Keningku berkerut, apa aku salah bicara? Tapi Connor sendiri yang memberitahuku bahwa Skandar akan melamar Stella!
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Temperature
FanficSequel of Coldest Temperature Book One : https://www.wattpad.com/myworks/31259503-coldest-temperature