"Jadi semuanya baik-baik saja?"
Aku mengangguk sambil menguyah kentang gorengku, dan setelah aku menelannya, barulah aku berbicara pada Elise. "Semua baik-baik saja. Aku telah bertindak berlebihan, dan ternyata, Justin telah berniat untuk memberitahukan semuanya kepadaku."
"Semuanya?"
Aku kembali mengangguk, mengambil kentang gorengku dan memasukkannya ke dalam mulut. Jam kerja di kantorku telah selesai, namun ini adalah hari terakhirku untuk lembur. Dan Sarah, berbaik hati untuk memberiku waktu luang selama satu jam untuk makan malam. Itu sebabnya aku menyuruh Elise untuk datang dan kami makan bersama di restoran yang terletak di samping gedung kantorku. Kami butuh mengobrol, dan setelahnya, Elise akan pulang bersama Connor yang saat ini menunggu kami di lobi kantor. Aku tidak mengijinkan idiot itu untuk ikut.
"Jadi, apa alasannya berlibur begitu lama disini?" Elise bertanya dengan mata yang berbinar, sangat bersemangat untuk mendengar seluruh ceritaku.
"Beberapa tahun lalu..." Dan aku sama sekali tidak keberatan untuk menceritakan segala hal yang telah Justin katakan padaku. Aku memberitahu Elise semuanya, tentang Jeremy, Clara, dan penyebab Justin datang ke kota ini. "Ia akan tinggal cukup lama, sampai Jeremy tidak lagi mengganggunya. Setelah itu, kami akan memutuskan apa yang akan kami lakukan selanjutnya."
"Oh, apa maksudnya itu?" Tanya Elise dengan pandangan menyelidik.
Aku mengangkat bahu acuh. "Justin bilang, ia akan pindah ke Ottawa agar kami tidak perlu berjauhan."
Elise langsung melotot, tampak sangat terkejut namun juga senang. "Benarkah?"
Aku mengangguk angkuh. "Dia telah berjanji."
"Oh, kau sangat beruntung." Cercahnya dengan wajah memelas sok imut, tampak seperti gadis centil di sekolah menengah. "Tapi, tidakkah kau merasa Justin tidak menceritakan semuanya padamu?"
"Tentu aku merasakannya." Jawabku cepat. Aku telah merasakannya sejak pertama kali Justin memberitahuku tentang Jeremy. "Hanya saja, aku tidak ingin menekannya. Kurasa terlalu menyakitkan untuk mengatakan apa saja yang telah Jeremy lakukan pada Justin."
"Aku sempat berpikir bahwa Jeremy adalah ayah yang baik. Maksudku, bukankah dia masih mengunjungi mereka setiap bulannya meskipun dia telah memiliki keluarga baru? Kita juga pernah bertemu dengannya beberapa kali ketika Justin mengajak kita ke rumahnya saat masih bersekolah di Cobham Hall dulu."
Yang bisa kulakukan hanyalah menghela napas panjang. Aku sendiri tidak mengerti apa yang membuat Jeremy tega melakukan hal ini pada Justin. Menyabotase pendidikannya, mengirimkan seseorang untuk terus mengikutinya. Saat pertama kali aku bertemu Jeremy dulu, dia terlihat sangat baik dan hangat. Ia memperhatikan seluruh anak-anaknya, bahkan diriku di setiap perjumpaan kami selanjutnya. Aku yakin, Justin masih belum menyampaikan segalanya padaku, namun aku tidak peduli lagi. Ini adalah masalah pribadi, menyangkut keluarganya, aku tidak memiliki hak untuk ikut campur.
"Mungkin Jeremy memiliki alasan lain. Tapi, ini bukan wilayahku, aku akan membiarkan Justin menyelesaikan semua masalahnya."
"Ayolah, Cailsey." Elise memutar mata. "Kau adalah kekasihnya, kau harus bertanya pada Justin!"
"Aku tidak akan melakukannya." Kataku acuh. "Aku tidak peduli." Walaupun diam-diam, aku masih bertanya-tanya apa hal lain yang masih Justin sembunyikan dariku. Namun, aku tak mau jika aku menanyakannya, hubungan kami akan kembali rusak seperti tempo hari. Beberapa hari terakhir sangat membahagiakan untukku dan aku tidak ingin semua itu berlalu dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Temperature
FanficSequel of Coldest Temperature Book One : https://www.wattpad.com/myworks/31259503-coldest-temperature