“Ya Tuhan! Dia pasti bercanda!”
Aku memutar mata dan berusaha untuk tidak mendengar suara Elise, namun ternyata hal ini sangat sulit dilakukan mengingat dia duduk di hadapanku.
“Aku tidak mengerti mengapa Jo selalu menerima naskah sejenis ini dan menyuruhku untuk membacanya!” Elise kembali mengeluh dan aku tidak bisa mengatasinya lebih lama lagi.
Tanganku menutup folder berkas di pangkuanku lantas membantingnya ke atas meja. Elise tampaknya tahu bahwa aku kesal padanya, gadis itu membalas tatapanku dan meringis.
“Maaf.” Katanya.
Aku mendengus dan memilih untuk berbaring di sofa. “Bukan masalah. Aku akan membaca laporanku di rumah.” Otot-ototku yang tegang setelah duduk di kursi dan bekerja seharian terasa nyeri di detik pertama aku berbaring, tapi kemudian tubuhku mulai rileks dan meregang. “Kau harusnya senang Jo membiarkanmu pulang lebih cepat.” Jika tidak, mungkin kami tidak akan berada disini. Di apartemen Elise, menghabiskan waktu bersama selama Justin dan Connor pergi keluar untuk membeli makan malam.
“Setelah membuatku berjanji untuk menyelesaikan naskah ini dan memberinya laporan besok pagi? Kurasa tidak.” Elise terdengar menghembuskan napas panjang dan mengikutiku untuk berbaring di sofanya. Naskah super tebal yang ia baca sejak tadi ia telungkupkan di atas perutnya.
“Apa isi naskah itu?”
“Kisah cinta sialan!” Ketus Elise. “Aku sudah membaca cerita sejenis ini ratusan kali dan aku sudah tahu bagaimana akhir ceritanya di bab pertama aku membaca.”
“Beritahu aku.”
“Hanya tentang seorang gadis yang bertemu dengan seorang pemuda tanpa sengaja, lalu mereka berkenalan, sambil mencuri pandang satu sama lain dan berpikir bahwa mereka telah jatuh cinta pada pandangan pertama. “
“Lalu mereka akan berkencan, menjalin hubungan yang diisi dengan konflik-konflik kecil tak masuk akal.”
Elise tertawa kecil. “Kau benar. Orang-orang tidak akan tertarik untuk membaca kisah sejenis ini.”
Aku mengangguk setuju. “Sangat memuakkan.” Dan aku tidak tahu mengapa Jo menerima naskah itu dan menyuruh Elise untuk membacanya. “Bukankah kau bisa mengatakan bahwa kisah itu terlalu pasaran dan tidak memiliki daya tarik bagi pembeli? Kurasa itu adalah tugasmu.”
“Kau benar.” Balas Elise. “Tapi Jo selalu ingin aku membaca semua naskah yang ia berikan dan membuat laporan tentang betapa buruknya atau betapa bagusnya kisah itu secara terperinci. Bisa kau bayangkan betapa menyebalkannya hal itu.”
Oh, aku tahu bagaimana rasanya! “Tapi, bukankah semua hal itu benar?” Entah darimana datangnya pemikiran ini, namun aku merasa butuh untuk menyuarakannya. “Setiap kisah selalu di awali oleh pertemuan. Semua orang selalu begitu.”
“Termasuk kau dan Justin.” Ada nada humor dalam suara Elise dan aku hanya memutar mata. Tidak, dia sama sekali tidak tahu bahwa aku dan Justin kembali bersama.
“Termasuk kau dan Connor.”
“Berhenti disana, Cailsey!” Elise menjulurkan satu jarinya untuk menunjukku. “Aku tidak mau kita berakhir dengan berbicara tentang Connor.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Temperature
FanficSequel of Coldest Temperature Book One : https://www.wattpad.com/myworks/31259503-coldest-temperature