Chapter 50

3.8K 269 144
                                    

"Aku masih tidak mengerti, Cailsey," Elise mengerutkan keningnya dan memandangku dengan bingung. "Jika Clara hanya salah satu pegawai Jeremy, mengapa dia terlihat sangat penting untuk Justin?"

Aku menghembuskan napas panjang lantas menggeleng lemah. Sejak pertengkaran kami tadi malam, aku sama sekali tidak bisa memikirkan hal lain selain Justin. Bahkan, aku mengatakan pada Sarah bahwa aku sedang sakit pagi ini. Itu sebabnya aku tidak bekerja dan berakhir di kantor Elise. Kami menghabiskan waktu makan siang untuk mengobrol di ruangannya. Sungguh, aku sangat membutuhkan seseorang untuk mendengarkanku, dan Elise adalah orang yang tepat.

"Apa Justin tidak menghubungimu lagi sejak tadi malam?" Tanya Elise kemudian.

"Dia hanya mengirimkan pesan pagi ini. Isinya 'Maafkan aku.' Seolah satu-satunya hal yang kubutuhkan darinya hanyalah permintaan maaf." Aku membutuhkan sebuah penjelasan, bukan hanya permintaan maaf tolol yang mungkin saja tidak berarti apapun. Justin bahkan tidak meneleponku, dan dia tidak datang ke apartemenku pagi ini. "Sepertinya Justin benar-benar tidak menganggapku penting untuknya." Lirihku dengan suara kecil.

Sedetik kemudian, aku merasakan remasan lembut di bahuku. "Jika kau tidak penting untuknya, dia tidak akan tinggal dan menghabiskan waktu berbulan-bulan untukmu, Cailsey."

"Kau lupa dengan apa yang baru saja kukatakan padamu? Justin datang untuk menghindar dari masalahnya. Kota ini hanyalah pelarian, dan kebetulan, aku berada di tempat yang sama."

"Tetap saja, Justin mencintaimu. Tuhan tahu bahwa ia tulus mencintaimu. Dia hanya bersikap seperti itu karena masalah yang sedang menimpanya. Apapun itu, aku harap dia bisa mengatasinya dan segera kembali padamu."

Aku tersentak dan langsung menatap Elise dengan tajam. "Apa maksudmu?"

Elise memutar mata dan mendengus samar. "Bukankah kau bilang dia akan datang kepada Clara?"

Aku bisa merasakan seluruh warna di wajahku menghilang dan kepalaku berdengung kencang. "Dia hanya bilang bahwa dia akan datang, bukan berarti..." Lidahku menjadi keluh dan aku merasa tidak yakin apakah aku harus menyelesaikan ucapanku atau tidak. Bagaimana jika perkiraanku salah? Bagaimana jika Justin tetap mengunjungi Clara meskipun hubungan kami sedang berada di batas jurang?

"Dia hanya pegawai Jeremy, mungkin Justin menemuinya karena urusan pekerjaan." Suara Elise melembut dan kini remasan di bahuku berubah menjadi usapan-usapan yang menenangkan.

Aku menarik napas dalam dan memejamkan mataku. "Ini adalah pertama kalinya kami bertengkar seperti tadi malam." Bahkan aku tidak pernah membayangkan Justin akan membiarkanku pergi begitu saja. Ya, aku memang tidak akan pulang bersamanya karena dia telah memperlakukanku seperti sampah, namun bukan berarti aku tidak ingin dia berjuang untukku. "Aku masih memikirkan pernikahan itu." Kataku pada Elise. "Apa kau berpikir itu adalah pernikahan Justin?"

Elise hanya tersenyum sedih dan menggeleng pelan. "Mungkin kedengarannya seperti itu, tapi... aku yakin Justin tidak akan melakukan itu padamu. Maksudku, jika dia memang akan menikah, mengapa dia memulai hubungan ini dan mengatakan padamu bahwa dia mencintaimu? Itu tidak masuk akal!"

Aku membiarkan kata-kata Elise meresap ke dalam diriku, tapi, sungguh, itu sama sekali tidak membantu. Justin yang saat ini kuhadapi adalah Justin yang berbeda. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi padanya dan apa yang dipikirkannya. Dia mempunyai banyak rencana dan hal yang ia sembunyikan.

Dan tadi malam, semua itu telah terbukti. Justin yang ku kenal adalah Justin yang lembut dan memperlakukanku dengan baik. Dia tidak akan menyakiti dan selalu menghindari hal-hal kecil yang bisa melukai perasaanku. Dia selalu menggenggam tanganku, memelukku dan menciumku di setiap kesempatan. Tapi tadi malam, dia tidak melakukan itu. Mungkin, jika aku tidak mengalaminya secara langsung, jika aku tidak melihat bagaimana cara Justin memerintahkanku seolah aku hanya gadis jalanan yang memaksanya untuk mengantarkanku pulang, aku akan bilang bahwa itu tidak masuk akal.

Perfect TemperatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang