Aya berjalan mendekati Gara yang duduk di kursi yang terletak di dalam. Di tangannya sudah ada kapas, obat merah, dan juga hansaplast.
Gadis itu duduk di samping Gara dan meletakkan ketiga barang itu di hadapan Gara.
"Ini Kak. Lukanya diobatin dulu, takutnya infeksi," ujar Aya sambil memperhatikan sudut bibir Gara yang memerah. Sesekali gadis itu akan melihat Gara yang meringis sakit.
Gara menggeser tiga barang yang Aya taruh di hadapannya. Kening Aya mengkerut melihatnya, sebegitu gak sukanya kah Gara sampai-sampai kebaikannya saja langsung ditolak secara mentah-mentah.
Aya mengambil ketiganya dengan kedua tangannya, padahal dia membeli ini dengan sisa uang bulanannya yang tinggal segitu-gitunya.
"Ehm."
Aya mendongak menatap Gara yang baru saja berdeham tak jelas. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya kepada Aya, membuat gadis berkuncir kuda itu mengerutkan dahinya.
"Obatin," ujar Gara pelan, tapi tidak luput dari nada datarnya.
Aya mengangguk semangat dan segera membuka kapas yang ada di tangannya. Dia gerak cepat, mencocolkan obat merah ke atas kapas kemudian mengobati luka Gara dengan hati-hati.
"Shh."
Aya menarik tangannya dan menatap Gara sambil meringis. "Sakit ya, Kak? Maaf kalau Aya terlalu neken luka Kak Gara," ujar gadis itu merasa bersalah.
Gara tidak menyahutinya, dia masih fokus menatap ke arah luar kaca. Aya kembali sibuk, kali ini tangannya mulai berjalan ke arah kemeja Gara membuat laki-laki itu langsung memundurkan badannya kaget dan menatap Aya tajam.
"Tadi Aya liat perut Kak Gara kena pukul, makanya mau ngecek luka juga atau enggak," ujar Aya yang seakan mengerti dari tatapan waspada yang Gara berikan padanya.
"Gak usah," sahut laki-laki itu datar dan mengambil ponselnya. "Saya pergi."
Gara segera berdiri dan mengambil plastik belanjaannya kemudian berjalan pergi dari Lovebird Mart.
Aya menghela napasnya kasar. Sebenarnya dia takut sendiri di sini, tapi harus bagaimana lagi. Andra sedang sibuk, begitu juga dengan Cilla yang sekarang berubah status menjadi pacar orang.
"Keknya bener deh, ini mutlak. Gue harus cari pacar juga," ujar Aya kemudian dia mendengus dan berjalan ke meja kasir.
↩↩↩
Aya berjalan menuju kosan Mirasena. Di tengah perjanannya tiba-tiba ponselnya berdering membuatnya langsung merogoh tas kuliahnya.
"Hmm?" Aya menjawab panggil dari sahabatnya dengan datar.
"Ihh kok gitu sih sambutannya," ujar Cilla yang Aya pastikan sedang memanyunkan bibirnya di sebrang sana.
"Terus, lo pengennya gue sambut pake the red karpet gitu? Sambil nyewa reporter?"
"Hahaha gak gitu juga kali. Tapi kalau boleh, gue mau. Berasa jadi artis gue kalau kayak gitu. Nanti gue bakal pose ala-ala dada kayak artis Korea. Terus bakal pose ala-ala BTOB atau BTS, boleh juga gayanya Got7."
"Lo tahu binatang bertaring jinak yang suka dipelihara sama orang Korea?" tanya Aya menahan nada suaranya yang sudah ingin memuncak.
"Anjing?" tanya Cilla dari sebrang sana terdengar ragu.
"Iya, itu lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan Mantan [Terbit]
General FictionCERITA 1 "Jangan lupa follow sebelum baca. Kamu happy, aku juga happy." :) [CERITA INI AKAN MEMBUATMU MERASAKAN GREGET DAN BAPER PARAH.] .... Aya harus rela tinggal di kos-kosan milik mantannya yang terkenal cuek. Ingin pindah rasanya pun tidak mu...