Ada yang merindu dengan KKM?
🥀🥀🥀
Aya melirik Cilla, sedari tadi sahabatnya itu terus saja menatapnya tanpa mengucapkan apapun membuatnya heran sendiri.
Aya berpura-pura kembali sibuk dengan kegiatannya memotong tempe di dapur rumah Gara.
"Kalau gak mau bantuin, lo pergi aja deh, Cil." Aya menatap Cilla sebal. Karena Cilla bukannya membantunya malah terus saja memandangnya.
"Gue penasaran, Ya." Cilla meletakkan kedua tangannya di atas meja dan menaruh dagunya di atasnya masih dengan mata yang menatap Aya.
Aya mengerutkan dahinya. "Penasaran sama apaan?" tanyanya bingung.
"Udah berapa kali lo cipokan sama Kak Gara?" pertanyaan Cilla membuat dapur menjadi hening.
Aya memutar bola matanya. "Gak pernah," sahutnya atas pertanyaan Cilla yang hampir saja membuatnya melempar pisau ke arah sahabatnya itu.
"Serius gak pernah? Demi apa?" tanya Cilla membulatkan matanya kaget.
Aya menganggukkan kepalanya. "Itu yang tadi mau sekali. Tapi, untung gak jadi," jawabnya dan kembali melanjutkan aktivitas memotong tempenya.
Cilla mengangguk paham dan kembali menaruh kepalanya di atas meja. Kali ini tatapannya mengarah ke arah baskom tempe yang Aya jadikan sebagai tempat menaruh tempe yang habis dia potong-potong.
"Gue juga gak pernah begitu, Ya." Aya tidak menanggapi. "Apa tadi kedatangan gue, Hana, sama Ano merusak momen kesempatan dalam kesempitan?"
Kali ini Aya menatap Cilla kemudian mendengus. "Gak lah. Gue malah merasa berterima kasih karena kalian datang diwaktu yang tepat," jawab Aya dan membawa baskom tempe itu menuju kompor.
Cilla mendesah pelan dan menatap punggung Aya yang sibuk membumbui calon orek tempe.
"Cilla. Tangan gue kebas, tolong masak tempenya jadi orek," ujar Aya tiba-tiba dan sesekali mendengar rintisan.
Cilla cemberut, tapi dia tetap menuruti apa yang Aya minta. Dia mulai berjalan menuju dekat kompor dan tempe yang tadi sudah Aya beri bumbu.
"Gue ke depan ya, Cil. Pengen minta pijit Bu Parmi," ujar Aya yang langsung berjalan menuju teras untuk mencari Bu Parmi.
Di teras Aya celingukan sendiri dan menatap ke arah pintu kamar kos-kosan Mirasena mencari keberadaan Bu Parmi. Hingga sebuah suara membuatnya hampir saja terpeleset.
Untunglah seseorang menarik pinggang Aya, menahan badan gadis itu agar tidak terpeleset dan bisa mengakibatkan urat kakinya berpindah posisi.
Aya terdiam, dadanya bergemuruh di dalam sana. Posisinya dan Gara saat ini sangat menempel membuat jantungnya tak bisa bekerja dengan sebaik mungkin.
"Kak-kak Gara." Aya mendorong dada Gara agar menjauh. Dia membuang muka dan memilih duduk di bangku yang ada di teras rumah laki-laki itu.
"Kamu nyari siapa?" tanya Gara lagi dengan pandangan menatap Aya lekat.
"Bu Parmi. Kemana beliau?" Aya menatap Gara meminta jawaban. Tangannya mulai kerasa kesemutan dan itu membuatnya lemas.
"Ke warung nganterin Hana jajan," jawab Gara.
Aya mengangguk dan menggerakkan tangannya mencoba memijatnya sendiri. Sesekali dia akan meringis.
"Kalau perlu bantuan. Apa salahnya bilang sama saya?" tanya Gara dan berjongkok di hadapan Aya lalu mengambil tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan Mantan [Terbit]
General FictionCERITA 1 "Jangan lupa follow sebelum baca. Kamu happy, aku juga happy." :) [CERITA INI AKAN MEMBUATMU MERASAKAN GREGET DAN BAPER PARAH.] .... Aya harus rela tinggal di kos-kosan milik mantannya yang terkenal cuek. Ingin pindah rasanya pun tidak mu...