➡ Chapture 25

58.9K 7K 241
                                    

Aya menatap Gara dengan tatapan horornya. Dia memperhatikan laki-laki itu yang mengambil selimut dari dalam lemari.

"Kak Gara beneran mau tidur di sini?" tanya Aya ketika Gara sudah duduk di samping Hana yang mulai rebahan. "Bukannya tadi Kak Gara nawarin diri buat tidur di luar? Terus kenapa sekarang ikutan tidur di sini?"

Gara menaikkan sebelah alisnya. "Bukannya kamu juga menawarkan diri buat tidur di sofa?"

Aya memicingkan matanya menatap Gara tak suka. Gara adalah orang yang sangat licik dan pintar bicara membuat lawannya kalah termasuk dirinya.

Gadis itu mendengus sebal kemudian menidurkan tubuhnya di kasur milik Gara. Biar saja Gara tidur di sini, lagi pula di tengah-tengah mereka ada Hana. Dan lebih pentingnya, ini rumah Gara dan dia menumpang di sini karena sahabat biadapnya yang satu itu.

"Hana tidur sekarang ya. Udah malem," ujar Gara dan mematikan lampu kemudian menyalakan lampu tidur di sampingnya dan Aya.

"Bunda peluk Hana dong," pinta gadis kecil itu membuat Aya tersenyum dan langsung memeluk Hana dengan lembut.

"Selamat malam my Princess." Aya mengecup kening Hana dan mengelus lembut rambut gadis kecil itu.

Aya mulai memejamkan matanya, badannya terasa sangat lelah. Apalagi hatinya. Dan malam ini adalah malam yang tidak pernah Aya bayangkan sebelumnya. Tidur satu ranjang dengan Gara dengan Hana yang sebagai anak angkat mereka.

"Hidup gue bener-bener daebak dan membagongkan. Plot twistnya itu loh, bikin gue hampir jantungan. Untung gak beneran." batin Aya merutuki hidupnya.

Posisi awal mereka tidur, Gara yang membelakangi Aya dan Hana. Sedangkan Aya yang memeluk Hana begitu juga dengan Hana.

Tapi, posisi itu kian berubah ketika Hana tiba-tiba terbangun dan kebelet untuk buang air besar. Gadis itu menatap Aya dan Gara yang tampak indah di dalam mimpi masing-masing.

"Entar kalau Hana bangunin Bunda atau Ayah, pasti dimarahin. Ya udah, sendiri aja deh," ujarnya dan turun dari kasur untuk menuju ke kamar mandi dan menyelesaikan misinya.

Ketika Hana kembali, dia melihat Aya yang sudah memonopoli tempat tidurnya tadi. Karena tidak ingin menganggu Aya, gadis kecil itu memilih tidur di samping Aya. Semoga saja tidak terjatuh.

Paginya, Gara yang terbangun duluan karena mendengar adzan subuh berkumandang. Keningnya mengkerut merasakan sesuatu yang berat di sekitar dada dan perutnya.

Gara membuka matanya dan semakin mengerutkan dahinya melihat sebuah tangan yang ada di atas dada, dan kaki yang menindih perutnya.

Laki-laki itu menoleh ke samping, dia mendengus sebal ketika mengetahui siapa pemilik tangan dan kaki tersebut.

"Yaya." Gara mencoba membangunkan Aya, namun gadis itu hanya bergumam tak jelas.

"Yaya." lagi, Gara mencoba membangunkan Aya. Dan Aya menurunkan kaki serta tangannya.

Gara melirik Hana, gadis kecil itu tampaknya masih terlelap. Ketika Gara ingin berdiri, tiba-tiba sebuah tangan memukul dadanya membuat Gara hampir saja jantungan karena kaget. Dia melirik Aya yang mendusel-dusel di sekitar ketiaknya.

Laki-laki itu kembali mendengus sebal. Dia memandangi wajah Aya, dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah gadis itu.

Mungkin saat ini posisi tidur Aya tidak estetik. Gadis itu tertidur dengan kedua mata yang sedikit terbuka serta mulutnya yang terbuka, bahkan terdengar dengkuran halus dari Aya.

Gara terkekeh pelan, jari telunjuknya mendorong dagu Aya membuat mulut gadis itu tertutup.

Aya membuka matanya, dia menatap Gara bingung. Tapi, sedetik kemudian matanya langsung melotot dan badannya menjauh dari Gara, mendorong Hana yang tertidur di belakangnya hingga terjatuh.

Kos-kosan Mantan [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang