Pada dasarnya Yessica Tamara bukanlah sosok murid yang malas, suka bolos , dan hobi telat. Tidak, benar-benar tidak. Buktinya saja, sekarang pagi-pagi setengah 7 begini dia sudah berada disekolah. Bukan bermaksud menyalin atau mengerjakan tugas. Bukan bermaksud ingin tidur lebih awal dikelas. Bukan, entah kenapa hari ini dia ingin sekali untuk pergi ke sekolah.
Berjalan pelan, santai, tanpa adanya paksaan dari sang ketua osis. Chika baru menyadari bahwa sekolahnya ini terlalu indah untuk dilewatkan begitiu saja dari jangkauan matanya.
"Yessica, tunggu."
Baru saja dibahas, sosok ketua osis itu datang lagi. Memanggil Chika dari ujung gerbang. Dan kemudian, dia berlari kecil menghampiri gadis blasteran Indo-Surga itu.
"Iya kak Gito, ada apa?" Chika memalingkan wajahnya ke samping, setelah kehadiran Gito sampai disebelahnya.
"Besok duduk disamping saya ya."
Tiba-tiba saja lelaki itu, mengajak Chika untuk duduk disampingnya. Padahal tak ada angin tak ada hujan. Dan tak tau maksud duduk disampingnya itu dimana.
"Besok?" tentu saja Chika bingung.
"Iya." Gito mengangguk berulang kali.
"Emang ada apa kak?"
"Oh iya, lupa." lelaki itu memukul keningnya pelan.
Gito lupa, pasalnya pengumuman untuk camping sekolah belum diberitahukan ke seluruh siswa. Harusnya sih, sepulang sekolah baru diberitahu.
"Lupa apa kak?" tanya Chika.
Kemudian Gito menjelaskan "Emang sih acaranya mendadak, besok ada camping dari sekolahan, Yessica. Kamu ikut kan?"
"Camping?"
Wajah Chika agak bersemangat mendengar kata camping. Mungkin, ini hal baru baginya yang menantang dan menyenangkan.
"Iya."
Chika menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sembari berpikir apakah orang tuanya mengijinkan dia untuk duduk bersama Gito. Syukur-syukur juga kalo diijinkan berangkat camping "Aku belum tau kak, nanti ijin dulu sama mama papa."
"Kalau diperbolehkan, besok duduk sama saya ya di bis."
"Kan kita beda kelas kak."
Tentu saja, Chika kelas 10 IPA 2. Sedangkan, Gito kelas 12 IPA 3.
"Saya yang atur semua Yessica, kelas kita satu bis."
Enak sekali ya menjadi ketua osis, bisa merencanakan hal yang ingin dia rencanakan untuk sekolah, bisa juga merencanakan hal untuk masalah pribadinya. Apalagi sekedar masalah bis, tenda, dan segala macam menyangkut camping itu. Semua hal mudah bagi Gito.
"Ah gitu ya kak."
"Iya jadi bagaimana?"
"Diliat besok deh kak."
Jawaban aman dari Yessica Tamara. Tidak menolak dan juga tidak memberi harapan.
***
Kali ini, seseorang yang memberi surat dan bunga tulip memiliki tempat baru untuk memberikan barang-barang tersebut kepada Chika yaitu dilaci meja milik perempuan itu sendiri, bukan lagi diloker.
"Gue capek Nan, ada beginian mulu dari kak Gito." ungkap Chika sembari mengeluh.
Bukannya Chika tidak senang ya mendapat itu semua. Tetapi, Vino dan Shani yang terus menanyakan dan mendesak Chika untuk memperkenalkannya pada sosok yang memberi barang-barang tersebut. Membuat Chika semakin malas jika seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULIP [VIKUY] (END)
RomanceYessica Tamara, siswi baru di SMA Jakarta 48 yang terkenal dikalangan kakak kelas dan juga teman seangkatannya karena parasnya yang cantik. Tidak hanya itu, lelaki disekolahnya juga banyak yang terpikat karena otak pintarnya yang dikenal dari SMP se...