Vion mempercepat gerakan mandinya saat mendengar suara handphone berbunyi. Handuk yang tadi digantung kemudian diambilnya dan diusapkan pada rambut yang basah. Tak lupa mengaca agar tampak sedikit lebih oke. Sambil masih memakai celana pendek, tanpa memakai baju apapun. Vion mengangkat telepon itu.
"Yon..." panggil wanita di seberang sana yang sudah duluan menyapa. Dari suara saja sudah ketauan siapa yang menelpon.
"Iya Mir?" tanya Vion. Benar sekali, orang di seberang sana yang sedang menelpon Vion adalah Amirah Fatin. Lagian siapa lagi selain cewek itu yang akan menghubungi dirinya.
"Lo semalem, kok ga ikut nimbrung sih?" seperti biasa, terkadang setiap malam grup line Five Orange selalu ramai. Entah karena Zee yang memulai vidcall, Zahran yang curhat tentang Fiony, atau Mira yang hanya iseng-iseng saja menggibah.
"Gue udah tidur duluan." jawab Vion jujur, karena semalam dirinya memang berjam-jam tidak membuka handphone untuk menyelesaikan berbagai soal-soal di buku. Dan sehabis itu, Vion langsung tidur cepat.
"Yah cupu banget." ledek Mira. Pasalnya, anak itu selama ini tidak pernah tidur cepat, sekalinya tidur cepat paling Vion merasa tidak enak badan atau lagi sakit.
Vion tidak peduli, jika dirinya lelah ya apapun yang tidak penting akan ditinggalkan. "Kenapa emang? Ada yang dibahas?" tanyanya, terdengar seperti ada yang penting saat perbincangan tadi malam.
Mira berdeham "Jadi gue semalem dikasi tau Gito, kalo semisal bakal di adain pentas seni sebelum masa-masa ujian mulai." jadi pentas seni yang biasanya diadakan setiap 1 tahun sekali di SMA Jakarta 48, akan diadakan lagi dengan konsep baru yang setiap tahunnya berbeda. Apalagi ini masa osis yang dipimpin oleh Gito, anak itu pasti akan berjuang maksimal.
"Terus?" Vion tampaknya tak bersemangat, seperti tahun lalu, dirinya juga tak ikut merayakan pentas seni bersama yang lain karena harus menjaga Aiko di rumah sakit.
"Rencananya nanti lo sama Gito yang akan nyanyi." omong kosong macam apa lagi ini yang didengar oleh Vion. Bagaimana teman-temannya bisa menyatukan dirinya dengan Gito, ditengah pergelutan akbar seperti ini. Padahal Mira juga tau, ada suatu permasalahan sengit antara dirinya dan Gito.
Lelaki tanpa baju itu hanya bisa menggelengkan kepala berkali-kali, mengelak perkataan yang Mira ucapkan. "Kok gue sih?" padahal masih ada Zahran atau Zee, bahkan masih banyak perwakilan kelas mereka yang lain.
"Gue sama Zee udah ngakalin lagu yang cocok buat kalian berdua dan Gito setuju kok." bahkan itu hanya persetujuan dari Gito, bukan persetujuan dari Vion juga. Kenapa Mira sudah mencari lagunya segala coba.
"Engga Mir, mending lo aja yang duet deh. Atau anak kelas yang lainnya." Vion tetap kekeh mengelak dan menolak untuk tampil di acara pensi. Karena bukan hanya dirinya yang terlalu malas dilihat oleh banyak siswa tetapi mana ada waktu untuk latihan vokal san semacamnya, yang pastinya akan menyita belajar Vion.
"Di kelas kita yang bisa nyanyi cuma gue, lo, sama Gito doang. Masa gue mulu sih?" benar juga apa yang dikatakan Mira, toh yang bisa nyanyi dikelas mereka hanya anggota Orange, itupun Zahran dan Zee juga tak bisa. Apalagi saat acara apapun, yang ditunjuk jadi perwakilan juga selalu Mira.
Tak hanya mahir bermain gitar tetapi Vion juga mahir dalam vokalnya untuk bernyanyi walau tak terlalu bagus, tapi bolehlah. Namun, entah kenapa Vion selalu saja tidak mau di ajak duet atau karaoke bersama Mira. Karena dirinya juga sadar bahwa Mira akan bisa membawakan lagu dengan lebih baik dibanding dirinya. "Ya gapapa, lo duet tuh sana sama Gito." suruh Vion.
"Engga deh, toh juga gue bakal ditunjuk sama Gito jadi ketua panitia." ternyata alasan Mira tak ingin tampil di pensi kali ini adalah karena Gito yang sudah menunjuknya menjadi ketua panitia. Biasanya ketua panitia pensi itu sendiri adalah ketua osis yang harusnya Gito. Tetapi, karena anak itu banyak sekali aktivitasnya, jadi Gito menyerahkan jabatannya kepada Mira untuk menjadi ketua panitia pensi tahun ini. Walaupun sebenarnya Mira bukan bagian dari osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULIP [VIKUY] (END)
RomanceYessica Tamara, siswi baru di SMA Jakarta 48 yang terkenal dikalangan kakak kelas dan juga teman seangkatannya karena parasnya yang cantik. Tidak hanya itu, lelaki disekolahnya juga banyak yang terpikat karena otak pintarnya yang dikenal dari SMP se...