Day in Jogja

1.7K 201 72
                                    

Mobil Range Rover berwarna putih sudah terparkir tepat di depan rumah Chika. Menampakkan pemuda tampan yang hanya memakai kaos hitam polos dan celana kain berwarna abu-abu gelap. Tak lupa menggunakan kacamata hitam yang biasa ada di dalam mobilnya. Mengisi seluruh ruangan mobil dengan bau parfurm bermerk Axe rasa coklat disana. Menatap kaca spion atas mobil sambil menata rambut model undercutnya yang sedikit tidak rapi. Tak lupa, ritual yang terakhirnya adalah membuka bungkus permen rasa mint dan memakannya.

Dari balik pagar besar, berjalan seorang perempuan dengan tinggi kurang lebih 165 cm. Memakai kaos oversize berwarna putih dengan bawahan celana pendek jeans yang terkesan santai. Rambut yang digulung ke atas membuat perempuan itu tampak menggemaskan. Ia masuk ke dalam mobil Range Rover dan meletakkan tas selempangnya tepat di samping handle mobil. Menengok pada pemuda tampan yang sedari tadi sudah mengamatinya masuk ke dalam mobil. "Lhoh kak Oniel mana?" tanya perempuan tersebut sembari mencari keberadaan kakak sepupunya di dalam mobil. Si pemuda tampan pemilik mata elang menjawab "Oniel ga ikut, masih ngantuk katanya."

Kemarin, Vion berjanji dengan Chika untuk mengajak gadis itu pergi keliling Jogja bersama dengan Oniel. Sepupu Chika itu sebenarnya juga ingin ikut, tetapi karena semalam pulang dari rumah Shani terlalu malam. Alhasil, lebih baik dirinya tidur di rumah saja dan menikmati waktu liburnya untuk rebahan. Sedangkan, Chika malah dibuat canggung karena tidak ada hadirnya Oniel di antara dia dan Vion. "Kita mau kemana Tamara?" tanya lelaki itu menaikkan satu alisnya.

Apa Chika tak salah mendengar, Vion baru saja memanggil dirinya dengan sebutan Tamara. Setelah sekian purnama lelaki itu menghilang dan melenyapkan panggilan kesayangannya pada Chika. Akhirnya, sekarang Vion mengatakan paggilan itu lagi. Chika yang mendengarnya segera, membuang wajah menghadap jendela mobil. Sedikit memincingkan senyuman "Lah tumben pake Tamara lagi, biasanya aja cuma Chika." tuturnya, sengaja tak sambil melihat muka Vion. Karena kupu-kupu di perutnya begitu lincah.

"Kan rindu." gumam Vion sedikit pelan ditambah suara mesin mobilnya yang ia nyalakan. Membuat Chika semakin tidak mendengar "Ha apa kak?" wanita itu mendekatkan telinganya pada mulut Vion. Namun dengan satu tangan besar, telinga Chika sudah di dorong begitu saja oleh lelaki bermata elang. "Gapapa. Ternyata kamu masih sama kayak dulu, tuli." putar malas kedua bola mata Vion, karena Chika tak mendengar ucapannya tadi. "Dih kakak juga sama aja, masih nyebelin." gantian Chika mencubit pergelangan Vion karena lelaki itu baru saja mengejeknya.

Karena merasa sangat sakit, Vion melinting lengan kaosnya sampai terlihat rona berwarna merah "Awww sakit Chika..." rintih lelaki itu meringis kesakitan. Chika yang melihatnya, merasa bersalah dan segera memegang lengan Vion. Ia tiup-tiupkan pada bekas cubitannya tadi. Sedangkan, dirasa sangat memalukan. Vion justru membentaknya "Udah buruan deh, ini kita mau kemana?" mengalihkan pembicaraan agar suasana di dalam mobil tidak begitu canggung.

Tak ada jawaban selama 5 menit dari Chika, gadis itu asyik memutar otaknya. Setelah menemukan ide, barulah ia memberikan saran "Gimana, kalo kakak ngajak aku ke suatu tempat dan ceritain satu persatu tentang bunga tulip itu?" ide licik tiba-tiba saja datang dari Chika. Peristiwa 4 tahun yang lalu, masih membuatnya penasaran. Tentang bunga tulip dan berbagai surat rahasia yang Chika duga jika itu dari Vion. "Bunga tulip? Kamu udah tau?" pria yang merasa kesakitan tadi memasang wajah pura-pura bingungnya.

"Iyalah, tu suara ceweknya aja bocor. Pasti suara kak Oniel ya." cibir Chika mendapat tawa dari Vion. Sebenarnya, ia begitu malu bila mengingat kejadian itu. Apalagi harus menjelaskan semuanya kepada Chika "Jadi gimana? Bisa dimulai ceritanya sekarang?" Chika masih menunggu. "Nanti dulu ya, sabar. Kita masih di depan rumah kamu lho ini, belum jalan." sedari tadi Vion hanya menghidupkan mesin mobil, belum berniat melajukan mobilnya ke suatu tempat. "Nggih mas Vion, monggo..." ucap Chika. Dan akhirnya, Vion menancapkan gas mobilnya untuk pergi dari sana.

TULIP [VIKUY]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang