Sesampai ditempat percampingan kayaknya kurang afdol kalo ga hiking atau menelurusi perbukitan. Mumpung masih hari pertama dan belum keburu gelap, Pak Samsul yang sekaligus menjadi pembina camping hari ini mengumumkan bahwa akan ada hiking. Sebenarnya, camping ini tidak ada jadwal atau apapun, karena diadakan mendadak. Jadi semua kegiatan, diumumkan spontan.
"Sore ini kita akan hiking ya anak-anak." ucap Pak Samsul sembari memegang kumisnya yang menggelintir panjang.
"Yeay!!!" seru beberapa siswa disana yang tampak senang. Namun, ada beberapa siswa juga yang merasa tidak senang.
"Jauh ga pak?" tanya Dhio mengajukan pertanyaan sembari memegang kue bolu.
"Lumayan jauh lah, kurang lebih 1 setengah jam. Itu masih berangkatnya kalo sama pulang ya bisa 3 jam." jawab Pak Samsul.
"Ya ampun pak lama bener." protes Dhio.
"Hei Dhio kamu ini makan aja terus."
"Ya makan lah pak, kalo ga makan nanti pingsan dijalan gimana?"
"Ada-ada aja kamu."
Tanya seorang siswa lain pada pak samsul "Pak, boleh bawa jaket sama minum ga?"
"Boleh lah. Emangnya kayak apa aja ga boleh. Oh iya, Gito sini!" Pak Samsul melambaikan tangannya memanggil sang ketua osis yang sedang sibuk didaerah belakang tenda.
Kemudian, Gito berjalan mendekat "Iya pak, ada apa?"
"Sudah siap untuk undian namanya?"
Kemarin, sebelum berangkat Gito diminta untuk membuat lintingan nama anak-anak kelas 10, 11, dan 12. Ini begitu menguras tenaga sekali baginya. Karena ya walaupun tidak sebanyak murid sekolah lain, tapi jumlah nya juga cukup banyak.
"Udah pak, tapi saya pisah-pisah pak untuk tiga angkatan. Dan sepertinya, ada 2 siswa kelas 10 dan 12 yang hanya berdua didalam 1 regu." Gito sudah menghitungnya kemarin.
"Nah bagus tu, gapapa. Boleh. Yang penting, ada kelompoknya." Pak Samsul pun setuju.
"Oke siap pak."
"Jadi hiking nya kalian dibagi kelompok, dan 1 kelompoknya berisi 3 orang dari berbeda angkatan. Kelas 10,11, dan 12."
"Yah kok gitu." keluh seorang siswa yang tampaknya tidak setuju.
"Ga ada penolakan. Biar kalian makin akrab."
"Yah pak..."
"Saya boleh sama Amirah gak pak?" Dhio pun bertanya lagi. Anak lelaki itu memang tak gencar mengejar cinta Amirah Fatin. Padahal sudah berulang kali terang-terangan ditolak.
"Dhio, kamu ini pacaran aja terus."
"Belum juga jadian pak."
Jawaban Dhio itu lantas mendapat sambutan tawa oleh banyak murid. Ada-ada saja memang.
"Sekarang aja ya saya bagi kelompoknya. Kita undi satu-satu."
"Apa ga kelamaan ya pak?"
"Sepertinya iya sih Git, tapi gapapa. Ga keburu juga kan."
Saat ini, jam menunjukkan pukul 4 sore. Tidak terlalu keburu juga sih, toh ini baru hari pertama.
"Baik pak, biar saya yang undi aja."
Gito memulai mengambil satu-satu lintingan kertas yang dia sudah buat. "Kelompok pertama ada Fiony kelas 10, Indah kelas 11, dan Zahran kelas 12."
"Selanjutnya, kelompok kedua ada Brielle dari kelas 10, Ashel kelas 11, dan Zee kelas 12."
KAMU SEDANG MEMBACA
TULIP [VIKUY] (END)
RomanceYessica Tamara, siswi baru di SMA Jakarta 48 yang terkenal dikalangan kakak kelas dan juga teman seangkatannya karena parasnya yang cantik. Tidak hanya itu, lelaki disekolahnya juga banyak yang terpikat karena otak pintarnya yang dikenal dari SMP se...