Shani mencoba membangunkan Chika yang masih tidur pulas di kamarnya.Wanita paruh baya itu sebenarnya tidak ingin membangunkan Chika tetapi ada hal yang harus dia sampaikan pada anak sulungnya.
"Chika, bangun sayang." Shani mengelus puncak kepala Chika, lembut dan pelan.
Pastinya sentuhan itu akan terasa oleh Chika. Karena anak itu sangat mudah dibangunkan apalagi jika diberi sentuhan oleh mamanya.
Chika berkali-kali mengerjapkan matanya, ia sadar bahwa matahari belum sampai menyorot pada jendela kamar.
"Mah, ini jam berapa?" tanya Chika sambil memposisikan diri untuk duduk disamping Shani.
"Jam 4 subuh." jawab Shani terdengar lirih.
Seseorang yang Chika sebut 'mama' itu seketika memeluk dirinya dan menangis didalam pelukan anaknya. Sedangkan, Chika tidak tahu menahu apa yang menyebabkan Shani menangis hingga tersedu-sedu.
"Mama kenapa nangis?"
Shani langsung menghapus air mata yang jatuh dari kedua bola matanya dan mengatur napas untuk segera menjawab pertanyaan Chika.
"Chika, mama titip rumah ya. Titip adek kamu, nanti kalo mau sekolah berangkat sama Pak Joko ya. Mama udah siapin makanan dibawah tinggal kamu panasin."
Tentu saja, jawaban Shani tidak memberikan maksud dari apa yang ditanyakan Chika.
"Mah, emang mama mau kemana?" pikiran anak bermata coklat itu lantas berakar dan mengarah kemana-mana.
"Papamu Chika..." suara Shani bergetar tidak bisa melanjutkan perkataannya.
Chika yang mendengar itu, merasakan degup jantungnya yang tak karuan "Papa kenapa ma?"
"Papa kamu tiba-tiba kena serangan jantung tadi sehabis sholat tahajud. Mama baru aja dari rumah sakit, habis ini mama kembali ke sana."
Seperti biasa, Vino dan Shani selalu melaksanakan sholat tahajud berdua. Itu hal yang selalu wajib untuk mereka lakukan sebagai sepasang suami istri. Vino adalah kepala keluarga yang tanggung jawab, patuh, dan sholeh.
Ketika selesai tahajud tadi. Vino mendadak terkena serangan jantung dan Shani segera membawa suaminya itu untuk pergi ke rumah sakit. Disana dokter sudah mendiagnosa bahwa Vino terkena penyakit jantung koroner. Lelaki itu sekarang tidak sadarkan diri.
"Ya ampun... Chika ikut ya ma?" mata Chika kini tak bisa berbohong. Pahlawan kesayangannya sejak kecil sekarang sedang terbaring lemah di rumah sakit.
"Ga usah sayang, ini juga masih subuh. Kamu dirumah ya, titip jaga Christian." Shani menitipkan rumah dan anak keduanya pada Chika. Ia berharap anak sulungnya itu dapat diandalkan.
"Iya ma, kabarin Chika kalo ada apa-apa."
"Iya sayang, mama pergi dulu ya."
Shani memeluk Chika erat menandakan bahwa semua akan baik-baik saja.
***
Setelah perbincangan Chika dan Shani tadi subuh, gadis perempuan itu segera mendirikan sholat dan berharap pada Yang Kuasa bahwa Vino dapat terus bertahan hingga melihat dirinya tumbuh menjadi seorang wanita hebat.
Perbincangan Chika dan Tuhan ditutup dengan tangisan, merapalkan doa-doa untuk harapan baik. Diatas sajadah itulah, Chika akhirnya tak sengaja tertidur.
Alarm yang berbunyi pukul 6 pas, sama sekali tidak didengar Chika. Mungkin, matanya begitu lelah karena habis menangis.
"Kak, bangun... Udah jam setengah 7 nih." gugah Christian masuk ke kamar Chika, melihat kakaknya itu masih tertidur sambil menggunakan mukenah. Sedangkan, dirinya sudah siap-siap akan berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULIP [VIKUY] (END)
RomanceYessica Tamara, siswi baru di SMA Jakarta 48 yang terkenal dikalangan kakak kelas dan juga teman seangkatannya karena parasnya yang cantik. Tidak hanya itu, lelaki disekolahnya juga banyak yang terpikat karena otak pintarnya yang dikenal dari SMP se...